Waspada! Jajanan Anak Ini Ternyata Mengandung Mikroplastik yang Berbahaya

Jajanan anak mengandung mikroplastik

Siapa sangka jajanan anak yang terlihat lucu dan menggoda ternyata bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan? Di balik tampilan warna cerah dan rasa yang menggoda, tersembunyi zat berbahaya yang sering luput dari perhatian: mikroplastik.

Mikroplastik bukan hanya ditemukan di laut atau lingkungan tercemar, tapi kini juga telah menyusup ke dalam makanan, termasuk camilan favorit anak-anak. Kondisi ini jelas memprihatinkan karena tubuh anak masih dalam tahap tumbuh kembang yang sangat rentan.

Banyak orang tua mungkin belum menyadari seberapa sering anak mereka mengonsumsi produk yang berpotensi tercemar mikroplastik. Padahal, paparan jangka panjang terhadap partikel plastik ini bisa menimbulkan dampak kesehatan serius.

Artikel ini akan membahas bagaimana mikroplastik bisa masuk ke jajanan anak, contoh makanan yang perlu diwaspadai, dampak kesehatannya, serta langkah-langkah praktis untuk melindungi si kecil dari ancaman ini.

Apa Itu Mikroplastik dan Mengapa Berbahaya?

Mikroplastik berasal dari hasil penguraian plastik besar atau bisa juga berasal dari produk-produk yang memang dibuat dalam bentuk mikro. Ukurannya kurang dari 5 milimeter dan mudah tersebar ke mana-mana, termasuk dalam makanan.

Bahaya utama mikroplastik adalah kandungan bahan kimia beracun seperti ftalat dan bisfenol A (BPA) yang dapat mengganggu hormon dan merusak organ tubuh. Bahkan, penelitian dari World Health Organization (WHO) menunjukkan potensi risiko jangka panjang terhadap sistem kekebalan tubuh dan perkembangan anak.

Bagaimana Mikroplastik Bisa Masuk ke Makanan Anak?

Salah satu jalur utama masuknya mikroplastik ke makanan anak adalah melalui proses pengemasan. Banyak jajanan anak yang dibungkus plastik murah yang tidak tahan panas atau cahaya, sehingga partikel plastik bisa terlepas dan mencemari isinya.

Selain itu, beberapa produk menggunakan bahan tambahan makanan berbasis plastik seperti pengental atau pemanis buatan yang dalam proses produksinya bisa tercemar mikroplastik.

Contoh Jajanan Anak yang Berpotensi Mengandung Mikroplastik

Jajanan mikroplastik

Jajanan Mikroplastik

Permen warna-warni yang dibungkus dalam plastik tipis sering kali menjadi sasaran utama. Ketika terkena panas matahari, plastik pembungkus bisa melunak dan melepas partikel mikroplastik ke dalam permen.

Mi instan anak dalam kemasan mangkuk plastik juga berisiko tinggi, terutama jika diseduh langsung menggunakan air panas. Suhu tinggi bisa memicu pelepasan zat kimia dari plastik ke dalam mi.

Snack keripik dengan taburan keju bubuk yang dikemas dalam aluminium foil juga patut diwaspadai. Beberapa lapisan dalam foil tersebut terbuat dari plastik laminasi yang mudah rusak jika terkena tekanan atau panas.

Minuman berwarna dalam kemasan plastik bening bisa terlihat segar, tapi sering kali menggunakan pewarna sintetis dan pengawet yang memungkinkan tercemarnya produk oleh mikroplastik saat produksi atau penyimpanan.

Fakta Mengejutkan: Mikroplastik Telah Ditemukan di Tinja Anak

Sebuah studi dari Universitas Wina pada 2021 menemukan mikroplastik dalam tinja bayi dan balita. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak hanya terpapar, tetapi tubuh mereka benar-benar telah menyerap dan membuang partikel plastik tersebut.

Jumlah mikroplastik yang ditemukan bahkan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Artinya, sistem pencernaan anak yang masih berkembang menjadi lebih rentan terhadap bahaya partikel asing ini.

Apa Saja Dampak Mikroplastik bagi Kesehatan Anak?

Mikroplastik dapat menyebabkan gangguan hormon yang berujung pada pubertas dini atau gangguan pertumbuhan. Kandungan seperti BPA telah dikaitkan dengan gangguan perkembangan otak dan sistem saraf.

Paparan jangka panjang juga berisiko menyebabkan inflamasi usus dan melemahkan kekebalan tubuh. Anak menjadi lebih mudah sakit dan bisa mengalami alergi kronis tanpa penyebab yang jelas.

Bagaimana Orang Tua Bisa Menghindari Risiko Ini?

Langkah pertama adalah membatasi konsumsi jajanan kemasan yang tidak jelas sumber dan komposisinya. Pilih makanan yang dibungkus dengan bahan ramah lingkungan atau produk yang memiliki label “BPA Free” dan “Food Grade”.

Membiasakan membawa bekal dari rumah dengan wadah stainless atau kaca bisa menjadi solusi praktis. Orang tua juga dapat membuat camilan sehat sendiri di rumah dengan bahan alami dan segar.

Tips Memilih Jajanan Aman untuk Anak

Periksa label komposisi secara teliti dan hindari produk dengan bahan tambahan sintetis berlebihan. Cermati pula jenis kemasan, hindari plastik daur ulang atau plastik yang mudah berubah bentuk saat dipencet.

Pilih jajanan yang telah mendapat sertifikasi keamanan pangan dari BPOM atau lembaga terpercaya lainnya. Hindari membeli jajanan dari toko yang menyimpan makanan dalam suhu atau tempat yang tidak layak.

 

Mikroplastik adalah ancaman nyata yang tersembunyi dalam jajanan anak yang tampak tidak berbahaya. Efeknya terhadap kesehatan anak bisa serius dan berkepanjangan jika tidak diwaspadai sejak sekarang.

Dengan lebih selektif dalam memilih makanan dan kemasan, serta memperbanyak konsumsi makanan alami, orang tua bisa membantu melindungi anak dari paparan zat berbahaya ini. Langkah kecil seperti membawa bekal sehat dan menghindari produk berbahan plastik murah bisa memberi dampak besar di masa depan.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, apalagi jika yang dipertaruhkan adalah kesehatan anak kita. Mulai hari ini, mari waspadai jajanan yang dikonsumsi si kecil dan utamakan yang aman, sehat, dan bersih dari mikroplastik. (Okt)