Duduk Terlalu Lama
Duduk dalam jangka waktu yang lama seringkali dianggap sebagai salah satu kebiasaan yang tidak berbahaya.
Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa terlalu banyak duduk tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi otak secara signifikan.
Dan berikut ini merupakan pemembahasan bagaimana kebiasaan duduk terlalu lama dapat merusak otak dan apa saja solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya.
Berikut ini pun merupakan dampak penting yang perlu diketahui, seperti:
Pentingnya untuk Selalu Memperhatikan Dampak yang Bisa Terjadi pada Saat Duduk Terlalu Lama
Otak membutuhkan pasokan darah yang cukup untuk berfungsi secara optimal. Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi lambat, sehingga mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi ke otak.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan berpikir secara keseluruhan. Kurangnya aliran darah juga bisa memicu rasa kantuk dan kelelahan mental yang berkepanjangan.
Studi menunjukkan bahwa orang yang jarang bergerak lebih rentan terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan demensia.
Duduk terlalu lama dikaitkan dengan peningkatan kadar protein beta-amyloid di otak, yang merupakan salah satu faktor penyebab Alzheimer.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap penyusutan volume otak yang berhubungan dengan penuaan dini dan gangguan kognitif.
Kurangnya aktivitas fisik akibat duduk terlalu lama dapat menyebabkan peningkatan hormon stres seperti kortisol.
Hormon ini, jika terus-menerus dalam kadar tinggi, dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif.
Akibatnya, seseorang bisa lebih mudah merasa cemas, sulit berkonsentrasi, dan mengalami gangguan tidur yang semakin memperburuk kondisi kesehatan otaknya.
Kurangnya aktivitas fisik juga berdampak pada keseimbangan hormon kebahagiaan seperti serotonin dan dopamin.
Akibatnya, seseorang yang sering duduk tanpa aktivitas fisik cenderung mengalami peningkatan risiko depresi dan kecemasan.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Studi juga menunjukkan bahwa orang yang lebih aktif secara fisik memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang cenderung pasif.
Selain meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, kebiasaan duduk terlalu lama juga dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif.
Orang yang jarang bergerak cenderung mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan daya ingat.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya stimulasi mental yang diperlukan untuk menjaga kesehatan otak.
Berikut ini pun bisa menjadi solusi yang bisa dilakukan pada hal tersebut:
Setel alarm atau gunakan aplikasi pengingat untuk berdiri dan bergerak setiap 30 menit. Berjalan sebentar, melakukan peregangan, atau bahkan sekadar berdiri dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otak.
Jika memungkinkan, lakukan beberapa latihan ringan seperti squat atau jumping jacks untuk menjaga tubuh tetap aktif.
Jika memungkinkan, gunakan meja yang bisa disesuaikan untuk berdiri saat bekerja. Hal ini membantu mengurangi waktu duduk dan meningkatkan aktivitas tubuh secara keseluruhan.
Berdiri saat bekerja juga terbukti dapat meningkatkan fokus dan produktivitas kerja.
Olahraga seperti berjalan, berlari, atau yoga dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan menjaga keseimbangan hormon yang berperan dalam fungsi otak yang sehat.
Berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari juga dapat mengurangi risiko gangguan kognitif di masa depan.
Teknik pernapasan dalam dan meditasi dapat membantu mengurangi stres serta meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Latihan ini juga membantu menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang. Cobalah teknik mindfulness atau meditasi singkat selama 5-10 menit setiap hari untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Beberapa perangkat seperti smartwatch memiliki fitur pengingat untuk berdiri dan bergerak. Manfaatkan teknologi ini untuk menjaga kebiasaan hidup sehat.
Selain itu, aplikasi kebugaran juga dapat membantu memantau jumlah langkah harian dan aktivitas fisik yang dilakukan.
Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, omega-3, dan vitamin B dapat membantu menjaga kesehatan otak.
Hindari makanan olahan dan gula berlebih yang dapat memperburuk dampak negatif dari duduk terlalu lama.
Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan otak antara lain ikan berlemak, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan beri.
Interaksi sosial yang baik dapat merangsang aktivitas otak dan membantu menjaga kesehatan pada mental.
Luangkan waktu untuk berbicara dengan teman atau keluarga secara langsung, bukan hanya melalui pesan singkat atau media sosial.
Aktivitas sosial juga dapat mengurangi risiko stres dan depresi akibat terlalu lama duduk sendirian.
Duduk terlalu lama bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat merusak otak dengan berbagai cara.
Oleh karena itu, penting untuk menerapkan kebiasaan bergerak secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, serta mengelola stres dengan baik.
Dengan melakukan perubahan kecil dalam gaya hidup, kita dapat menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Jadi, jangan biarkan kebiasaan duduk terlalu lama merusak otak Anda! Mulailah bergerak sekarang juga agar tetap sehat dan produktif! (ctr)