Viral kisah seorang wanita alami pelecehan di Stasiun Tanah Abang.
Baru-baru ini, kisah seorang wanita alami pelecehan di Stasiun Tanah Abang menjadi viral usai beredar di sosial media.
Kisah seorang wanita sebagai korban pelecehan di Stasiun Tanah Abang tersebut direkam oleh pengemudi taksi online yang mengantarnya dari stasiun pada Rabu, 2 April 2025 lalu pukul 19.55 WIB.
Video curhatan wanita yang mengaku baru mengalami pelecehan di Stasiun Tanah Abang ini disebarkan oleh akun Instagram pengemudi, yaitu @indra_papsky.
Dalam video tersebut, awalnya korban masuk ke dalam mobil setelah pengemudi taksi tiba di stasiun.
Tak lama, ia menangis dan bercerita kepada pengemudi bahwa dirinya menjadi objek fantasi seksual seorang laki-laki saat berada di stasiun.
“Apes banget kayaknya hari ini, ya. Tadi kan pas aku mau turun eskalator, aku gak nyadar ada cowok di belakang aku, trus dia muntahin pej* nya dia di celana, celana belakang,” ujar korban.
Usai menyadari kejadian tersebut, wanita yang menjadi korban pelecehan tersebut mengungkap sempat meminta pihak KAI untuk memutarkan rekaman CCTV kejadian.
Namun, pihak KAI di Stasiun Tanah Abang justru memberikan arahan kepada korban untuk mendatangi Stasiun Djuanda.
“Terus aku bilang sama pihak dari KAI, katanya kalau mau puter CCTV harus ke Stasiun Djuanda. Aduh, aku pusing banget,” tutur korban sembari menangis.
Korban tampak panik dan shock. Bahkan, dengan nada gemetar, ia meminta tissue kepada pengemudi taksi untuk membersihkan air mani pelaku di celananya.
Unggahan video rekaman tersebut kini telah beredar luas di beberapa sosial media hingga memunculkan beragam respons dari netizen.
“Kasian cewenya pasti trauma banget,” komentar netizen.
“Kenapa gak dipermudah aja buat cek CCTV-nya, harus ke Djuanda dulu ribet,” komentar netizen lain.
“Harusnya bisa langsung ditangkep dong sama pihak security, kan sudah termasuk pelecehan. Pelecehan bukan hanya di dalam gerbong doang. Harusnya kalau masih di dalam kawasan KAI itu masih tanggung jawab KAI juga,” komentar netizen lainnya.
“Ini nih yang bikin orang trauma naik angkutan umum,” komentar lain.
Di samping itu, tidak sedikit pula netizen yang menandai akun Instagram KAI hingga berkomentar di unggahan terakhir KAI untuk diminta solusi profesional atas kejadian pelecehan tersebut.
Pihak KAI menuturkan telah mengantongi terduga pelaku pelecehan di Stasiun Tanah Abang.
Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menyampaikan pihaknya telah bertindak cepat atas kejadian pelecehan seksual di Stasiun Tanah Abang.
Dengan bekal laporan yang ada, pihak KAI segera menuju lokasi kejadian untuk mencari pelaku terkait.
Sayangnya, pelaku tidak ditemukan dan korban pun telah meninggalkan area stasiun.
“Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan penelusuran melalui system CCTV Analytic untuk melacak terduga pelaku,” ucap Leza Arlan dalam keterangannya, Minggu, 6 April 2025.
Dari hasil penelusuran, Leza menyatakan telah mengantongi sosok terduga pelaku.
Terduga disinyalir melakukan tindak pelecehan kepada korban dari turun kereta hingga hall bawah stasiun.
Terduga pelaku terus mengikuti dan berjalan di belakang korban sampai terekam kejadian yang mencurigakan.
KAI Commuter mengambil langkah tegas dengan memasukkan terduga pelaku dalam system CCTV Analytic untuk memberikan notifikasi bila sewaktu-waktu ia masuk ke area stasiun kembali.
Adapun KAI juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati dan tetap waspada terhadap situasi di lingkungan sekitarnya.
“Kami juga berharap kepada seluruh pengguna yang melihat atau menjadi korban untuk tidak takut berteriak atau meminta bantuan pengguna lain atau segera melaporkannya kepada petugas. Berani Speak Up,” ujar Leza Arlan.
Pada dasarnya, insiden yang terjadi di Stasiun Tanah Abang ini bukanlah kasus pertama.
Kasus pelecehan seksual sejatinya menjadi persoalan serius di Indonesia.
Banyak persoalan pelecehan seksual yang terjadi pada wanita saat berada di ruang publik, termasuk stasiun, halte, dan kendaraan umum.
Namun, sebagian besar dari para korban memilih tidak melaporkan, karena takut, malu, atau tidak percaya pada sistem.
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak korban yang belum berani speak up dan sistem perlindungan hukum terhadap korban pun masih kurang kuat.
Insiden pelecehan di Stasiun Tanah Abang menjadi pengingat penting bahwa keamanan penumpang, terutama perempuan, harus menjadi prioritas utama dalam layanan transportasi publik.
Tindakan tegas dari pihak KAI Commuter dan dukungan publik terhadap korban menjadi langkah positif untuk menciptakan ruang publik yang lebih aman dan nyaman.
Pihak berwenang dan operator transportasi harus terus meningkatkan sistem pengawasan, serta memberikan edukasi agar pelecehan seksual tak lagi menjadi “normal” dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah, informasi kejadian viral mengenai seorang wanita yang mengalami pelecehan seksual di Stasiun Tanah Abang.
Untuk meminimalisir kejadian serupa, sejumlah langkah pencegahan dapat dilakukan oleh penumpang, seperti selalu waspada terhadap sekitar dan segera laporan jika mengalami atau menyaksikan pelecehan.
Pasalnya, korban dapat diberikan bantuan penanganan, baik terkait hukum untuk pelaku maupun kondisi psikologis korban yang terguncang.
Video viral atas kisah seorang wanita alami pelecehan di Stasiun Tanah Abang ini hingga saat ini masih mendapat atensi publik dengan jumlah penayangan 2,6 juta dan 2 ribu lebih komentar. (fam)