Terungkap! 59 Titik Ladang Ganja Tersembunyi di Bromo Terekam Kamera Drone

Drone mengungkap 59 titik ladang ganja di bromo, merusak 1 hektar lahan. kasus ini disidangkan, mengancam ekosistem taman nasional.

Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali mengungkap fakta mengejutkan mengenai adanya ladang ganja yang tersembunyi di dalam kawasan konservasi tersebut.

Bantuan teknologi canggih berupa kamera drone mengungkap penemuan yang tidak terduga, yaitu 59 titik ladang ganja yang tersebar di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Penemuan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat kawasan tersebut adalah bagian dari kawasan taman nasional yang seharusnya terjaga kelestariannya.

Penemuan ladang ganja di Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengundang perhatian besar, baik dari masyarakat maupun pihak berwenang.

Dalam sidang kasus yang digelar di Pengadilan Negeri Lumajang pada 18 Maret 2025, jaksa menghadirkan sejumlah saksi yang memberikan keterangan tentang penemuan tersebut.

Sidang ini turut menghadirkan tiga saksi yakni Yunus selaku Kepala Resort Senduro, Untung yang bertugas sebagai Polisi Hutan, serta Edwy yang merupakan staf kantor Balai Besar TNBTS.

Ladang Ganja yang Tersembunyi di Bromo

Menurut Kepala Bidang Wilayah II TNBTS, 59 titik ladang ganja ditemukan di kawasan TNBTS melalui bantuan drone yang digunakan oleh petugas untuk melakukan pemantauan di area yang cukup sulit dijangkau.

“Untuk lokasi ladang ganja yang ditemukan oleh petugas ada 59 titik yang berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang,” ujar Decky Hendra dalam keterangannya.

Ke-59 titik ladang ganja ini memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari yang terkecil dengan luas sekitar 4 meter persegi hingga yang terbesar dengan luas mencapai 16 meter persegi.

Secara keseluruhan, ladang ganja yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut mencakup area sekitar 1 hektar.

Hal ini tentu saja menjadi bukti bahwa praktik penanaman ganja ilegal telah merambah ke dalam kawasan yang seharusnya dilindungi demi kelestarian alam dan keberagaman hayati.

Keberadaan ladang ganja di kawasan TNBTS tentunya menimbulkan kekhawatiran terkait kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut.

Menurut Decky Hendra, lokasi ladang ganja ditemukan di habitat alami yang seharusnya dipenuhi dengan tanaman asli seperti semak belukar, pohon pinus, dan cemara.

Selain itu, kawasan tersebut juga merupakan rumah bagi beberapa spesies hewan liar yang sering dijumpai, seperti lutung, rusa, dan ayam hutan.

Penanaman ganja yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut sangat berpotensi merusak keseimbangan ekosistem.

Aktivitas ilegal ini bukan hanya mengancam keberlangsungan flora dan fauna, tetapi juga dapat merusak keanekaragaman hayati yang menjadi ciri khas kawasan TNBTS.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan ilegal seperti ini dapat berdampak negatif dalam jangka panjang, baik bagi kelestarian alam maupun bagi masyarakat.

Bantuan teknologi berupa drone yang digunakan untuk memantau kawasan TNBTS terbukti sangat efektif dalam mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi.

Dengan kemampuan kamera drone yang canggih, petugas TNBTS dapat melakukan pemantauan secara lebih mendalam di area-area yang sulit dijangkau oleh petugas secara langsung.

Selain itu, teknologi ini juga membantu dalam mendeteksi berbagai aktivitas ilegal yang berpotensi merusak Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Penggunaan drone ini semakin menunjukkan betapa pentingnya teknologi dalam upaya pelestarian Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Selain digunakan untuk mendeteksi ladang ganja ilegal, teknologi drone juga dapat digunakan untuk memantau pergerakan satwa liar, serta melacak kegiatan ilegal lainnya di kawasan konservasi.

Dengan demikian, drone dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam menjaga kelestarian taman nasional seperti Gunung Bromo Tengger Semeru.

Penegakan Hukum Kasus Ladang Ganja TNBTS

Penegakan hukum kasus ladang ganja tnbts

Penegakan Hukum Kasus Ladang Ganja TNBTS

Setelah terungkapnya keberadaan ladang ganja tersebut, pihak berwenang tentunya akan mengambil tindakan tegas untuk menanggulangi permasalahan ini.

Salah satu langkah yang diambil adalah melalui persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Lumajang, yang bertujuan untuk memproses hukum mereka yang terlibat.

Sidang ini merupakan bagian dari upaya untuk menegakkan hukum dan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan lingkungan.

Penegakan hukum terhadap kegiatan ilegal seperti penanaman ganja di kawasan konservasi sangat penting untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah kerusakan yang lebih parah.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memahami betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh tindakan-tindakan yang merusak alam, seperti Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terkenal di Indonesia.

Keindahan alamnya yang memukau dan keberagaman hayatinya yang melimpah menjadikannya sebagai salah satu kawasan yang perlu dilindungi dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menjaga kelestarian kawasan ini dari berbagai ancaman, termasuk dari kegiatan ilegal seperti penanaman ganja.

Dengan penggunaan teknologi yang semakin maju, diharapkan pengawasan terhadap kawasan TNBTS dapat semakin efektif.

Penerapan teknologi canggih seperti drone dapat mempercepat deteksi dan penanganan masalah yang timbul, sehingga kerusakan ekosistem dapat diminimalisir.

Selain itu, kolaborasi antara pihak berwenang, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya juga menjadi kunci dalam menjaga kelestarian alam di kawasan Taman Nasional.

Penemuan 59 titik ladang ganja di Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru yang terungkap melalui pemantauan dengan drone menjadi sebuah peringatan.

Keberadaan ladang ganja ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berpotensi menambah beban dalam upaya pelestarian alam yang sudah dihadapi oleh pihak berwenang.

Dengan penegakan hukum yang tegas dan penggunaan teknologi canggih, diharapkan permasalahan serupa dapat ditangani dengan lebih efektif di masa depan.

Semua pihak harus berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam, demi keberlanjutan ekosistem dan masa depan Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru yang lebih baik. (WAN)