Terlalu banyak konsumsi protein bisa berbahaya! Kenali dampaknya agar tetap sehat dan seimbang.
Protein merupakan salah satu makronutrien penting yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan, mendukung fungsi enzim dan hormon, serta menjaga massa otot.
Namun, konsumsi protein yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.
Banyak orang yang menganggap bahwa semakin banyak protein yang dikonsumsi, semakin baik untuk tubuh.
Padahal, keseimbangan asupan nutrisi tetap menjadi faktor utama dalam menjaga kesehatan secara optimal.
Kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan.
Menurut rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI, asupan protein yang dianjurkan adalah sekitar 0,8–1,2 gram per kilogram berat badan per hari untuk orang dewasa.
Atlet atau mereka yang aktif berolahraga dapat membutuhkan lebih banyak, yakni hingga 1,6–2 gram per kilogram berat badan.
Meskipun protein sangat dibutuhkan tubuh, konsumsi yang melebihi kebutuhan harian dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.
Protein memang penting, tapi jangan berlebihan! Jaga pola makan agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari risiko kesehatan.
Salah satu risiko utama dari konsumsi protein yang berlebihan adalah meningkatnya beban kerja ginjal.
Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dari metabolisme protein, seperti urea dan kreatinin.
Jika seseorang mengonsumsi protein dalam jumlah tinggi secara terus-menerus, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat-zat sisa tersebut.
Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah ginjal sebelumnya.
Metabolisme protein memerlukan lebih banyak air dibandingkan dengan metabolisme karbohidrat atau lemak.
Proses pemecahan protein menghasilkan nitrogen berlebih yang harus dikeluarkan melalui urine.
Jika asupan protein tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi air yang cukup, tubuh bisa mengalami dehidrasi.
Gejala dehidrasi meliputi kelelahan, sakit kepala, kulit kering, serta gangguan fungsi organ dalam jangka panjang.
Konsumsi protein berlebihan, terutama dari sumber hewani yang rendah serat seperti daging merah dan produk olahan, dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Banyak orang yang mengalami sembelit atau gangguan pencernaan lainnya akibat rendahnya asupan serat dalam diet tinggi protein.
Oleh karena itu, penting untuk tetap mengonsumsi makanan yang kaya serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian guna menjaga kesehatan pencernaan.
Diet tinggi protein yang didominasi oleh sumber hewani seperti daging merah dan produk olahan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan lemak jenuh dalam tubuh.
Hal ini bisa berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein dalam jumlah tinggi dari sumber hewani berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan protein dari sumber nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.
Saat seseorang terlalu fokus mengonsumsi protein dalam jumlah tinggi, sering kali mereka mengabaikan asupan nutrisi lainnya, seperti karbohidrat dan lemak sehat.
Padahal, tubuh membutuhkan keseimbangan nutrisi agar dapat berfungsi dengan optimal.
Kekurangan karbohidrat, misalnya, bisa menyebabkan energi tubuh menurun dan gangguan metabolisme, sedangkan kekurangan lemak sehat dapat berdampak buruk pada kesehatan otak dan sistem hormonal.
Protein dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium melalui urine.
Jika tidak diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup, hal ini dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dalam jangka panjang dan meningkatkan risiko osteoporosis.
Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara protein dan kalsium dalam pola makan harian.
Meskipun diet tinggi protein sering dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam jangka pendek, konsumsi protein yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan kalori dapat menyebabkan penumpukan lemak dan kenaikan berat badan.
Kalori yang berasal dari protein yang tidak digunakan oleh tubuh akan disimpan sebagai lemak, sehingga dapat berkontribusi terhadap obesitas jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai.
Agar tetap mendapatkan manfaat dari protein tanpa mengalami efek sampingnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Protein memang merupakan nutrisi penting yang diperlukan tubuh, tetapi konsumsi yang berlebihan dapat membawa berbagai risiko kesehatan.
Gangguan fungsi ginjal, dehidrasi, masalah pencernaan, peningkatan risiko penyakit jantung, serta gangguan keseimbangan nutrisi adalah beberapa efek negatif yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi protein dalam jumlah yang sesuai dan tetap menjaga pola makan yang seimbang agar kesehatan tubuh tetap optimal.(vip)