Superman 2025: Tayang Global 11 Juli 2025

Superman 2025
KLIKBERITA24.COM - Langit menjingga ke arah merah. Sisa-sisa bangunan membatu dalam gelap. Di antara puing-puing yang masih berasap, sebuah siluet menembus kabut.
Kamera memutar pelan, menyorot seorang pria berjubah merah yang berdiri menentang angin. Matanya bukan menatap ancaman, tapi pada secercah harapan yang hampir padam.
Ia bukan siapa-siapa, tapi juga bukan sekadar manusia. Ia Superman.
Namun ini bukan Superman seperti yang dulu dikenal. Bukan tokoh berkostum cerah yang menyelamatkan kucing dari dahan.
Ini adalah sosok yang bertanya pada dirinya sendiri, tentang siapa ia, apa yang diyakininya, dan di mana tempatnya dalam dunia yang berubah dengan begitu cepat.
Jadwal Tayang Superman 2025
Superman terbaru yang diproduksi oleh Warner Bros. Discovery dan DC Studios, dijadwalkan tayang 11 Juli 2025, bukan semata cerita tentang menyelamatkan dunia.
Ia justru menyorot dunia itu sendiri. Dunia yang di dalamnya kita berharap seseorang, entah siapa masih percaya pada nilai-nilai kebaikan.
Sebelum sang pahlawan bisa kembali ke layar perak, ia lebih dulu harus menghadapi tantangan di luar imajinasi: ruang sidang.
Keluarga dari Joe Shuster, salah satu pencipta Superman tahun 1938, menuntut kejelasan hak cipta yang mereka klaim telah diabaikan selama bertahun-tahun.
Gugatan itu bahkan nyaris membuat film ini batal tayang di beberapa negara seperti Kanada dan Inggris.
Perselisihan hukum tersebut menggantungkan nasib Superman pada serangkaian proses yudisial yang pelik, melintasi perbedaan hukum internasional.
Baru pada April lalu, pengadilan di New York memutuskan untuk menolak gugatan tersebut, membuka jalan bagi kembalinya Superman ke pangkuan penonton dunia.
Meskipun persoalan hukum belum sepenuhnya tuntas, satu hal menjadi terang: karakter ini telah tumbuh terlalu besar untuk dibatasi oleh ayat-ayat pasal semata.
Dalam nafas baru semesta DC yang kini dipimpin James Gunn, film ini menjadi pondasi awal dari segalanya.
Gunn, yang dikenal lewat keberaniannya dalam Guardians of the Galaxy dan The Suicide Squad, mengambil alih kendali penuh sebagai arsitek naratif.
Peran Superman kini dimainkan oleh David Corenswet. Aktor muda ini mengaku sempat diliputi keraguan ketika pertama kali mengenakan jubah merah itu.
“Saya takut tidak cukup kuat,” katanya dalam satu wawancara.
Keraguan itu justru menjadi inti dari interpretasi barunya bahwa kekuatan Superman tidak terletak pada kesempurnaan, tapi pada keyakinan yang terus diperjuangkan.

Cuplikan dari Trailer Superman 2025
Lex Luthor, musuh bebuyutan Superman, diperankan oleh Nicholas Hoult. Namun tokoh ini tak lagi hanya digambarkan sebagai sosok botak penuh kebencian.
Ia kini hadir sebagai refleksi dari dunia modern: pintar, penuh strategi, dan skeptis terhadap ide bahwa ada manusia yang benar-benar tulus dan baik.
Dalam pendekatan James Gunn, Superman bukan alien yang belajar menjadi manusia, melainkan manusia yang mencoba mengingatkan dunia bagaimana seharusnya menjadi manusia.
Bukan dewa yang membawa mukjizat, tapi seorang anak petani dari Kansas yang percaya bahwa harapan bukan sekadar fantasi.
Film ini menghindari gelapnya dunia seperti yang ditampilkan dalam Batman v Superman, tapi juga tidak larut dalam nostalgia ringan seperti era Christopher Reeve.
Ada luka, tawa, dan keraguan. Namun yang lebih penting, ada dialog tentang kemanusiaan yang tidak selesai hanya dengan pertarungan, tapi dengan pemahaman.
Di era yang dibanjiri kabar palsu, algoritma media sosial, dan konflik global, kehadiran Superman kembali menjadi relevan.
Film ini seakan bertanya pada penonton: apakah masih ada tempat untuk idealisme? Apakah percaya pada kebaikan masih punya ruang di tengah dunia yang memaksa kita untuk sinis?
Superman tidak hanya hidup di dalam cerita. Ia adalah refleksi dari American Dream, namun juga simbol dari kompleksitas warisan budaya pop Amerika.
Gugatan dari keluarga Shuster membuka mata bahwa di balik kekuatan besar, ada sejarah panjang tentang kepemilikan, penciptaan, dan harga yang dibayar oleh para pencetus.
Dengan begitu, film ini melampaui sekadar tontonan aksi. Ia hadir sebagai refleksi dan perlawanan: terhadap dominasi industri hiburan, terhadap narasi tunggal, dan terhadap ilusi keadilan.
Superman 2025, pada akhirnya, adalah cermin. Bagi mereka yang tumbuh bersama karakter ini, film ini membangkitkan kenangan lama yang hangat. Bagi generasi baru, ia membuka pintu pada semesta yang lebih manusiawi.
Dan saat kita menatap layar, melihat sosok itu kembali terbang di bawah langit merah, ada rasa yang membekas: bahwa dunia belum sepenuhnya gelap.
Bahwa harapan, meski retak, belum punah. Bahwa ada pahlawan yang tidak datang untuk menyelamatkan, tapi untuk mengingatkan kita masih bisa memilih untuk percaya. (ctr)