Sinopsis A Normal Woman, Kisah Wanita yang Terjebak Penyakit Misterius

Film 'a normal woman'

KLIKBERITA24.COM - Film A Normal Woman mengisahkan perjalanan seorang perempuan yang harus menghadapi sebuah penyakit misterius, sekaligus tekanan sosial dan keluarga yang menambah berat beban hidupnya.

Disutradarai oleh Lucky Kuswandi, film thriller psikologis ini berhasil mencuri perhatian banyak penonton.

Setelah tayang di Netflix, A Normal Woman berhasil menduduki posisi pertama dalam daftar Top 10 Movies in Indonesia, menjadikannya salah satu film yang sangat dinantikan.

Sinopsis Film A Normal Woman

Milla (Marissa Anita) dikenal sebagai seorang sosialita modern dengan kehidupan serba mewah dan tenang. Sebagai istri dari Jonathan (Dion Wiyoko), seorang pengusaha sukses, kehidupan mereka dianggap sempurna oleh banyak orang.

Namun, di balik penampilan yang sempurna itu, terdapat kenyataan yang jauh dari indah. Kehidupan rumah tangga Milla mulai terguncang ketika ia mengalami gangguan kulit yang misterius.

Luka kecil di telapak kakinya semakin menyebar, mulai dari kaki hingga akhirnya mengubah penampilannya, bahkan sampai ke wajah.

Jonathan dikejutkan oleh perubahan drastis pada wajah Milla yang membuatnya hampir tidak mengenali istrinya sendiri.

Penyakit ini menambah rumit situasi Milla, yang semakin diperburuk dengan sikap ibu mertuanya, Liliana (Widyawati).

Liliana menuduh Milla sebagai pembawa sial bagi keluarga, merasa bahwa Milla tidak mampu menjalankan peranannya sebagai istri yang baik.

Lebih dari itu, Liliana bahkan mencurigai Milla terserang penyakit aneh akibat pengaruh mistis, karena Milla jarang ke gereja.

Kondisi Milla semakin tertekan, ditambah lagi dengan ketidakmampuannya untuk menemukan pengobatan yang tepat.

Berbagai upaya medis dan spiritual yang ia coba tidak membuahkan hasil, dan penyebab penyakitnya tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Di tengah situasi yang semakin memburuk, hadirnya orang ketiga dalam pernikahannya menambah beban psikologis yang harus dihadapi Milla.

Hubungan yang tadinya tampak ideal kini menjadi semakin rapuh, dan Milla merasa semakin terasingkan.

Namun, sebuah pertemuan dengan Irah, pengasuh yang telah mengasuhnya sejak kecil, menjadi titik balik dalam hidupnya. Irah menyebut nama “Grace”, yang kemudian membangkitkan ingatan Milla akan masa lalu yang selama ini terkubur.

Proses pencarian jati diri Milla menjadi inti dari cerita A Normal Woman. Dalam perjalanan ini, Milla menggali lebih dalam identitas dirinya yang sebenarnya, serta rahasia-rahasia yang selama ini disembunyikan oleh keluarganya.

Film ini tidak hanya mengangkat isu psikologis, tetapi juga menyoroti tekanan sosial yang sering kali membebani perempuan masa kini.

Fakta Menarik Tentang A Normal Woman

A normal woman

Fakta Menarik Tentang Film “A Normal Woman”

Film A Normal Woman bukan hanya sekadar drama keluarga biasa. Dengan pendekatan visual yang unik, tema yang kompleks, dan karakter-karakter yang mendalam, film ini mampu menyuguhkan pengalaman yang menyentuh banyak orang.

Lucky Kuswandi, penulis sekaligus sutradara film ini, mengaku bahwa ia terinspirasi oleh karya-karya seperti Rebecca garapan Alfred Hitchcock dan novel Jane Eyre karya Charlotte Brontë, yang seringkali menggambarkan perempuan yang terperangkap dalam ruang penuh ancaman.

Selain itu, untuk memperdalam konteks cerita, Lucky melakukan riset mengenai penyakit misterius dan nyeri kronis, seperti autoimun, yang seringkali sulit untuk didiagnosis dan dipahami.

Menurutnya, banyak orang yang hidup dalam kondisi sosial yang tidak sehat, yang secara tidak sadar menjauhkan mereka dari jati diri sejati mereka sebagai manusia.

Salah satu aspek yang paling menarik dari film ini adalah kritik terhadap ekspektasi usang terhadap perempuan.

Dalam film ini, Liliana, ibu mertua Milla, memiliki pandangan bahwa seorang perempuan harus senantiasa memenuhi kebutuhan suami, mertua, dan anak-anaknya.

Pemikiran seperti ini dianggap normal pada generasi sebelumnya. Namun, bagi Milla dan putrinya, Angel (diperankan oleh Mima Shafa), pandangan tersebut mulai dianggap sebagai bentuk penindasan yang tidak bisa diterima lagi di era sekarang.

A Normal Woman juga menggambarkan konflik antargenerasi mengenai relevansi norma-norma sosial masa lalu di kehidupan masa kini.

Proses pencarian jati diri Milla dan putrinya, Angel, menjadi aspek penting dalam film ini. Milla berada dalam fase hidup yang penuh tekanan dan merasa kehilangan dirinya sendiri.

Sementara itu, Angel, yang masih remaja, berjuang untuk menerima tubuhnya dan membangun citra diri yang positif.

Dinamika antara ibu dan anak ini menambah kedalaman dalam cerita, menjadikannya lebih menggugah dan penuh makna.

Pemeran Utama dalam A Normal Woman

Para pemain a normal woman

Para Pemain A Normal Woman

Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris berbakat. Marissa Anita memerankan Milla, sementara Widyawati memainkan peran ibu mertua yang keras, Liliana.

Mima Shafa tampil sebagai Angel, putri Milla, dan Dion Wiyoko berperan sebagai Jonathan, suami Milla yang menghadapi dilema besar.

Selain itu, beberapa tokoh pendukung juga menambah warna dalam film ini, seperti Alvin Adam sebagai Dr. Garry, Fadi Alaydrus sebagai Royhan, dan Jasmine Laura Arendsen sebagai Grace.

Film A Normal Woman mengangkat tema tentang tekanan sosial yang dihadapi oleh perempuan, terutama dalam menghadapi ekspektasi keluarga dan masyarakat.

Melalui karakter Milla dan putrinya, film ini menggambarkan perjalanan pencarian jati diri di tengah berbagai masalah pribadi dan sosial.

Bukan hanya sebuah film psikologis, tetapi juga sebuah karya yang menyentuh hati, mengajak penonton untuk berpikir tentang norma-norma sosial yang sering kali membatasi potensi dan kebebasan perempuan. (ctr)