Penyebab Sakit Jantung di Usia Muda
Nyeri dada adalah salah satu gejala yang sering membuat orang panik. Wajar saja, karena nyeri di dada sering dikaitkan dengan serangan jantung yang bisa berakibat fatal.
Tapi, tahukah kamu bahwa tak semua nyeri dada disebabkan oleh masalah jantung?
Salah satu penyebab paling umum dari nyeri dada adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), atau yang lebih dikenal dengan penyakit asam lambung.
Masalahnya, gejala GERD dan serangan jantung bisa sangat mirip. Keduanya bisa menyebabkan rasa nyeri di dada, rasa tertekan, dan bahkan menjalar ke lengan atau punggung.
Karena itu, penting untuk bisa membedakan keduanya agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan antara nyeri dada akibat GERD dan nyeri dada akibat serangan jantung.
perbedaan antara nyeri dada akibat GERD dan nyeri dada akibat serangan jantung.
GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan karena otot katup antara lambung dan kerongkongan (sfingter esofagus bawah) tidak menutup dengan baik.
Hal ini menyebabkan iritasi dan rasa terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn.
Gejala GERD umumnya muncul setelah makan besar, berbaring setelah makan, atau konsumsi makanan yang memicu naiknya asam lambung seperti makanan pedas, berlemak, kopi, dan cokelat.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat, biasanya karena penumpukan plak kolesterol di arteri koroner.
Ketika suplai oksigen ke jantung terhenti, sel-sel jantung mulai mati, dan inilah yang menyebabkan nyeri dada yang khas.
Serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang harus ditangani secepat mungkin karena bisa menyebabkan kerusakan jantung permanen atau bahkan kematian.
GERD: Nyeri biasanya terasa di tengah dada, di belakang tulang dada (sternum), dan seringkali menjalar ke tenggorokan. Rasa nyerinya seperti terbakar atau panas.
Serangan Jantung: Nyeri terasa di tengah atau sisi kiri dada, bisa menjalar ke bahu kiri, lengan, leher, punggung, atau bahkan rahang. Rasa nyerinya lebih seperti ditekan, sesak, atau seperti tertimpa benda berat.
GERD: Muncul setelah makan besar, berbaring, atau makan makanan tertentu. Nyeri bisa memburuk saat membungkuk atau tidur telentang.
Serangan Jantung: Bisa terjadi kapan saja, bahkan saat istirahat. Tidak selalu berhubungan dengan makanan atau aktivitas tertentu.
GERD: Nyeri bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, dan sering mereda setelah minum antasida atau berdiri tegak.
Serangan Jantung: Nyeri berlangsung lebih dari 10 menit, tidak membaik dengan perubahan posisi atau obat pereda nyeri biasa.
GERD:
Serangan Jantung:
GERD: Nyeri biasanya membaik setelah mengonsumsi obat penetral asam lambung seperti antasida.
Serangan Jantung: Nyeri tidak membaik dengan antasida dan memerlukan penanganan medis segera, seperti nitrogliserin atau intervensi medis darurat.
GERD: Sering dialami oleh penderita maag, orang dengan pola makan tidak teratur, atau yang memiliki gaya hidup tidak sehat (merokok, stres, konsumsi kopi berlebihan).
Serangan Jantung: Lebih umum pada penderita kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, perokok berat, dan orang dengan riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
GERD: Bisa dialami oleh semua usia, termasuk anak muda.
Serangan Jantung: Lebih umum pada pria di atas usia 45 tahun dan wanita di atas usia 55 tahun, namun bisa terjadi lebih muda tergantung faktor risiko.
Karena gejala nyeri dada bisa sangat membingungkan, selalu anggap serius setiap nyeri dada yang tidak biasa, apalagi jika disertai sesak napas, keringat dingin, atau pusing.
Segera ke rumah sakit atau panggil ambulans jika kamu curiga mengalami serangan jantung.
Jika dokter telah memastikan bahwa nyeri dada disebabkan oleh GERD, maka kamu bisa mengelola kondisi ini dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan.
Jika penyebab nyeri dadamu adalah GERD, berikut beberapa langkah untuk menguranginya:
Memang sulit membedakan antara GERD dan serangan jantung tanpa pemeriksaan medis.
Karena itu, jangan mendiagnosis sendiri! Jangan anggap enteng nyeri dada hanya karena kamu merasa masih muda atau tidak punya riwayat jantung.
Lebih baik dikatakan “waspada berlebihan” daripada menyesal karena mengabaikan gejala yang serius.
Meskipun GERD merupakan penyebab umum dari nyeri dada, serangan jantung tetap harus diwaspadai. Dengan memahami perbedaan gejalanya, kamu bisa lebih waspada dan mengambil tindakan yang tepat.
Kalau kamu atau orang terdekatmu mengalami nyeri dada yang mencurigakan, jangan ragu untuk segera ke dokter atau IGD. Lebih cepat tertangani, lebih besar peluang sembuh dan selamat!(taa)