Seleksi Masuk PTKIN dan PTN! Kemenag Siapkan 92 Ribu Kursi Tahun Ini

Seleksi masuk ptkin dan ptn! kemenag siapkan 92 ribu kursi tahun ini

Kementerian Agama (Kemenag) kembali membuka kesempatan bagi calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) tahun ini.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 92.011 kursi disiapkan untuk peserta seleksi yang tersebar di seluruh Indonesia.

UM PTKIN tahun ini kembali menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) sebagai mekanisme utama pelaksanaan ujian.  Sistem ini memungkinkan pelaksanaan ujian secara terpusat dan serentak di berbagai wilayah.

Menurut Haris Setiaji, Koordinator SSE Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) PTKIN, ujian ini akan dilaksanakan serentak oleh 58 PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) dan 1 PTN (Perguruan Tinggi Negeri), yakni Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

“Ujian ini tidak hanya diikuti oleh PTKIN, tapi juga melibatkan satu PTN, yaitu UNSIKA. Jadi total ada 59 perguruan tinggi yang ikut serta dalam seleksi ini,” ujar Haris dalam media gathering di Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, pada Jumat (2/5).

Cakupan UM PTKIN : Dari Ujung Timur Hingga Barat Indonesia

Cakupan UM PTKIN mencerminkan keberagaman wilayah Indonesia. Haris menjelaskan bahwa kampus-kampus yang berpartisipasi tersebar dari ujung timur hingga barat Nusantara.

Sebagai contoh, IAIN Fattahul Muluk Papua menjadi representasi dari wilayah paling timur, sementara UIN Ar-Raniry di Banda Aceh mewakili bagian paling barat.

“Di bagian utara ada IAIN Manado, dan di bagian selatan ada UIN Mataram. Ini menunjukkan seberapa luas jangkauan seleksi ini,” jelas Haris.

Dengan demikian, seleksi ini benar-benar memberikan akses pendidikan tinggi yang merata dari Sabang hingga Merauke.

1.325 Program Studi Ditawarkan

Dalam UM PTKIN tahun ini, tersedia 1.325 program studi (prodi) dari berbagai bidang yang ditawarkan oleh PTKIN maupun PTN yang tergabung.

Haris menekankan bahwa pilihan prodi yang tersedia tidak terbatas hanya pada bidang keagamaan saja.

“Peserta tidak hanya bisa memilih prodi agama, tapi juga bisa memilih program studi umum seperti Bahasa Inggris, Teknik Informatika, hingga Farmasi,” ujar Haris.

Calon mahasiswa diberikan keleluasaan untuk memilih hingga tiga program studi sesuai minat dan potensi mereka. Hal ini membuka peluang bagi peserta untuk mengeksplorasi lintas bidang keilmuan dalam satu jalur seleksi.

Bebas Pilih Lokasi Ujian

seleksi

Bebas Pilih Lokasi Ujian

Salah satu keunggulan dari UM PTKIN tahun ini adalah fleksibilitas dalam memilih lokasi ujian. Haris menyatakan bahwa peserta tidak diwajibkan mengikuti ujian di kampus yang menjadi tujuan studi mereka.

“Misalnya, peserta memilih UIN Ar-Raniry sebagai pilihan pertama, IAIN Metro sebagai pilihan kedua, dan IAIN Fattahul Muluk Papua sebagai pilihan ketiga, mereka tetap bisa mengikuti ujian di UIN Alauddin Makassar,” kata Haris.

Sistem ini dirancang untuk mempermudah peserta, terutama mereka yang berada jauh dari lokasi kampus pilihan.

Tanpa adanya pembatasan zonasi, para peserta lebih leluasa menentukan tempat ujian yang paling nyaman dan mudah dijangkau.

Jadwal Pendaftaran dan Ujian

Tahapan pendaftaran UM PTKIN dibuka hingga tanggal 28 Mei 2025. Selanjutnya, pelaksanaan ujian dijadwalkan berlangsung pada 10 hingga 18 Juni 2025.

Setiap harinya, ujian akan dilangsungkan dalam tiga sesi, masing-masing berdurasi 140 menit.

Ujian terdiri dari 121 soal yang terbagi ke dalam empat materi utama:

  • Penalaran Akademik
  • Penalaran Matematika
  • Literasi Membaca
  • Literasi Ajaran Islam

Model soal ini bertujuan untuk menilai kemampuan berpikir kritis, kemampuan logika, keterampilan membaca dan memahami informasi, serta pengetahuan dasar tentang ajaran Islam.

Kombinasi ini mencerminkan karakteristik pendidikan tinggi keagamaan yang juga adaptif terhadap kebutuhan zaman.

Sistem Elektronik Tingkatkan Transparansi

UM PTKIN berbasis Sistem Seleksi Elektronik (SSE) dipilih karena dinilai mampu meningkatkan efisiensi sekaligus transparansi dalam proses seleksi.

Dengan sistem ini, ujian dilaksanakan berbasis komputer, yang memungkinkan hasilnya dapat segera diproses secara objektif.

Haris menyampaikan bahwa sistem SSE ini telah diuji dan digunakan dalam beberapa tahun terakhir, dan terbukti mampu meminimalkan potensi kecurangan serta mempercepat evaluasi hasil seleksi.

Sistem ini juga memastikan bahwa semua peserta mendapat pengalaman ujian yang setara, terlepas dari lokasi dan kampus pilihan mereka.

Antusiasme Tinggi dari Peserta

Setiap tahun, UM PTKIN menarik minat ribuan calon mahasiswa dari berbagai daerah.

Dengan adanya pilihan prodi yang beragam serta sistem seleksi yang fleksibel, Haris optimistis bahwa jumlah pendaftar tahun ini akan semakin meningkat.

Selain itu, keterlibatan PTN seperti Universitas Singaperbangsa juga menunjukkan bahwa kolaborasi antar lembaga semakin diperluas untuk memperkuat akses pendidikan tinggi di Indonesia.

“Harapan kami, sistem seleksi ini bisa menjangkau lebih banyak anak bangsa yang memiliki semangat untuk melanjutkan pendidikan, baik di bidang agama maupun umum,” kata Haris.

Komitmen Kemenag untuk Pendidikan Terbuka

Dengan membuka lebih dari 92 ribu kursi di ratusan program studi, Kemenag menunjukkan komitmennya untuk menyediakan pendidikan tinggi yang inklusif, berkualitas, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

UM PTKIN bukan hanya jalur masuk ke perguruan tinggi, tetapi juga menjadi pintu pembuka bagi generasi muda untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Di tengah tantangan dunia pendidikan yang semakin kompetitif, kehadiran UM PTKIN menjadi angin segar bagi lulusan SMA/MA/SMK yang ingin menempuh jalur akademik dan keagamaan secara seimbang.

Dengan sistem yang terus disempurnakan dan pilihan yang semakin beragam, para peserta memiliki peluang besar untuk meniti karier akademik dengan pondasi nilai-nilai keislaman dan keilmuan yang kuat.(taa)