Saham AMRT Anjlok 8,92%! Indeks Bisnis-27 dan IHSG Semakin Tertekan

Indeks Bisnis-27 ditutup di level 440,11 atau mengalami penurunan sebesar 2,5% dibandingkan hari sebelumnya
Indeks Bisnis-27 mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan pada hari Jumat (21/3/2025). Sejumlah saham unggulan, termasuk PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), mencatatkan pelemahan signifikan dalam perdagangan akhir pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks Bisnis-27 ditutup di level 440,11 atau mengalami penurunan sebesar 2,5% dibandingkan hari sebelumnya. Indeks ini merupakan hasil kerja sama antara BEI dan harian Bisnis Indonesia yang mencerminkan pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar serta memiliki likuiditas tinggi di pasar modal Indonesia.
Dari total 27 saham konstituen dalam indeks Bisnis-27, sebanyak 18 saham mengalami penurunan harga dan parkir di zona merah. Sementara itu, tujuh saham mencatatkan kenaikan dan dua saham lainnya bergerak stagnan tanpa perubahan harga yang signifikan sepanjang perdagangan hari ini.
Saham AMRT Paling Tertekan, Saham Perbankan Juga Melemah
Saham AMRT menjadi yang paling tertekan dengan penurunan sebesar 8,92% dalam sehari. Pelemahan ini menjadikan AMRT sebagai saham dengan performa terburuk di antara konstituen indeks Bisnis-27 dalam perdagangan kali ini.
Selain itu, saham bank-bank besar yang termasuk dalam indeks juga mengalami tekanan cukup dalam. Saham BBNI turun 7,6%, sementara saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 5,67% dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mengalami penurunan sebesar 4,55%.
Penurunan saham-saham perbankan ini kemungkinan dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kebijakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral yang berpotensi menekan sektor perbankan dalam beberapa waktu ke depan.
Saham Lain yang Melemah dalam Indeks Bisnis-27

Saham-saham yang Melemah dalam Indeks Bisnis-27
Pelemahan juga terjadi pada sejumlah saham emiten lain yang menjadi konstituen indeks Bisnis-27. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mengalami koreksi 3,65%, sedangkan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) turun 4,59%.
Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) juga mengalami pelemahan sebesar 0,55%, diikuti saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang turun 0,44%. Saham sektor properti seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) anjlok 6,96% dalam perdagangan hari ini.
Saham PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) mencatatkan penurunan sebesar 6,22%, sementara saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) melemah tipis 0,24%. Saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) juga turun 1,64%, sedangkan PT Indosat Tbk. (ISAT) mengalami koreksi 5,32%.
Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) terpantau turun 2,72%, diikuti PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang terkoreksi 2,5%. Saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengalami penurunan 6,94%, sementara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) turun 3,73%.
Pelemahan juga terjadi pada saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang turun 3,35%. Secara keseluruhan, tekanan jual yang terjadi pada sebagian besar saham di indeks Bisnis-27 menunjukkan adanya aksi ambil untung oleh investor setelah kenaikan dalam beberapa perdagangan sebelumnya.
Saham yang Masih Menguat di Tengah Koreksi Pasar
Meskipun mayoritas saham dalam indeks Bisnis-27 mengalami pelemahan, beberapa emiten masih mencatatkan kenaikan harga. Saham PT Astra International Tbk. (ASII) naik 2,76% dalam perdagangan hari ini, menjadi salah satu saham yang mencatatkan performa positif.
Kenaikan juga terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang menguat 1,09%. Saham PT Barito Pasifik Tbk. (BRPT) mencatatkan kenaikan 3,7%, sementara saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengalami kenaikan sebesar 2,75%.
Saham PT Mitra Keluarga Karya Tbk. (MIKA) juga mencatatkan penguatan sebesar 1,78%. Saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) mengalami kenaikan 0,96%, diikuti saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang naik 1,1%.
IHSG Turut Melemah Seiring Anjloknya Indeks Bisnis-27
Seiring dengan melemahnya indeks Bisnis-27, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga mengalami tekanan. IHSG ditutup turun 1,94% atau melemah 123,49 poin ke level 6.258,17, mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar modal hari ini.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG sempat dibuka di level 6.418,39 sebelum mencapai titik tertinggi di 6.426,16. Namun, tekanan jual yang kuat menyebabkan IHSG berbalik arah dan ditutup melemah mendekati level terendah hari ini.
Berdasarkan data BEI, sebanyak 135 saham mengalami kenaikan harga pada perdagangan hari ini. Sebaliknya, sebanyak 476 saham terpantau melemah dan 187 saham stagnan, mencerminkan dominasi sentimen negatif di pasar.
Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia tercatat mencapai Rp10.848 triliun setelah koreksi yang terjadi pada IHSG. Sentimen pasar yang kurang positif menjadi salah satu faktor utama pelemahan indeks saham pada akhir pekan ini.
Prospek Pergerakan Indeks Bisnis-27 dan IHSG ke Depan
Tekanan jual yang terjadi di berbagai sektor menunjukkan adanya aksi ambil untung dari investor. Sejumlah saham perbankan dan konsumer yang sebelumnya mengalami reli kini terkoreksi cukup dalam, mencerminkan adanya pergeseran strategi investor di pasar modal.
Investor saat ini tengah mencermati berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar saham. Beberapa di antaranya adalah kebijakan suku bunga global, inflasi, serta kondisi ekonomi makro dalam negeri yang masih menghadapi tantangan.
Ke depan, pergerakan indeks Bisnis-27 dan IHSG masih akan bergantung pada sentimen pasar yang berkembang. Jika tekanan jual masih berlanjut, maka indeks berpotensi melanjutkan tren pelemahan dalam perdagangan selanjutnya, terutama jika faktor eksternal masih memberikan dampak negatif bagi pasar saham Indonesia.
Namun, jika sentimen global dan domestik membaik, ada peluang bagi indeks untuk mengalami pemulihan. Investor diharapkan tetap mencermati pergerakan saham secara hati-hati serta memperhatikan perkembangan ekonomi yang bisa mempengaruhi keputusan investasi di masa mendatang. (dda)