Ruben Onsu Bongkar Identitas Pemilik Akun Pembully Anak, Siap Tempuh Jalur Hukum

Ruben onsu menunjukkan ketegasannya setelah sebuah akun media sosial mencatut foto anak anaknya dan menyebarkan narasi yang dinilainya sebagai fitnah keji.

KLIKBERITA24.COM - Presenter dan pengusaha Ruben Onsu kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia menunjukkan ketegasan dalam melindungi keluarganya setelah sebuah akun media sosial mencatut foto anak-anaknya dan menyebarkan narasi yang dinilainya sebagai fitnah keji.

Ruben bahkan mengisyaratkan bahwa ia sudah mengetahui identitas pelaku dan siap menempuh jalur hukum jika perlu.

Akun TikTok dengan nama pengguna @VINA.RUN dituding telah menyebarkan informasi bohong mengenai asal-usul anak-anak Ruben Onsu dan Sarwendah.

Lebih menyakitkan, akun tersebut juga mengunggah foto anak-anak mereka lengkap dengan narasi yang seolah-olah ingin menggiring opini bahwa anak-anak tersebut bukan anak kandung Sarwendah.

Dalam unggahan Instagram pribadinya, Ruben Onsu menunjukkan sikap tegas. Ia mengungkap bahwa dirinya telah mengetahui identitas pemilik akun tersebut, termasuk nama lengkap dan detail pribadi lainnya.

“Woy pemilik akun TikTok @VINA.RUN alias nama aslinya VINA WIRYANTI yang lagi di Jakarta,” tulis Ruben Onsu, seperti yang terlihat pada Rabu (30/7/2025).

Ungkapan Ruben itu disampaikan dengan nada kesal namun penuh keyakinan bahwa dirinya tidak akan membiarkan kasus ini berlalu begitu saja. Ia bahkan membeberkan sebagian informasi pribadi yang berkaitan dengan oknum tersebut, termasuk nama suami dan tanggal lahirnya.

“Jangan galak-galak ah, jangan sok kuat ah, dikira hebat gak tahunya account Facebook dan Instagram ditutup hahahaha jangan dong. Udah gue bilang gue bisa ketemu sama lo nih, segitu dulu gue spill-nya,” lanjut Ruben dalam unggahan yang sama.

Dalam narasi selanjutnya, ruben tampak semakin yakin akan keberaniannya untuk berhadapan langsung dengan pemilik akun tersebut.

Dalam narasi selanjutnya, Ruben tampak semakin yakin akan keberaniannya untuk berhadapan langsung dengan pemilik akun tersebut.

Dalam narasi selanjutnya, Ruben tampak semakin yakin akan keberaniannya untuk berhadapan langsung dengan pemilik akun tersebut. Ia menyampaikan bahwa sikap arogan pemilik akun adalah alasan utama mengapa ia tak bisa tinggal diam.

“Kesombongan account ini yg menjadi membuat saya gak sabar mau berjumpa, spill aja dikit2 dulu ya, oiya ini jangan bilang akun di hacky ya nanti titipan pesen dari akun @dhemith_is_back.01,” tulisnya lagi.

Ketegasan Ruben Onsu menuai dukungan dari para pengikutnya di media sosial, yang juga mengecam tindakan akun yang dianggap sudah melewati batas. Banyak yang menyayangkan adanya konten negatif yang menyasar anak-anak, apalagi disertai fitnah yang berpotensi merusak psikologis mereka.

Dikonfirmasi terpisah, Ruben Onsu memberikan tanggapan melalui pesan singkat kepada detikcom mengenai situasi terkini. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ada komunikasi atau klarifikasi dari pihak terduga pelaku.

“Belum ada respons,” kata Ruben Onsu singkat.

Meski belum mendapat tanggapan, Ruben tetap kukuh pada pendiriannya. Pria berusia 41 tahun itu menyatakan bahwa ia siap melaporkan akun tersebut ke pihak berwajib. Ia menilai tindakan akun itu sangat merugikan dan harus dipertanggungjawabkan secara hukum.

Lebih dari sekadar urusan pribadi, Ruben mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak jangka panjang dari jejak digital negatif ini terhadap anak-anaknya. Ia tidak ingin foto dan narasi palsu yang tersebar begitu saja menjadi konsumsi publik tanpa adanya upaya perlindungan hukum.

Sebagai seorang publik figur, Ruben memahami bahwa kehidupan pribadinya kerap menjadi perhatian publik. Namun ia menegaskan, ada batas yang tidak boleh dilanggar, terutama ketika hal itu menyangkut privasi dan keselamatan anak-anak.

Langkah tegas Ruben Onsu juga menjadi pengingat bagi warganet agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kebebasan berekspresi bukan berarti bebas mencemarkan nama baik orang lain, apalagi menyasar anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan khusus.

Kasus ini juga memperlihatkan bagaimana media sosial, jika disalahgunakan, bisa menjadi alat yang membahayakan reputasi dan keamanan individu. Apalagi jika konten yang disebar berisi tuduhan yang tidak berdasar dan melibatkan anak-anak sebagai korbannya.

Hingga kini, Ruben tetap menanti pertanggungjawaban dari pihak yang bersangkutan. Ia menegaskan bahwa pertemuan antara dirinya dan pelaku hanyalah soal waktu. Ia akan terus memperjuangkan keadilan demi melindungi martabat keluarganya.

Ruben juga menyatakan bahwa dirinya tak mencari sensasi dalam kasus ini. Fokus utamanya adalah melindungi anak-anak dari serangan digital yang bisa meninggalkan trauma mendalam.

Ia berharap tindak lanjut hukum dapat menjadi efek jera agar tidak ada lagi pihak yang semena-mena menggunakan media sosial untuk menyakiti orang lain. (WAN)