Revitalisasi Green Cliff Jembrana, Destinasi Wisata Alam yang Kembali Bangkit

Green cliff jembrana

KLIKBERITA24.COM - Dibangun pada tahun 2017, objek wisata Green Cliff yang terletak di Banjar Bangli, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, sempat mengalami stagnasi beberapa tahun terakhir.

Namun, kini Green Cliff kembali dibangkitkan dan siap menyuguhkan pesona alam yang telah lama dinantikan oleh wisatawan.

Objek wisata yang pernah menjadi salah satu destinasi favorit warga Kabupaten Jembrana ini kini tengah melalui proses revitalisasi besar-besaran.

Green Cliff menawarkan keindahan alam yang luar biasa, dengan pemandangan perbukitan hijau yang menyejukkan mata dan udara segar yang dapat memberikan ketenangan.

Tempat ini menjadi pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Bali dengan suasana yang damai dan menenangkan.

Sebelum masa pandemi, destinasi ini sudah cukup dikenal dan banyak dikunjungi, namun pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata mengalami kemunduran, dan Green Cliff pun tak luput dari dampaknya.

Fasilitas yang ada sempat mengalami kerusakan, dan objek wisata ini terpaksa ditutup untuk sementara waktu demi keamanan pengunjung.

Namun, dengan potensi alam yang dimilikinya, Green Cliff kini tengah dipulihkan dan dibangkitkan kembali.

Green cliff jembrana yang dibangun kembali

Green Cliff Jembrana yang Dibangun Kembali

Upaya revitalisasi ini didorong oleh bantuan dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai yang berkomitmen untuk mendukung pengembangan objek wisata ini.

Proses revitalisasi dimulai dengan upacara ngeruak yang diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Ulun Desa, dilanjutkan dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan.

Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, serta sejumlah anggota DPRD Jembrana.

Upacara yang penuh khidmat ini juga dihadiri oleh jajaran AFT Ngurah Rai, Balai Perhutanan Sosial Bali Nusra, KHP Bali Barat, Balai DAS Unda Anyar, KTH Wana Sari Asri, serta masyarakat dan tokoh masyarakat setempat.

Bupati Kembang dalam sambutannya menyampaikan bahwa setiap pekerjaan harus dimulai dengan doa, agar segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan.

Ia berharap, pembangunan Green Cliff akan berjalan lancar dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Tadi kita berdoa bersama, agar seluruh perjalanan terutama pembangunan Green Cliff ini bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan,” ungkap Bupati Kembang.

Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya revitalisasi Green Cliff, diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat, khususnya yang berada di Banjar Bangli dan Desa Yehembang Kangin.

Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap dengan adanya daya tarik wisata ini, masyarakat akan merasakan dampak positif dari segi perekonomian dan kesejahteraan sosial.

“Semoga atas doa kita bersama dan restu Tuhan Yang Maha Esa, seluruh upaya keras yang kita lakukan bersama ditambah dengan niat yang kuat, semua kegiatan hari ini dan ke depan bisa berjalan dengan baik,” ujar Bupati.

Sementara itu, I Komang Susila Gosa, Manager Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai, menyampaikan harapannya agar pembangunan kembali Green Cliff dapat menjadikan destinasi wisata ini sebagai salah satu ikon wisata alam yang populer di Jembrana.

Ia berharap Green Cliff akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi wisatawan, tetapi juga bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan ini.

“Hari ini kita ngeruak bukan hanya sebuah lokasi, melainkan simbol harapan bersama bahwa sebuah kawasan bisa tumbuh menjadi ikon wisata alam yang lestari jika dikelola dengan kolaboratif dan penuh kesadaran,” ucapnya.

Susila juga menambahkan bahwa pemanfaatan alam, khususnya hutan, bila dikelola dengan baik akan memberikan banyak manfaat.

Selain menjaga keseimbangan alam, pengelolaan yang tepat juga bisa membawa dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat lokal.

Kegiatan upacara ini tidak hanya sekadar seremoni, tetapi juga merupakan langkah awal dalam menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dan kesejahteraan sosial melalui pengelolaan hutan berbasis masyarakat.

“Kegiatan hari ini bukan sekadar seremoni, ini adalah langkah awal menanam nilai, bukan hanya pohon. Kita sedang memulai babak baru dari perjalanan panjang pengelolaan hutan berbasis masyarakat.

Yang tidak hanya berbicara tentang konservasi, tapi juga kesejahteraan sosial dan budaya lokal,” tandasnya.

Dengan adanya upaya revitalisasi ini, Green Cliff dipastikan akan kembali menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat menarik, tidak hanya untuk menikmati alam yang indah, tetapi juga untuk merasakan pengalaman budaya dan sosial yang erat kaitannya dengan masyarakat setempat.

Diharapkan, Green Cliff akan terus berkembang dan menjadi ikon pariwisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi Kabupaten Jembrana dan Bali secara keseluruhan. (ctr)