Deretan Tokoh Global dalam Jajaran Pengurus BPI Danantara
BPI Danantara baru-baru ini menjadi perhatian publik setelah mengumumkan struktur lengkap pengurusnya. Menariknya, selain diisi oleh warga negara Indonesia (WNI), beberapa warga negara asing (WNA) juga masuk dalam jajaran dewan penasihat.
Keberadaan nama-nama asing dalam struktur organisasi ini terungkap saat CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, membacakan daftar pengurus. Dalam pengumuman tersebut, muncul sejumlah tokoh dunia yang memiliki reputasi di bidang ekonomi dan investasi global.
Beberapa nama besar yang bergabung dalam jajaran dewan penasihat BPI Danantara termasuk Ray Dalio, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, hingga Thaksin Shinawatra. Mereka dipercaya untuk memberikan arahan strategis bagi Danantara dalam mengelola investasi nasional.
Salah satu nama paling menonjol adalah Ray Dalio, seorang investor terkenal yang telah sukses di dunia keuangan internasional. Rosan menyebut bahwa Dalio merupakan salah satu investor paling berhasil di dunia dan kerap menjadi penasihat makroekonomi di berbagai negara.
Selain Ray Dalio, Jeffrey Sachs juga masuk dalam jajaran dewan penasihat Danantara. Sachs dikenal sebagai ekonom ternama yang telah menulis banyak buku mengenai ekonomi global dan kebijakan pembangunan.
Menurut Rosan, Jeffrey Sachs memiliki pemahaman mendalam tidak hanya tentang ekonomi dunia, tetapi juga mengenai dinamika ekonomi di kawasan ASEAN. Keberadaannya di dewan penasihat diharapkan bisa memberikan sudut pandang yang berbeda dalam strategi investasi.
Chapman Taylor juga bergabung dalam jajaran penasihat BPI Danantara. Rosan menggambarkan Taylor sebagai manajer portofolio ekuitas yang memiliki kepemimpinan kuat di industri investasi global.
Taylor dikenal dengan pengalaman luasnya dalam mengelola portofolio investasi, khususnya di sektor ekuitas. Dengan rekam jejak yang solid, ia diharapkan bisa memberikan strategi investasi yang inovatif dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
Nama lain yang tak kalah menarik adalah Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand periode 2001-2006. Thaksin merupakan tokoh politik dan pebisnis yang memiliki pengalaman luas dalam pengelolaan ekonomi di tingkat nasional dan regional.
Selain pernah memimpin Thailand, Thaksin saat ini juga dikenal sebagai penasihat Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dengan jaringan dan pengalaman yang dimilikinya, Thaksin diharapkan bisa membantu Danantara dalam memahami peluang investasi di Asia Tenggara.
Proses Pemilihan Pengurus BPI Danantara
Dalam pengumumannya, Rosan menjelaskan bahwa proses pemilihan pengurus dilakukan dengan sangat selektif. Awal Maret lalu, ia telah menyerahkan daftar nama kandidat yang akan mengisi posisi penting di Danantara kepada Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Rosan, Prabowo memberikan arahan tegas agar pemilihan pengurus dilakukan berdasarkan kompetensi dan profesionalisme. Prabowo juga menekankan bahwa tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun dalam pengisian posisi di Danantara.
“Tidak boleh ada titipan-titipan. Pilih yang terbaik. Tidak hanya di Indonesia, terbaik di dunia pun harus dimasukkan sebagai alternatif,” ungkap Rosan menirukan pesan Prabowo.
Agar proses seleksi berjalan objektif, Danantara juga bekerja sama dengan beberapa headhunter dan penasihat profesional dari dalam maupun luar negeri. Dengan pendekatan ini, diharapkan hanya individu yang benar-benar kompeten yang akan bergabung dalam organisasi.
Sebagai badan investasi nasional, BPI Danantara memiliki misi utama untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Rosan menegaskan bahwa Danantara akan berfokus pada investasi di sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi bagi negara.
Salah satu sektor utama yang menjadi prioritas investasi adalah hilirisasi industri. Rosan menjelaskan bahwa hilirisasi sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia sebelum diekspor.
Dengan strategi ini, Indonesia tidak hanya akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih besar, tetapi juga mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Hilirisasi juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah dan meningkatkan daya saing industri nasional.
Selain hilirisasi, energi terbarukan juga menjadi salah satu fokus utama investasi BPI Danantara. Rosan menegaskan bahwa investasi di sektor energi baru dan terbarukan merupakan langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan ekonomi Indonesia.
“Jadi hilirisasi, renewable energy, energi baru terbarukan, kemudian seperti data center, dan proyek lainnya akan menjadi fokus investasi kita. Yang paling penting adalah investasi ini harus memiliki dampak positif untuk masa depan, termasuk bagi anak cucu kita,” kata Rosan.
Dengan berinvestasi di sektor energi terbarukan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat transisi menuju ekonomi berbasis energi hijau. Selain itu, sektor ini juga berpotensi menarik lebih banyak investor global yang fokus pada investasi berkelanjutan.
Selain energi terbarukan, pusat data (data center) juga menjadi sektor yang dipertimbangkan untuk mendapatkan alokasi investasi dari Danantara. Seiring dengan meningkatnya transformasi digital di Indonesia, kebutuhan akan infrastruktur pusat data semakin besar.
Rosan menegaskan bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh Danantara harus memiliki daya saing tinggi dan nilai tambah yang signifikan. Oleh karena itu, pemilihan proyek investasi akan dilakukan dengan seleksi ketat agar benar-benar memberikan manfaat jangka panjang.
Dengan struktur pengurus yang berisi para ahli di bidang ekonomi dan investasi, BPI Danantara diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Rosan optimistis bahwa keberadaan dewan penasihat yang terdiri dari tokoh-tokoh internasional akan membantu Danantara dalam mengambil keputusan strategis.
Dengan adanya investasi di sektor hilirisasi, energi terbarukan, dan pusat data, Danantara tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan mandiri.
Selain itu, kehadiran tokoh-tokoh global seperti Ray Dalio, Jeffrey Sachs, dan Thaksin Shinawatra diharapkan dapat menarik lebih banyak investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan kolaborasi internasional yang kuat, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama dalam dunia investasi global.
Sebagai badan investasi nasional, Danantara memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa setiap investasi yang dilakukan benar-benar memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Dengan strategi yang tepat, Danantara bisa menjadi katalisator utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan.
Struktur pengurus BPI Danantara yang melibatkan tokoh-tokoh internasional menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun lembaga investasi yang kompetitif. Dengan bergabungnya para ahli di bidang ekonomi dan investasi, Danantara memiliki peluang besar untuk menghadirkan strategi investasi yang inovatif dan berkelanjutan.
Dengan fokus pada hilirisasi, energi terbarukan, dan pusat data, Danantara diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian nasional. Dukungan dari pemerintah dan seleksi ketat dalam pemilihan pengurus menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi besar BPI Danantara di masa depan. (dda)