PT Gag Nikel Tegaskan Tambang Tak Ganggu Geopark Raja Ampat

PT Gag Nikel akhirnya angkat bicara mengenai isu operasional tambangnya yang disebut-sebut merusak lingkungan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya
KLIKBERITA24.COM - PT Gag Nikel akhirnya angkat bicara mengenai isu operasional tambangnya yang disebut-sebut merusak lingkungan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Plt Presiden Direktur PT Gag Nikel, Arya Arditya, menegaskan bahwa lokasi tambang nikel yang dikelola perusahaannya tidak berada dalam wilayah resmi Geopark Raja Ampat, sehingga kegiatan operasional tidak bersinggungan langsung dengan kawasan konservasi tersebut.
Dalam penjelasan resmi, Arya memaparkan bahwa Geopark Raja Ampat mencakup empat pulau utama, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Ia memastikan Pulau Gag, tempat lokasi tambang berada, terletak cukup jauh dari pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu, menurutnya, aktivitas tambang tidak masuk dalam batas kawasan Geopark.
“Kami menyayangkan berita hoax yang beredar bahwa PT Gag Nikel telah merusak Pulau Gag. Kami sudah melakukan berbagai hal dalam melaksanakan operasional berkelanjutan agar tidak merusak Pulau Gag,” ujar Arya dalam keterangan tertulis, Senin (9/6/2025).
Terkait pengelolaan limbah tambang, Arya menjelaskan bahwa PT Gag Nikel telah menjalankan prosedur sesuai standar industri pertambangan. Sistem drainase dan pengendalian air larian diterapkan melalui penggunaan sump pit serta kolam endapan untuk menampung limpasan air, khususnya saat hujan deras mengguyur wilayah tambang.
“Proses pengolahan air limbah dilakukan melalui lima kompartemen sebagai filter dan tampungan sedimentasi, semua air atau limpasan hasil hujan itu sebelum masuk ke badan sungai kita endapkan terlebih dahulu melalui lima kolam, dan kita lakukan pengukuran Total Suspended Solids (TSS) setiap hari, setelah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baru kita keluarkan,” tegas Arya.
Lebih lanjut, PT Gag Nikel juga telah memperoleh persetujuan teknis dari pemerintah terkait Baku Mutu Air Limbah (BMAL), sebagai bagian dari tata kelola lingkungan yang baik. Selain itu, upaya pemulihan lingkungan juga dilakukan melalui rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi terumbu karang di kawasan pesisir sekitar lokasi tambang.
Menurut penjelasan dari Arya, setelah kolam sedimentasi kering, sisa limbah padat dipindahkan ke fasilitas penampungan khusus yang telah ditentukan agar tidak mencemari lingkungan. Langkah ini merupakan bagian dari proses jangka panjang untuk memastikan limbah tambang tidak berdampak negatif terhadap ekosistem lokal.
Arya juga menekankan bahwa aktivitas pertambangan nikel di Pulau Gag sebenarnya telah berlangsung jauh lebih lama dibandingkan dengan naiknya popularitas Raja Ampat sebagai destinasi wisata global. Ia menjelaskan, Pulau Gag merupakan bagian dari struktur geologi yang dipengaruhi oleh Sesar Sorong di utara dan kerak Benua Australia di selatan, yang menyebabkan terbentuknya mineral nikel melalui proses lateritisasi.

Secara tegas, Arya menyatakan bahwa PT Gag Nikel akan terus menjalankan prinsip Good Mining Practices dalam setiap tahap operasionalnya
Secara tegas, Arya menyatakan bahwa PT Gag Nikel akan terus menjalankan prinsip Good Mining Practices dalam setiap tahap operasionalnya. Ia mengingatkan bahwa perusahaan ini bukan entitas swasta biasa, melainkan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan negara.
“Kami juga siap mendukung langkah Menteri LH dalam melakukan pendalaman terhadap upaya pemulihan lingkungan yang selama ini telah dilakukan oleh Gag Nikel,” tegas Arya.
Sejak memperoleh Izin Operasi Produksi dari Kementerian ESDM pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian, PT Gag Nikel aktif menjalankan program-program keberlanjutan untuk meminimalkan dampak lingkungan. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah reklamasi lahan bekas tambang yang telah dilaksanakan secara bertahap sejak 2018.
Hingga akhir Desember 2024, luas lahan reklamasi mencapai 131,42 hektare. Dalam proses reklamasi ini, PT Gag Nikel telah menanam lebih dari 350.000 pohon, termasuk di antaranya 70.000 pohon lokal dan endemik yang berfungsi untuk memulihkan keanekaragaman hayati kawasan.
Program keberlanjutan lainnya melibatkan rehabilitasi DAS yang sejak 2018 hingga akhir 2024 telah mencakup area seluas 666,6 hektare. Dari luas tersebut, 231,1 hektare telah menunjukkan pertumbuhan tanaman yang signifikan, sementara 150 hektare sisanya masih dalam tahap penilaian untuk menilai efektivitas pertumbuhannya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap ekosistem laut, PT Gag Nikel juga menggelar program konservasi terumbu karang dengan skema transplantasi terumbu seluas kurang lebih 1.000 meter persegi. Kegiatan ini dilakukan di kawasan pesisir Raja Ampat dan dimonitor secara berkala oleh tim internal perusahaan, serta diawasi secara tahunan oleh Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong.
Program konservasi terumbu karang dengan skema transplantasi terumbu menjadi contoh sinergi antara dunia industri dan kalangan akademik dalam menjaga kelestarian laut.
Pemantauan kualitas lingkungan pun rutin dilakukan oleh PT Gag Nikel untuk memastikan bahwa parameter lingkungan tetap berada dalam batas aman. Berdasarkan data tahun 2024, kadar polutan seperti SO₂, NO₂, PM₁₀, dan PM₂.₅ yang diukur di titik dermaga, lokasi tambang, dan area pit masih berada jauh di bawah ambang batas yang ditentukan.
Air limbah tambang pun menunjukkan pH stabil di kisaran 7 hingga 8. Nilai TSS tercatat hanya 5 hingga 27 mg/L, jauh di bawah baku mutu sebesar 200 mg/L. Sedangkan kadar Chromium VI terdeteksi antara 0,03 hingga 0,07 mg/L, masih di bawah batas maksimal 0,1 mg/L. Selain itu, tingkat kebisingan di seluruh titik pemantauan tidak pernah melebihi 70 dBA. (WAN)