Prekuel Baru Hunger Games “Sunrise on the Reaping” Siap Tayang 2026

Semesta The Hunger Games kembali membuka babak baru dalam jagat sinematiknya. Setelah sukses dengan prekuel The Ballad of Songbirds and Snakes pada 2023, kini Lionsgate bersiap mengembangkan film prekuel terbaru yang diadaptasi dari karya penulis asli waralaba ini, Suzanne Collins.

Variety pada Kamis (6/6) mengonfirmasi bahwa Suzanne Collins sedang menggarap novel kelima dari seri distopia tersebut, yang diberi judul Sunrise on the Reaping. Novel ini dijadwalkan rilis pada 18 Maret 2025 dan akan segera diadaptasi ke layar lebar dengan tanggal tayang yang sudah ditetapkan, yakni 20 November 2026.

Dengan jadwal tersebut, film adaptasi Sunrise on the Reaping akan dirilis tepat tiga tahun setelah prekuel pertama, The Ballad of Songbirds and Snakes, yang tayang pada 17 November 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen berkelanjutan Lionsgate dalam membangun kembali minat terhadap dunia Hunger Games lewat cerita-cerita baru yang menggugah.

Sutradara veteran Francis Lawrence disebut-sebut akan kembali duduk di kursi sutradara untuk proyek ini. Lawrence telah menjadi sosok penting di balik kesuksesan visual dan atmosfer intens khas film-film Hunger Games sejak Catching Fire pada 2012.

Konsistensinya dalam membangun dunia Panem lewat layar lebar menjadi alasan kuat di balik pemilihan namanya kembali untuk prekuel ini. Novel Sunrise on the Reaping akan mengajak penggemar kembali ke Panem, sekitar 24 tahun sebelum peristiwa utama dalam trilogi Katniss Everdeen, namun tetap terpisah beberapa dekade dari kisah Coriolanus Snow dalam Ballad of Songbirds & Snakes.

The Hunger Games Sunrise on the Reaping

Ini menempatkan cerita baru ini di momen bersejarah, tepat saat penyelenggaraan Hunger Games ke-50 yang dikenal sebagai Second Quarter Quell. Fokus kisah akan tertuju pada tokoh Haymitch Abernathy muda, yang di seri original diperankan oleh Woody Harrelson.

Tentang The Hunger Games: Sunrise on the Reaping

Dalam timeline cerita asli, Haymitch merupakan mentor Katniss dan Peeta di Hunger Games ke-74. Namun dalam Sunrise on the Reaping, penonton akan diperlihatkan masa lalunya sebagai peserta Games, yang kemudian membentuk karakter keras dan penuh trauma yang dikenal penggemar selama ini.

Haymitch bukan sekadar karakter pendukung. Sosoknya menjadi penghubung emosional dan strategis dalam perjuangan Katniss. Menampilkan masa lalunya dalam versi layar lebar adalah langkah yang dinilai banyak pihak sangat tepat, tidak hanya untuk memperkaya narasi, tetapi juga memberi penghormatan pada dampak psikologis yang diderita para pemenang Games.

“Second Quarter Quell sangat legendaris dan sangat berpengaruh dalam sejarah Games, bahkan hingga zaman Katniss Everdeen sekitar seperempat abad setelah itu,” ungkap Adam Fogelson selaku pimpinan Lionsgate. Pernyataan tersebut memperkuat sinyal bahwa film ini akan memberikan makna besar dalam membangun mitologi Hunger Games secara keseluruhan.

Di sisi lain, momentum adaptasi ini juga menjadi bagian dari strategi industri hiburan untuk menghidupkan kembali minat pada franchise besar dengan menyoroti sisi kelam, kompleks, dan manusiawi dari karakter yang telah dikenali luas. Kehadiran Haymitch sebagai fokus cerita membuka ruang bagi eksplorasi emosional yang lebih dalam, serta visualisasi brutalitas Games yang semakin mendetail.

Film prekuel ini pun diharapkan mampu merangkul generasi baru penonton sambil tetap memuaskan basis penggemar lama. Dengan jadwal rilis yang cukup jauh, Lionsgate memiliki waktu yang cukup untuk membangun ekspektasi dan mengemas pemasaran yang kuat, termasuk dari sisi merchandise, game, hingga kolaborasi brand yang menyasar pasar anak muda.

Cerita yang kuat, karakter legendaris, serta fondasi penggemar yang sudah terbentuk menjadikan Sunrise on the Reaping sebagai salah satu film prekuel paling dinantikan dalam genre distopia. Tidak hanya menawarkan nostalgia, tetapi juga membuka peluang baru dalam eksplorasi politik kekuasaan dan dampak psikologis kompetisi berdarah yang menjadi inti dunia Panem. (ctr)