Presiden Prabowo dorong kerja sama investasi Indonesia-Thailand lewat BPI Danantara untuk tingkatkan ekonomi dan ketahanan pangan bersama.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan kerja sama investasi antara Indonesia dan Thailand.
Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, Prabowo menyampaikan rencana pembentukan Komisi Perdagangan Bersama (Joint Trade Commission) yang akan segera dilaksanakan. Komisi ini diharapkan dapat menjadi wadah strategis untuk memperluas sinergi investasi dan perdagangan kedua negara.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Prabowo memerintahkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) agar aktif membuka jaringan kerja sama dengan lembaga-lembaga investasi di Thailand.
Tujuannya adalah menggali berbagai potensi investasi yang dapat memberikan manfaat ekonomi besar bagi kedua negara sekaligus memperkuat daya saing regional.
“Kami juga berkomitmen untuk menyelenggarakan First Joint Trade Commission dalam waktu dekat dan meningkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga investasi Thailand dan dengan Danantara, lembaga pengelola investasi Indonesia,” kata Prabowo saat menyampaikan pernyataan resmi di Government House, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Langkah ini menunjukkan fokus pemerintah Indonesia dalam mengakselerasi masuknya investasi asing berkualitas yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan. Dengan memperkuat kerja sama investasi, Indonesia diharapkan mampu membuka peluang kerja baru serta meningkatkan kapasitas produksi dalam berbagai sektor industri.
Presiden Prabowo juga memberikan perhatian besar terhadap kerja sama di sektor transportasi, khususnya penerbangan
Selain investasi, Presiden Prabowo juga memberikan perhatian besar terhadap kerja sama di sektor transportasi, khususnya penerbangan. Dia mengapresiasi pembukaan rute-rute penerbangan baru yang menghubungkan Indonesia dan Thailand.
Pengembangan jaringan penerbangan ini diyakini akan mempercepat arus mobilitas dan perdagangan antarnegara, serta meningkatkan konektivitas regional.
Di sektor ketahanan pangan, Presiden Prabowo mengajak Thailand untuk berkolaborasi melalui pembentukan perusahaan patungan atau joint venture yang fokus pada pengelolaan dan penyimpanan bahan pangan. Kerja sama ini sangat penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok pangan sekaligus menjamin ketersediaan dan keamanan pangan bagi masyarakat kedua negara.
“Di bidang ketahanan pangan, kami juga ingin fokus kepada ketahanan rantai pasok dan joint venture dalam pengelolaan dan penyimpanan makanan,” ucap Prabowo dengan tegas.
Prabowo menekankan bahwa penguatan ketahanan pangan melalui kerja sama bilateral ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan global, seperti fluktuasi harga pangan dan gangguan rantai pasok akibat krisis internasional. Dengan dukungan teknologi dan manajemen yang baik dari kedua negara, diharapkan tercipta sistem pengelolaan pangan yang efisien dan berkelanjutan.
Selain itu, pengembangan kerja sama investasi dan ketahanan pangan ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dan memperkokoh ekonomi nasional. Sinergi dengan Thailand diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mempercepat transformasi ekonomi serta mendorong inovasi di sektor pangan dan investasi.
Prabowo menilai bahwa peningkatan kerja sama investasi dan perdagangan dengan Thailand bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan diplomatik dan memperkuat posisi kedua negara di kawasan ASEAN.
Kerja sama yang intensif melalui Komisi Perdagangan Bersama serta berbagai inisiatif kolaborasi lain akan menjadi fondasi kuat dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan saling menguntungkan.
Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan pasar domestik yang besar, bersama Thailand dengan pengalaman investasi dan teknologi maju, diharapkan mampu bersinergi menciptakan peluang bisnis yang lebih luas.
Peningkatan konektivitas penerbangan antara kedua negara juga turut berperan dalam membuka akses pasar baru serta mendukung mobilitas tenaga kerja dan pariwisata yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Bersamaan dengan itu, langkah membentuk perusahaan patungan di bidang ketahanan pangan juga memperlihatkan komitmen bersama dalam menghadapi dinamika pasar global dan memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. (WAN)