Presiden Prabowo
KLIKBERITA24.COM - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, belum lama ini diketahui melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Salah satu isu penting yang menjadi pembahasan dalam percakapan tersebut adalah mengenai kebijakan tarif impor antara kedua negara.
Isu ini menjadi bagian dari perhatian diplomatik yang cukup serius mengingat dampaknya terhadap hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, membenarkan bahwa pembahasan soal tarif impor memang menjadi bagian dari diskusi yang dilakukan oleh kedua kepala negara tersebut.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa belum ada keputusan final yang dicapai dalam komunikasi tersebut.
“Belum [final], [pembahasan] tidak secara spesifik,” kata Prasetyo di hadapan awak media saat ditemui di Istana Kepresidenan pada Selasa (17/6/2025).
Meskipun tidak menjabarkan secara rinci isi percakapan, Prasetyo tidak membantah bahwa topik tarif memang disinggung.
Ia menjelaskan bahwa pembahasan tersebut berada dalam kerangka besar negosiasi perdagangan bilateral yang telah dimulai sebelumnya dan kini sedang berlanjut.
“Membahas dalam konteks kita kan kemarin mengirim tim negosiasi dan kemudian dipelajari oleh masing-masing pihak,” tambahnya.
Ini menandakan bahwa komunikasi Prabowo dan Trump merupakan bagian dari proses diplomatik yang sedang berlangsung secara bertahap.
Presiden Prabowo dan Trump yang Membahas Soal Tarif Impor
Saat ditanya lebih lanjut mengenai perkembangan negosiasi, apakah sudah mengarah pada kesepakatan atau belum, Prasetyo memberikan penegasan bahwa prosesnya masih berjalan. Belum ada titik akhir yang bisa diumumkan kepada publik.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyampaikan beberapa penawaran dalam negosiasi ini, dan kini kedua pihak sedang mempelajarinya dengan cermat.
“Prosesnya masih berlangsung, belum bisa disimpulkan,” tegas Prasetyo ketika diminta memastikan hasil dari komunikasi tersebut.
Namun, menurut Prasetyo, arah pembicaraan berjalan dengan suasana yang positif. Ia meyakinkan bahwa proses ini dilakukan dengan komunikasi terbuka dan lancar antara kedua negara.
Hal ini menjadi sinyal bahwa kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat tetap memiliki ruang untuk berkembang lebih baik, meski belum mencapai hasil konkret.
“Insyaallah positif… jangan negatif-negatif terus,” ucapnya sembari menegaskan optimisme terhadap kelanjutan negosiasi.
Pembahasan mengenai tarif impor memang menjadi salah satu isu sensitif dalam hubungan dagang Indonesia-AS.
Sejak beberapa tahun terakhir, terutama di masa kepemimpinan Trump, Amerika Serikat menerapkan kebijakan dagang yang lebih proteksionis.
Hal ini mendorong sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk melakukan penyesuaian dalam strategi ekspor dan kebijakan industrinya.
Dalam konteks itulah, komunikasi langsung antar pemimpin negara menjadi sangat penting.
Apalagi Indonesia tengah berusaha memperkuat posisi tawarnya dalam hubungan dagang internasional, termasuk dengan mitra-mitra strategis seperti Amerika Serikat.
Dialog yang dilakukan Prabowo dengan Trump, meski belum membuahkan hasil konkret, menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas kerja sama ekonomi kedua negara.
Pemerintah Indonesia sendiri terlihat terus mendorong agar negosiasi berjalan dalam jalur yang konstruktif.
Pengiriman tim negosiasi dan respons dari pihak Amerika menunjukkan bahwa kedua negara sama-sama berkomitmen untuk menemukan jalan tengah dalam isu tarif maupun kerja sama dagang lainnya.
Seiring waktu, hasil dari proses diplomatik ini diharapkan bisa memberikan dampak positif tidak hanya pada hubungan bilateral, tetapi juga terhadap iklim investasi dan daya saing industri nasional.
Selama proses ini berlangsung, pemerintah terus menjaga komunikasi yang terbuka dengan masyarakat dan pelaku usaha agar tetap mendapat kejelasan terkait arah kebijakan luar negeri dan perdagangan. (ctr)