Populer di Kalangan Seleb, Amankah Pilates Bagi Tulang Belakang? Ini Kata Dokter

Pilates makin digemari sebagai olahraga penunjang postur dan kelenturan tubuh. Tapi amankah untuk tulang belakang? Dokter ortopedi ungkap fakta di balik risiko saraf kejepit akibat latihan yang berlebihan.
KLIKBERITA24.COM - Popularitas pilates semakin meningkat di tengah tren gaya hidup sehat yang kini banyak dianut masyarakat urban.
Tak hanya para selebritas dan influencer yang gemar membagikan momen latihan pilates di media sosial, masyarakat umum pun mulai tertarik mencoba olahraga ini karena dianggap mampu membentuk postur tubuh yang lebih ideal, menjaga kelenturan otot, hingga memperkuat inti tubuh.
Namun, seiring dengan meningkatnya antusiasme terhadap olahraga ini, muncul pula kekhawatiran di kalangan sebagian orang. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah: apakah pilates bisa menyebabkan saraf kejepit?
Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Asrafi Rizki Gatam, SpOT(K) Spine, dokter spesialis ortopedi tulang belakang dari Eka Hospital BSD, menegaskan bahwa pilates sejatinya merupakan olahraga yang sangat baik dan relatif aman, terutama bila dilakukan dengan teknik yang benar.
“Pilates itu sebenarnya tidak ada masalah. Justru bagus untuk melatih otot,” kata dr. Asrafi saat hadir dalam acara temu media di Eka Hospital BSD, Bintaro, Jumat (25/7).
Menurutnya, dibandingkan dengan olahraga berbasis beban berat seperti angkat besi di gym, pilates jauh lebih bersahabat bagi banyak kalangan, termasuk pemula.
Namun, ia tetap mengingatkan bahwa risiko cedera tetap bisa terjadi, termasuk kemungkinan terkena saraf kejepit, jika olahraga dilakukan secara tidak bertahap dan tidak sesuai dengan kapasitas tubuh masing-masing.
“Yang jadi problem itu ketika kita melakukan [pilates] di luar batas kemampuan kita. Misalnya, Anda yang sebelumnya tidak pernah olahraga tiba-tiba memaksakan gerakan yang sulit dalam pilates tanpa latihan bertahap,” ujar dr. Asrafi.
Saraf kejepit, atau secara medis disebut herniated nucleus pulposus (HNP), terjadi ketika bantalan antar ruas tulang belakang keluar dari tempatnya dan menekan saraf di sekitarnya.
Gejala umum dari kondisi ini antara lain nyeri di punggung bawah, kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan otot pada bagian tubuh tertentu.

Dokter Asrafi dari Eka Hospital BSD tegaskan pentingnya latihan pilates yang sesuai kemampuan tubuh untuk mencegah cedera.
Meski sering dikaitkan dengan usia lanjut, HNP juga bisa dialami oleh kalangan muda yang terlalu memaksakan diri saat berolahraga.
Lebih lanjut, dr. Asrafi menjelaskan bahwa penyebab utama cedera bukan pada jenis olahraganya, melainkan pada bagaimana latihan itu dilakukan.
Kesalahan teknik, intensitas latihan yang terlalu tinggi, serta kurangnya pengawasan instruktur bisa menjadi faktor pemicu cedera, termasuk saraf kejepit.
Namun, jika pilates dilakukan dengan bimbingan instruktur berpengalaman, serta disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing individu, olahraga ini justru memberikan banyak manfaat.
Pilates dapat membantu memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot inti yang berperan sebagai penyangga tulang belakang, serta mencegah berbagai jenis nyeri punggung.
“Pilates yang dilakukan dengan instruktur berpengalaman, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, dan tidak terburu-buru mengejar hasil, justru bisa menjadi solusi untuk mencegah nyeri punggung, memperbaiki postur, dan memperkuat otot inti,” jelasnya.
Sebagai langkah aman, dr. Asrafi menyarankan untuk memulai latihan dari gerakan dasar, tidak memaksakan diri mengikuti level yang belum mampu dijalani, dan selalu mendengarkan sinyal tubuh.
Jika merasakan nyeri atau ketidaknyamanan selama berlatih, sebaiknya segera berhenti dan konsultasikan dengan tenaga medis atau instruktur yang kompeten.
Jadi, apakah pilates bisa menyebabkan saraf kejepit? Jawabannya bisa saja, namun hal itu terjadi bila olahraga dilakukan dengan asal-asalan, tanpa bimbingan, dan melewati batas kemampuan tubuh.
Di sisi lain, jika dijalani dengan benar, pilates justru menjadi pilihan olahraga yang sangat bermanfaat untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas tulang belakang. (vip)