Pinjaman Online Meningkat Pesat Jelang Lebaran, Ketua AFPI: Jangan Terjebak Pinjol Ilegal!

Jumlah utang pinjaman online (pinjol) warga Indonesia mengalami peningkatan signifikan menjelang Lebaran 2025
Jumlah utang pinjaman online (pinjol) warga Indonesia mengalami peningkatan signifikan menjelang Lebaran 2025. Fenomena ini terjadi akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam menyambut hari raya Idul Fitri.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S. Djafar, mengungkapkan bahwa pembiayaan dana tunai melalui platform pinjol mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Peningkatan ini disebabkan oleh tingginya konsumsi masyarakat selama bulan Ramadan hingga mendekati Lebaran.
Tren Peningkatan Pinjaman Online Menjelang Lebaran
Konsumsi masyarakat Indonesia cenderung meningkat drastis selama bulan suci Ramadan hingga Idul Fitri. Faktor ini menjadi pemicu utama peningkatan jumlah pinjaman online yang diajukan oleh masyarakat.
Pinjaman online sering menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat untuk memenuhi berbagai keperluan. Beberapa keperluan tersebut meliputi belanja kebutuhan pokok, biaya perjalanan mudik, dan persiapan perayaan Lebaran.
Menurut Entjik, industri fintech peer-to-peer (P2P) lending mengalami lonjakan permintaan pendanaan menjelang Lebaran. Hal ini terlihat dari meningkatnya penyaluran pinjaman atau disbursement ke masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren peningkatan pinjaman online selalu terjadi menjelang perayaan hari besar keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa pinjol menjadi salah satu alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan finansial yang meningkat selama periode tersebut.
Lonjakan Penyaluran Pinjaman Online

Pinjaman online meningkat pesat jelang lebaran
Entjik memperkirakan bahwa penyaluran pendanaan P2P lending selama Ramadan dan Idul Fitri akan mengalami pertumbuhan dua digit. Pertumbuhan ini didorong oleh tingginya permintaan pembiayaan konsumtif, terutama di sektor multiguna.
Permintaan pinjaman untuk keperluan konsumtif meningkat pesat akibat kebutuhan masyarakat yang melonjak selama Ramadan. Faktor ini menyebabkan tingginya perputaran uang di sektor fintech lending.
Sebagai solusi keuangan, pinjol dapat memberikan manfaat jika digunakan secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memahami syarat dan ketentuan sebelum mengajukan pinjaman.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, pinjaman online dianggap sebagai jalan keluar bagi sebagian besar masyarakat. Namun, penting untuk memperhitungkan kemampuan finansial sebelum berutang agar tidak menimbulkan beban keuangan di kemudian hari.
Risiko Pinjaman Online yang Perlu Diwaspadai
Meski memberikan kemudahan, pinjaman online juga memiliki risiko yang harus diperhatikan. Masyarakat harus memiliki kesadaran finansial yang baik agar tidak terjebak dalam jerat utang yang berlebihan.
Perencanaan keuangan yang bijak sangat diperlukan agar setelah Lebaran tidak mengalami kesulitan dalam melunasi pinjaman. Selain itu, kewaspadaan terhadap pinjaman online ilegal juga sangat penting.
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat AFPI, Kuseryansyah, mengingatkan bahwa meningkatnya kebutuhan pembiayaan menjelang Lebaran bisa mendorong masyarakat untuk mengambil pinjaman dari sumber yang tidak resmi. Pinjol ilegal sering menawarkan kemudahan pencairan dana, namun dengan bunga dan biaya layanan yang sangat tinggi.
Beberapa pelaku usaha pinjol ilegal bahkan tidak transparan dalam menjelaskan biaya dan ketentuan pinjaman. Akibatnya, banyak peminjam yang akhirnya terjerat dalam utang yang sulit dilunasi.
Menurut Kuseryansyah, banyak masyarakat yang tergiur dengan penawaran pinjol ilegal karena proses pengajuannya lebih cepat dan tanpa syarat yang ketat. Namun, konsekuensinya adalah tingginya bunga dan denda keterlambatan yang bisa membuat peminjam mengalami kesulitan finansial.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk hanya menggunakan layanan pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan demikian, hak dan perlindungan konsumen dapat tetap terjamin.
Cara Bijak Menggunakan Pinjaman Online
Agar tidak terjebak dalam pinjaman yang berlebihan, masyarakat harus cermat dalam mengelola keuangan mereka. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menggunakan pinjol secara bijak dan bertanggung jawab.
Pertama, pastikan untuk meminjam sesuai dengan kebutuhan dan bukan untuk keperluan konsumtif yang tidak mendesak. Menggunakan pinjaman untuk hal-hal yang tidak terlalu penting dapat menimbulkan masalah keuangan di masa depan.
Kedua, perhatikan besaran bunga dan biaya tambahan yang dibebankan oleh penyedia pinjaman. Bandingkan beberapa layanan pinjaman sebelum mengambil keputusan agar mendapatkan opsi yang paling sesuai.
Ketiga, baca dengan teliti syarat dan ketentuan yang berlaku. Pastikan memahami seluruh ketentuan termasuk mekanisme pembayaran, denda keterlambatan, dan biaya lainnya.
Keempat, buatlah perencanaan keuangan yang matang agar tidak mengalami kesulitan saat melakukan pembayaran cicilan. Pastikan jumlah cicilan yang diambil tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok lainnya.
Kelima, hindari menggali lubang tutup lubang dengan mengambil pinjaman baru untuk membayar pinjaman lama. Strategi ini justru akan membuat beban utang semakin besar dan sulit untuk dilunasi.
Terakhir, selalu periksa legalitas penyedia layanan pinjaman online melalui situs resmi OJK. Dengan memilih pinjol yang terdaftar, masyarakat dapat terhindar dari praktik penagihan yang tidak etis dan penyalahgunaan data pribadi.
Peningkatan pinjaman online menjelang Lebaran 2025 merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri. Meski pinjol dapat menjadi solusi keuangan, penggunaannya harus dilakukan secara bijak agar tidak menimbulkan beban keuangan yang berat.
Masyarakat harus waspada terhadap risiko pinjaman online, terutama dari penyedia pinjol ilegal yang menawarkan bunga tinggi dan biaya tersembunyi. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa legalitas layanan pinjaman dan hanya menggunakan pinjaman yang sesuai dengan kemampuan finansial.
Dengan perencanaan keuangan yang baik, masyarakat dapat menikmati momen Lebaran dengan tenang tanpa terbebani oleh utang yang berlebihan. Edukasi finansial yang lebih luas juga diperlukan agar masyarakat semakin cerdas dalam mengelola keuangan mereka. (dda)