Pergeseran Investasi di AS: 50 Juta Warga Pilih Bitcoin, Mengalahkan Emas

Investasi bitcoin

Semakin banyak warga Amerika Serikat (AS) yang meninggalkan emas sebagai pilihan investasi tradisional dan beralih ke Bitcoin (BTC). Berdasarkan laporan riset dari River, sekitar 14 persen dari populasi AS kini memilih Bitcoin, melampaui jumlah mereka yang memilih emas.

Pada Mei 2025, diperkirakan 49,6 juta warga Amerika telah beralih ke Bitcoin, sedangkan hanya 36,7 juta yang memilih emas, mencerminkan perubahan signifikan dalam preferensi investasi. Yang lebih mencolok, warga Amerika kini menyumbang 40 persen dari total pemilik Bitcoin di seluruh dunia.

Pergeseran ini terjadi seiring dengan semakin diterimanya Bitcoin dalam regulasi di AS. Fenomena ini menunjukkan bahwa adopsi Bitcoin sebagai alternatif investasi semakin meluas di kalangan masyarakat Amerika.

Riset yang dirilis menunjukkan bahwa kepemilikan Bitcoin di AS mencakup hampir seluruh lapisan sosial ekonomi. Kepemilikan ini tidak terlalu dipengaruhi oleh ras, agama, pendapatan, atau afiliasi politik.

Hal ini mengindikasikan bahwa Bitcoin telah menjadi pilihan investasi yang diterima oleh beragam kelompok di masyarakat. Namun, meskipun kepemilikan Bitcoin cukup merata, riset tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas pemilik Bitcoin di AS adalah pria dan kelompok usia yang lebih muda.

Sebagai contoh, sekitar 40,5 persen pemilik Bitcoin adalah pria berusia 31 hingga 35 tahun, sedangkan 35,9 persen lainnya adalah pria berusia 41 hingga 45 tahun. Sementara itu, hanya 13,4 persen pemilik Bitcoin yang adalah perempuan, yang menandakan adanya kesenjangan gender yang signifikan dalam kepemilikan mata uang kripto ini.

Peralihan dari emas ke Bitcoin telah mengubah cara warga AS menyimpan nilai dan membangun kekayaan. Sifat Bitcoin yang digital memberikan kemudahan dalam hal kepemilikan, penyimpanan, dan transaksi, yang tidak dapat ditawarkan oleh emas tradisional.

Selain itu, perubahan regulasi terbaru di AS juga turut mempercepat adopsi Bitcoin. Produk-produk keuangan baru, seperti exchange-traded fund (ETF) berbasis spot, semakin mempermudah masyarakat untuk berinvestasi di Bitcoin.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah AS juga memainkan peran penting dalam mempercepat adopsi Bitcoin. Penetapan dari Gedung Putih yang mengklasifikasikan Bitcoin sebagai aset cadangan strategis semakin menegaskan bahwa Bitcoin dipandang sebagai alat yang sah dan penting dalam perekonomian.

Bahkan, AS kini menguasai sekitar 63,3 persen dari cadangan Bitcoin milik pemerintah di seluruh dunia, lebih dari dua kali lipat dari pangsa cadangan emas globalnya yang hanya mencapai 29,9 persen. Sebagai perbandingan, China tercatat menguasai hanya 4,8 persen dari total cadangan Bitcoin global dan 8,4 persen dari cadangan emas dunia.

Meski peralihan ke Bitcoin semakin signifikan, emas tetap mempertahankan posisinya sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Emas masih menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang mencari stabilitas di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan.

Pada tahun 2025, harga emas menunjukkan performa yang cukup kuat, dengan arus modal yang terus mengalir ke logam mulia ini. Sementara itu, Bitcoin tetap diperdagangkan di atas level 100.000 dolar AS, berupaya menembus rekor tertingginya.

Kondisi ini mencerminkan semakin kuatnya penerimaan Bitcoin sebagai salah satu instrumen investasi utama. Namun, adopsi Bitcoin yang meningkat tidak berarti bahwa emas akan kehilangan statusnya.

Sebagai aset safe haven, emas tetap relevan bagi investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi. Dengan meningkatnya minat terhadap Bitcoin, pergeseran dari emas ke Bitcoin di AS menjadi fenomena yang patut diperhatikan.

Hal ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam preferensi investasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana regulasi dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi adopsi mata uang kripto.

Sementara itu, di Indonesia, pertanyaan yang sama mungkin muncul: apakah fenomena yang sama akan terjadi di pasar investasi tanah air? Meskipun saat ini masih banyak yang memilih emas sebagai tempat berlindung dari inflasi dan ketidakpastian, semakin banyak juga masyarakat yang mulai memperhatikan Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Seiring dengan perkembangan regulasi dan pemahaman yang lebih baik tentang teknologi blockchain, Indonesia bisa jadi akan mengikuti jejak AS dalam beralih ke mata uang digital. Sementara itu, para investor di seluruh dunia, baik di AS maupun Indonesia, terus memantau perkembangan Bitcoin dan emas.

Ke depan, kita akan melihat apakah Bitcoin mampu mempertahankan popularitasnya sebagai alternatif emas yang sah, ataukah akan ada perubahan lebih lanjut dalam cara kita menyimpan dan membangun kekayaan. (dda)