Perbedaan GERD dan Maag: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Perbedaan Gerd Dan Maag

Banyak orang sering menganggap GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan maag sebagai kondisi yang sama karena keduanya berhubungan dengan gangguan pada lambung.

Namun, meskipun memiliki beberapa gejala yang mirip, GERD dan maag adalah dua kondisi yang berbeda.

Mengetahui perbedaan antara keduanya sangat penting agar dapat menentukan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi di kemudian hari.

Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan antara GERD dan maag, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara pengobatannya.

Apa Itu GERD dan Maag?

Perbedaan GERD dan Maag

Perbedaan GERD dan Maag

Sebelum membahas lebih jauh perbedaan antara GERD dan maag, penting untuk memahami definisi masing-masing kondisi ini.

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan secara berulang kali, menyebabkan iritasi pada lapisan esofagus.

GERD sering kali terjadi ketika otot di antara kerongkongan dan lambung (sfingter esofagus bawah) melemah atau tidak berfungsi dengan baik.

Maag (dispepsia) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan rasa tidak nyaman atau nyeri di area perut bagian atas akibat gangguan pencernaan.

Maag bukanlah penyakit spesifik, tetapi lebih kepada kumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan produksi asam lambung, peradangan lambung (gastritis), atau infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Perbedaan Gejala GERD dan Maag

Meskipun keduanya terkait dengan gangguan lambung, gejala GERD dan maag memiliki perbedaan yang cukup jelas:

Gejala GERD

  • Rasa terbakar di dada (heartburn) yang sering kali memburuk setelah makan atau saat berbaring.
  • Regurgitasi, yaitu sensasi asam atau pahit di mulut akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.
  • Kesulitan menelan (disfagia) akibat iritasi atau penyempitan esofagus.
  • Batuk kronis, terutama di malam hari, yang tidak berhubungan dengan infeksi saluran napas.
  • Suara serak atau sakit tenggorokan akibat paparan asam lambung yang mengiritasi pita suara.
  • Napas bau atau mulut terasa asam akibat refluks asam yang sering terjadi.

Gejala Maag

  • Nyeri atau perih di perut bagian atas yang sering kali berhubungan dengan makanan.
  • Kembung dan perasaan penuh setelah makan sedikit.
  • Sering bersendawa atau buang gas berlebihan.
  • Mual dan muntah, terutama setelah makan makanan yang berminyak atau pedas.
  • Hilang nafsu makan akibat ketidaknyamanan di perut.
  • Muntah darah atau tinja berwarna hitam, yang bisa menandakan adanya perdarahan lambung dalam kasus yang lebih serius.

Penyebab GERD dan Maag

Penyebab GERD

GERD terjadi akibat melemahnya sfingter esofagus bawah yang seharusnya mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Beberapa faktor yang dapat memicu atau memperburuk GERD meliputi:

  • Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan pedas, asam, cokelat, kafein, atau makanan berlemak tinggi.
  • Kebiasaan makan dalam porsi besar sebelum tidur.
  • Kegemukan atau obesitas, yang meningkatkan tekanan pada perut.
  • Merokok dan konsumsi alkohol, yang dapat melemahkan otot sfingter esofagus bawah.
  • Stres dan kecemasan yang dapat memicu produksi asam lambung berlebihan.
  • Kehamilan, yang menyebabkan peningkatan tekanan di perut akibat pertumbuhan janin.

Penyebab Maag

Maag dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:

  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori yang dapat menyebabkan peradangan pada dinding lambung.
  • Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin dalam jangka panjang.
  • Pola makan yang tidak teratur atau sering melewatkan waktu makan.
  • Konsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, atau berlemak tinggi.
  • Stres yang dapat meningkatkan produksi asam lambung.
  • Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok.

Cara Pengobatan GERD dan Maag

Pengobatan GERD

Karena GERD berhubungan dengan asam lambung yang naik ke kerongkongan, pengobatannya bertujuan untuk mengurangi produksi asam dan mencegah refluks. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi:

1. Perubahan Gaya Hidup

  • Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering.
  • Menghindari makan 2-3 jam sebelum tidur.
  • Mengangkat kepala tempat tidur sekitar 15-20 cm saat tidur untuk mencegah asam naik ke kerongkongan.
  • Menghindari makanan pemicu seperti gorengan, kafein, dan cokelat.
  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga.

2. Penggunaan Obat-obatan

  • Antasida untuk menetralkan asam lambung sementara.
  • H2-receptor blockers (Ranitidin, Famotidin) untuk mengurangi produksi asam lambung.
  • Proton Pump Inhibitors (PPI) seperti Omeprazole dan Lansoprazole untuk menekan produksi asam secara lebih efektif.

3. Tindakan Medis

Jika GERD sudah parah dan tidak merespons pengobatan, prosedur medis seperti fundoplication (operasi untuk memperkuat sfingter esofagus) mungkin diperlukan.

Pengobatan Maag

Pengobatan maag tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh Helicobacter pylori, maka antibiotik mungkin diperlukan. Berikut beberapa cara mengatasi maag:

1. Perubahan Pola Makan

  • Menghindari makanan pedas, asam, dan berminyak.
  • Makan secara teratur untuk mengurangi iritasi lambung.
  • Menghindari konsumsi alkohol dan rokok.

2. Penggunaan Obat-obatan

  • Antasida untuk menetralkan asam lambung.
  • H2-receptor blockers dan PPI untuk mengurangi produksi asam.
  • Obat pelindung lambung seperti Sukralfat untuk melapisi dinding lambung dan mencegah iritasi lebih lanjut.

3. Mengelola Stres

Karena stres dapat memicu maag, teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi gejala.

Meskipun GERD dan maag sama-sama berhubungan dengan gangguan pencernaan, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal gejala, penyebab, dan pengobatan.

GERD lebih berkaitan dengan asam lambung yang naik ke kerongkongan, sedangkan maag lebih berfokus pada ketidaknyamanan di perut bagian atas.

Dengan memahami perbedaan ini, penderita dapat memilih pengobatan yang lebih tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Jika mengalami gejala yang tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.(taa)