Perang Dagang Mereda, Harga Bitcoin dan Aset Kripto Diprediksi Naik Tajam

Harga Bitcoin melonjak seiring meredanya perang dagang AS-China.
Optimisme pasar kripto di Indonesia kembali meningkat setelah meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sentimen positif ini turut mendorong kenaikan harga aset kripto, termasuk Bitcoin, yang diprediksi akan terus menguat.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan bahwa penguatan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya dalam sebulan terakhir disebabkan oleh berkurangnya tensi geopolitik, terutama setelah tercapainya kesepakatan tarif baru antara AS dan China. Dalam kesepakatan tersebut, tarif AS terhadap barang China turun dari 145% menjadi 30%, sementara tarif China terhadap barang AS berkurang dari 125% menjadi 10%.
Oscar menambahkan bahwa iklim pasar yang lebih kondusif akibat meredanya ketegangan geopolitik mendorong para investor untuk masuk ke aset berisiko seperti kripto. Hal ini terlihat dari kenaikan volume perdagangan dan lonjakan harga aset digital dalam beberapa pekan terakhir.
Penguatan Harga Aset Kripto

Aset kripto diperkirakan masih menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi para pelaku pasar, baik ritel maupun institusi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, dalam sebulan terakhir harga Bitcoin naik 19,82% ke level US$102.590 per koin. Selain itu, Ethereum melonjak 57,17% menjadi US$2.583 per koin, dan XRP meningkat 16,93% ke level US$2,51 per koin. Kenaikan ini dianggap sebagai respons positif terhadap iklim pasar global yang lebih stabil.
Menurut Oscar, momentum penguatan ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk memperkuat posisi dan memperluas adopsi di kalangan institusi maupun investor ritel. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pergerakan harga kripto juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi lainnya, termasuk inflasi dan kebijakan suku bunga AS.
Faktor Eksternal dan Internal Penggerak Pasar
Salah satu faktor yang turut mendukung penguatan Bitcoin adalah data inflasi AS yang mulai melandai. Inflasi yang terkendali meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menahan atau bahkan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Ini membuka peluang bagi investor untuk kembali melirik aset berisiko, termasuk kripto.
Selain itu, permintaan dari institusi keuangan global juga meningkat. Data menunjukkan lebih dari 36% pembelian Bitcoin secara global berasal dari institusi sektor finansial, menunjukkan bahwa kripto semakin dipandang sebagai aset investasi jangka panjang.
Proyeksi Pertumbuhan Kripto di Indonesia
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir Februari 2025, jumlah pengguna aset kripto di Indonesia mencapai 13,31 juta, naik dari 12,92 juta pada Januari. Nilai transaksi aset kripto pada periode Januari-Februari 2025 mencapai Rp76,85 triliun, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp55,26 triliun.
Analyst Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut bahwa tren penguatan harga kripto masih akan berlanjut selama sentimen positif terkait perang dagang AS-China terus bertahan. Fase pasca-halving Bitcoin juga menjadi katalis penting yang dapat mendorong harga naik dalam jangka menengah.
Secara historis, pasca-halving Bitcoin biasanya menciptakan tren bullish yang berlangsung 12 hingga 18 bulan. Dengan halving terakhir pada April 2024, ada potensi tren kenaikan harga Bitcoin berlanjut hingga akhir 2025. Beberapa analis bahkan memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai US$120.000 hingga US$150.000 pada puncak siklus kali ini.
Pentingnya Manajemen Risiko
Pengamat kripto, Desmond Wira, mengingatkan bahwa meskipun prospek harga kripto terlihat cerah, volatilitas tetap menjadi ciri khas pasar ini. Investor perlu bijak dalam mengelola risiko, terutama mengingat perubahan kebijakan global dan kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi harga kripto secara tiba-tiba.
CEO Triv, Gabriel Rey, menilai bahwa tren bullish aset kripto tahun ini cukup solid. Dengan potensi penurunan suku bunga dan meningkatnya likuiditas pasar, harga Bitcoin diproyeksikan bisa mencapai US$120.000 sampai US$135.000 dalam beberapa bulan ke depan. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap perubahan dinamika pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Dengan optimisme pasar yang terus berkembang, aset kripto diperkirakan masih menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi para pelaku pasar, baik ritel maupun institusi.(vip)