Categories: Olahraga

Pelatih Timnas Vietnam Bingung Banyak Pemain ASEAN All-Stars Mundur dari Laga Melawan Manchester United

Publik Vietnam dibuat kebingungan setelah banyak pemain ASEAN mundur dari panggilan memperkuat ASEAN All-Stars. Padahal skuad ini disiapkan khusus untuk menantang Manchester United dalam rangka tur pramusim mereka di Malaysia pada 28 Mei 2025.

Satu per satu, negara-negara Asia Tenggara menarik mundur pemain yang awalnya dipanggil memperkuat skuad ASEAN All-Stars. Kondisi ini tentu membuat pelatih Kim Sang-sik berada dalam situasi yang tidak mudah.

Kim Sang-sik, pelatih utama Timnas Vietnam, mendapat kepercayaan untuk membesut ASEAN All-Stars dengan berbagai pertimbangan penting. Salah satunya adalah keberhasilannya membawa Vietnam menjuarai Piala AFF 2024 hanya dalam enam bulan setelah menjabat.

Namun, nama besar Kim Sang-sik rupanya belum mampu menjaga loyalitas para pemain.Banyak bintang Asia Tenggara memilih mundur dari pertandingan melawan Manchester United. Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan publik Vietnam. Mengapa para pemain dari negara-negara dengan level sepak bola yang sudah maju memilih mundur?

Media lokal seperti Dantri.com juga menyoroti masalah ini dengan kritis. Mereka pun mempertanyakan, “Mengapa beberapa bintang enggan bergabung di bawah arahan Kim Sang-sik untuk menghadapi Manchester United?”

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Thailand, Indonesia, dan Malaysia adalah negara yang paling banyak menarik pemainnya. Awalnya, ketiga negara tersebut mengirimkan dua perwakilan ke skuad ASEAN All-Stars.

Namun, situasi berubah drastis ketika para pemain itu ditarik kembali oleh federasi masing-masing. Malaysia, contohnya, menarik Sergio Aguero dan Dominic Tan dari daftar pemain ASEAN All-Stars.

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyatakan, kedua pemain itu diprioritaskan untuk persiapan Kualifikasi Piala Asia 2027. Fokus pada kompetisi resmi dianggap lebih penting daripada laga persahabatan komersial.

Di Indonesia, situasinya pun serupa dengan munculnya krisis cedera di Timnas. Asnawi Mangkualam bahkan berpotensi dipanggil untuk memperkuat tim nasional dalam waktu dekat.

Selain itu, Persija Jakarta secara terang-terangan menolak mengizinkan Muhammad Ferrari bergabung dengan ASEAN All-Stars. Klub ibu kota tersebut menganggap pemain muda itu lebih dibutuhkan untuk kepentingan klub.

Sementara itu, Thailand juga menghadapi kendala serupa dalam melepas pemainnya. Nicholas Mickelson, yang sempat diproyeksikan bergabung, akhirnya batal karena klubnya, OB Odense, tidak memberikan izin.

Di sisi lain, Vietnam menyadari betul bahwa laga melawan Manchester United ini lebih banyak berorientasi pada aspek komersial. Bukan pada peningkatan kualitas permainan atau prestasi tim.

Pertandingan tersebut lebih dikategorikan sebagai laga persahabatan yang bertujuan mendulang keuntungan finansial. Secara profesional, sulit mengharapkan manfaat besar dari pertandingan yang timpang kualitasnya ini.

“Laga ASEAN All-Stars kontra Man Utd sejatinya hanyalah pertandingan persahabatan yang sarat unsur komersial,” tulis Dantri.com.vn. Mereka menilai, minat negara-negara ASEAN terhadap laga ini memang sangat minim.

Media Vietnam itu juga menekankan, sulit berharap adanya panen prestasi dari pertandingan ini. Pasalnya, kelas dan sifat pertandingan jauh berbeda dari ajang resmi internasional.

Inilah sebabnya mengapa negara-negara kuat di Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina, kurang antusias. Mereka bahkan cenderung tidak mengirimkan pemain utama ke laga ini.

Sebagian hanya mengirim pemain pelapis, atau bahkan tidak mengirim sama sekali demi fokus ke agenda lebih penting. Laga melawan Manchester United memang lebih bertujuan untuk membangun citra dan menarik sponsor.

Namun, dari sudut pandang federasi dan klub, menjaga kondisi pemain tetap lebih diutamakan. Apalagi dengan jadwal ketat kualifikasi dan turnamen resmi yang sudah di depan mata.

Kim Sang-sik kini harus mencari jalan keluar dengan kondisi pemain yang ada. Tantangannya adalah bagaimana tetap membentuk tim yang kompetitif meski dengan keterbatasan besar.

Dengan waktu yang semakin mepet menuju pertandingan, pelatih asal Korea Selatan ini tentu bekerja keras menyusun strategi. Apalagi lawan yang akan dihadapi adalah Manchester United, klub raksasa Premier League yang punya kualitas jauh di atas rata-rata.

Bagi Vietnam sendiri, pertandingan ini tetap penting untuk menunjukkan eksistensi sepak bola Asia Tenggara di mata dunia. Meski minim dukungan pemain top, mereka tetap ingin memberi perlawanan terbaik.

Meski begitu, suara-suara skeptis dari publik Vietnam tetap tidak bisa dibendung. Banyak yang menyayangkan mundurnya para pemain ASEAN yang dinilai bisa membuat pertandingan kehilangan greget.

Kini, semua mata tertuju pada bagaimana ASEAN All-Stars tampil dalam laga bersejarah ini. Terlepas dari segala keterbatasan, publik berharap tetap ada kebanggaan yang bisa dipetik dari pertandingan ini. (Okt)