Pecinta Pete Wajib Tahu! Ini Dampaknya Terhadap Asam Urat

Dampak buruk mengkonsumsi pete bagi penderita asam urat

Petai atau pete merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dikenal karena aromanya yang tajam serta cita rasanya yang khas. Meskipun baunya kerap menimbulkan perdebatan, banyak orang tetap menyukainya karena dianggap membawa manfaat bagi kesehatan.

Di sejumlah wilayah, pete kerap dijadikan pelengkap menu seperti sambal goreng, nasi uduk, dan juga lalapan. Justru aroma menyengat itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya.

Bukan hanya menambah nafsu makan, pete juga dipercaya mengandung berbagai zat gizi yang berguna bagi tubuh. Namun, di tengah meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, konsumsi pete mulai dipertanyakan, terutama kaitannya dengan risiko asam urat.

Apa Itu Asam Urat dan Apa Penyebabnya?

Asam urat dihasilkan melalui proses pemecahan purin, yaitu senyawa alami yang terdapat dalam tubuh serta pada sejumlah makanan tertentu. Saat purin diurai, tubuh menghasilkan asam urat yang seharusnya dikeluarkan melalui ginjal.

Masalah timbul ketika tubuh mengonsumsi purin dalam jumlah berlebih atau ketika fungsi ginjal tidak optimal. Hal ini menyebabkan kadar asam urat dalam darah naik dan berpotensi membentuk kristal.

Kristal ini kemudian mengendap di persendian, menimbulkan gejala seperti nyeri hebat, pembengkakan, dan rasa panas. Karena itu, penderita asam urat disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung purin tinggi.

Namun perlu diingat, tidak semua makanan mengandung purin dalam kadar berbahaya bagi penderita asam urat.

Benarkah Pete Mengandung Purin Tinggi?

Pete memang memiliki kandungan purin, namun tidak termasuk dalam golongan tinggi. Pada 100 gram pete, kadar kandungan purinnya diperkirakan berada di kisaran 50 sampai 100 mg.

Sebagai perbandingan, makanan seperti jeroan, sarden, dan berbagai jenis seafood bisa mengandung purin lebih dari 300 mg per 100 gram. Artinya, pete masih lebih aman dibanding makanan tersebut.

Selama dikonsumsi secara wajar, pete tidak memberikan risiko besar bagi orang sehat. Meski begitu, penderita asam urat tetap harus berhati-hati dan tidak mengonsumsi pete dalam jumlah banyak.

Karena meskipun purinnya sedang, konsumsi berlebihan terutama jika dikombinasikan dengan makanan tinggi purin lainnya dapat memperburuk kondisi tubuh.

Dampak Konsumsi Pete Berlebih terhadap Ginjal dan Asam Urat

Pete menyebabkan asam urat

Pete menyebabkan asam urat

Pete juga mengandung senyawa seperti tannin dan alkaloid yang bisa memberi tekanan tambahan pada ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Beban ini dapat mengganggu kemampuan ginjal dalam membuang kelebihan asam urat dari tubuh.

Pada individu dengan masalah ginjal atau metabolisme, konsumsi pete harus lebih diperhatikan. Asupan berlebihan bisa memicu perburukan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Oleh karena itu, memahami kondisi tubuh masing-masing sebelum mengonsumsi makanan seperti pete sangatlah penting.

Manfaat Pete yang Sering Terabaikan

Meskipun sering mendapat stigma sebagai pemicu asam urat, pete sebenarnya memiliki berbagai manfaat. Kandungan serat di dalamnya dapat membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kestabilan gula darah.

Pete juga mengandung vitamin A dan C, serta antioksidan yang bermanfaat dalam memperkuat sistem imun. Senyawa ini membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko peradangan dalam tubuh.

Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa pete memiliki potensi sebagai antimikroba dan antijamur. Namun manfaat-manfaat tersebut hanya bisa dirasakan jika pete dikonsumsi dalam porsi wajar.

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Pete?

Bagi mereka yang memiliki asam urat tinggi, bukan berarti pete harus benar-benar dihindari. Yang penting adalah memperhatikan porsinya dan tidak mengonsumsinya terlalu sering.

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan untuk menyesuaikan konsumsi pete dengan kondisi kesehatan masing-masing. Dengan pendekatan ini, risiko lonjakan kadar asam urat dapat ditekan.

Mengombinasikan pete dengan makanan rendah purin, seperti sayuran hijau atau protein nabati, juga bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga keseimbangan asupan harian.

Tips Menjaga Asam Urat Tetap Stabil

Pengaturan pola makan adalah kunci utama dalam mengelola kadar asam urat. Hindari makanan tinggi purin seperti jeroan, daging olahan, dan seafood.

Perbanyak minum air putih agar ginjal dapat bekerja dengan optimal membuang zat sisa. Air juga membantu mengencerkan urin dan mencegah pembentukan kristal asam urat.

Melakukan olahraga secara teratur seperti jalan kaki, renang, atau bersepeda dapat mendukung peningkatan metabolisme tubuh. Gerak fisik juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan kadar asam urat.

Selain itu, manajemen stres juga penting, karena stres yang tidak terkendali bisa memicu peradangan dan memperburuk gejala.

 

Walau pete mengandung purin, kadar yang dimilikinya tidak setinggi makanan lain yang menjadi pemicu utama asam urat. Orang sehat umumnya aman mengonsumsinya selama tidak berlebihan.

Penderita asam urat tetap dapat menikmati pete, namun dengan porsi terbatas dan frekuensi yang jarang. Amati juga reaksi tubuh setelah mengonsumsinya agar bisa mengenali tanda-tanda jika ada ketidakcocokan.

Jangan terburu-buru mempercayai mitos yang belum teruji kebenarannya. Pengetahuan yang akurat tentang makanan bisa membantu menjaga kesehatan dalam jangka panjang.

Dengan menerapkan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat, kamu tetap bisa menikmati pete tanpa rasa khawatir terhadap asam urat. (dda)