Pasar Kripto Goyang, Bitcoin dan Ethereum Turun Imbas Konflik Israel-Iran

Bitcoin turun

KLIKBERITA24.COM - Ketegangan geopolitik yang meningkat tajam antara Israel dan Iran memicu kepanikan di pasar global, termasuk pasar aset digital seperti kripto.

Bitcoin menjadi salah satu aset yang paling terpukul, dengan nilainya sempat anjlok hingga berada di bawah US$ 105.000.

Kondisi ini tidak datang dari satu faktor saja. Selain akibat dari konflik yang kembali memanas di Timur Tengah, tekanan besar juga muncul akibat aksi likuidasi secara masif yang terjadi di pasar derivatif dan spot. Hasilnya, tren penurunan melanda hampir seluruh aset kripto utama.

Ethereum (ETH) ikut terseret dan mencatat penurunan sebesar 9,5%. XRP juga tidak mampu bertahan, turun sebesar 5,71%. Solana (SOL) menjadi salah satu yang terparah, dengan koreksi hingga 10,16%.

Pergerakan ini menunjukkan betapa cepatnya pasar bereaksi terhadap ketidakpastian global. Ketakutan investor terhadap risiko geopolitik dan tekanan makroekonomi mendorong mereka menjauh dari aset berisiko tinggi seperti kripto.

Pola koreksi harga ini juga mengingatkan pelaku pasar pada gejolak yang pernah terjadi pada awal tahun, tepatnya Januari 2025.

Namun, menurut Wakil Presiden Indodax, Antony Kusuma, kondisi ini tidak lantas harus diartikan sebagai sesuatu yang negatif secara keseluruhan.

Ia menilai bahwa koreksi semacam ini merupakan proses yang sehat dalam perjalanan pasar yang sedang membangun tren naik jangka panjang.

Bitcoin

Antony Kusuma dari Indodax menekankan pentingnya ketahanan mental investor di tengah gejolak pasar.

“Investor sedang melakukan reposisi sambil menunggu momentum yang lebih matang,” ujar Antony, Jumat (13/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa aksi likuidasi besar-besaran ini bukanlah sesuatu yang di luar prediksi. Justru, menurutnya, hal ini menjadi semacam pembersihan pasar dari penggunaan leverage yang berlebihan. Dengan begitu, pasar akan kembali ke titik keseimbangan yang lebih sehat.

“Ketidakpastian adalah tantangan sekaligus peluang, asalkan disikapi dengan mental yang kuat dan pembelajaran yang tepat,” sambungnya.

Menurutnya, dalam jangka panjang, dinamika semacam ini akan memperkuat daya tahan pasar kripto secara keseluruhan.

Investor yang memahami ritme dan risiko dari aset digital tidak akan mudah panik ketika terjadi koreksi mendalam, melainkan memanfaatkannya sebagai momen evaluasi dan reposisi portofolio.

Selain dari sisi geopolitik, tekanan tambahan datang dari ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat. Harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) kini makin memudar.

Berdasarkan data dari FedWatch, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar pada 18 Juni 2025 kini nyaris nol persen.

Sebaliknya, sekitar 99,8% pelaku pasar memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan di level saat ini.

Kondisi ini tentu membuat investor semakin berhati-hati dalam menempatkan dananya, terutama pada aset yang volatilitasnya tinggi seperti kripto.

Antony Kusuma juga menekankan pentingnya memilih platform yang terpercaya dan terbukti aman. Dalam kondisi pasar yang penuh gejolak, transparansi dan keamanan platform menjadi hal yang krusial untuk menjaga dana investor.

“Indodax terus menjaga keamanan dan transparansi demi melindungi dana nasabah,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa edukasi juga menjadi faktor penting. Indodax secara rutin memberikan informasi terbaru seputar perkembangan pasar, pergerakan harga, dan teknologi blockchain kepada para penggunanya.

Langkah ini diambil agar investor dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih bijak dan berdasarkan informasi yang akurat.

“Kami juga rutin memberikan edukasi dan informasi terbaru seputar pasar dan teknologi blockchain agar investor dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak,” jelasnya.

Antony menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa koreksi ini bukanlah akhir dari perjalanan pasar kripto. Justru, ini merupakan bagian dari proses yang membentuk karakter investor dan memperkuat ekosistem secara keseluruhan.

“Ini adalah fase yang harus dilalui dengan kesabaran, kedewasaan, dan pandangan jangka panjang. Investor yang memahami dinamika ini akan lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada,” pungkasnya.

Meski harga Bitcoin dan altcoin lain tengah melemah, banyak analis tetap percaya bahwa pondasi teknologi blockchain dan adopsi aset digital akan terus tumbuh.

Fluktuasi harga, sekeras apapun, tetap merupakan bagian dari perjalanan pasar yang sedang berkembang menuju kematangan. (vip)