Pasar Kripto dan Saham AS Menguat Pasca Kebijakan The Fed, Bitcoin Sentuh US$87.000

Pasar kripto mengalami penguatan setelah the fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% 4,50%.

Pasar aset berisiko seperti kripto mengalami penguatan setelah The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan tersebut memberikan sentimen positif bagi investor, yang mendorong kenaikan di pasar saham Amerika Serikat (AS).

Bitcoin, sebagai aset kripto berkapitalisasi besar, berhasil menembus level US$83.000 dan bahkan sempat diperdagangkan di level US$87.000. Ethereum juga mengalami penguatan signifikan setelah dua pekan berada di kisaran US$1.800–US$1.900, kini kembali stabil di level US$2.000.

Di sisi lain, pasar saham AS juga merespons positif hasil pertemuan The Fed. Indeks S&P 500 ditutup naik 1,08%, sementara Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average masing-masing menguat 1,41% dan 0,92%.

The Fed tetap mempertahankan proyeksi dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025. Meskipun terdapat ketidakpastian akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump, keputusan ini masih memberikan optimisme bagi pasar.

Jerome Powell: Inflasi dari Tarif Impor Bersifat Sementara

Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa inflasi akibat tarif impor kemungkinan hanya bersifat sementara. Ia juga menekankan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dengan risiko resesi yang masih tergolong rendah.

Meredanya kekhawatiran pasar membuat investor lebih percaya diri dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini. Fokus utama investor kini tertuju pada sektor ketenagakerjaan dan perumahan untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai prospek ekonomi ke depan.

Fahmi Almuttaqin, analis dari Reku, menyebut bahwa kondisi ini menciptakan reaksi optimis terhadap aset berisiko seperti kripto dan saham AS. Meskipun begitu, investor tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, mempertimbangkan berbagai risiko yang masih ada.

Faktor yang Mempengaruhi Reli Bitcoin dan Sentimen Kripto

Bitcoin berhasil menembus level us$83.000 dan bahkan sempat diperdagangkan di level us$87.000.

Bitcoin berhasil menembus level US$83.000 dan bahkan sempat diperdagangkan di level US$87.000.

Reli Bitcoin masih akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pasar memandang risiko inflasi yang terus membayangi. Selain itu, perkembangan regulasi kripto dari pemerintah AS juga dapat menjadi katalis positif yang mendorong kenaikan harga lebih lanjut.

The Fed juga menyoroti risiko stagflasi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan inflasi yang masih tinggi. Meskipun demikian, perkiraan pasar menunjukkan bahwa inflasi tidak akan setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.

Penundaan pemotongan suku bunga serta volatilitas akibat tarif impor masih bisa menekan pasar kripto dalam jangka pendek. Namun, narasi Bitcoin sebagai “emas digital” berpotensi semakin menguat jika inflasi terus meningkat, yang bisa mengurangi korelasi Bitcoin dengan saham AS.

Menurut Fahmi, kombinasi antara Bitcoin, altcoin, dan saham AS dalam portofolio investasi masih cukup ideal. Strategi diversifikasi ini dapat membantu investor menyeimbangkan risiko di instrumen berisiko tinggi seperti kripto dan pasar saham.

ETF Kripto Baru dan Dampaknya Terhadap Pasar

Fahmi juga menyoroti kemungkinan peluncuran ETF spot kripto lainnya, seperti Solana, yang dijadwalkan akan rilis menjelang akhir tahun. Jika terealisasi, hal ini berpotensi memperkuat narasi altcoin dan meningkatkan ketertarikan investor terhadap aset digital di luar Bitcoin dan Ethereum.

Saat ini, altcoin masih belum mengalami lonjakan harga yang signifikan. Namun, jika terdapat narasi yang menarik dan dukungan dari institusi keuangan, altcoin bisa menjadi daya tarik bagi investor yang mencari diversifikasi portofolio.

Pemangkasan suku bunga di masa depan juga dapat meningkatkan likuiditas dan suplai uang (M2 money supply). Secara historis, kondisi ini sering kali bertepatan dengan reli besar dalam setiap siklus bullish Bitcoin, sehingga bisa menjadi katalis positif bagi pasar kripto.

Namun, menurut Fahmi, dampak kebijakan moneter ini tetap bergantung pada bagaimana pasar menafsirkan keputusan The Fed. Jika pemangkasan suku bunga terjadi akibat kondisi ekonomi yang melemah, maka dampaknya terhadap pasar kripto bisa beragam.

Strategi Investor dalam Menghadapi Volatilitas Pasar

Dengan berbagai potensi positif yang masih terbuka, investor dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengakumulasi keuntungan. Strategi investasi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) dapat diterapkan untuk mengurangi risiko volatilitas pasar.

Aset kripto dan saham AS tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi pasar saat ini. Meskipun volatilitas masih tinggi, fundamental yang kuat bisa menjadi landasan bagi pemulihan pasar dalam jangka panjang.

Menurut Ravi Doshi, Co-Head of Markets di FalconX, reli pasar baru-baru ini didorong oleh kondisi oversold yang akhirnya berbalik arah. Fenomena ini sering terjadi ketika pasar telah mengalami penurunan tajam, sehingga menciptakan peluang pembelian bagi investor.

Rekor Penurunan dan Arus Keluar Dana dari Bitcoin

Secara historis, level terendah Bitcoin sejak terpilihnya Donald Trump pada November tahun lalu berada di angka US$77.000. Angka ini mengalami penurunan sekitar 30% dari level tertingginya sepanjang masa, yaitu US$109.000, yang dicapai saat pelantikannya pada Januari 2025.

Penurunan tajam tersebut juga menyebabkan arus keluar besar-besaran dari dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin. Selain itu, likuidasi besar di pasar derivatif kripto semakin memperburuk kondisi pasar selama periode tersebut.

Namun, setelah periode volatilitas tersebut, pasar kripto mulai mengalami pemantulan bersama dengan aset berisiko lainnya. Likuidasi yang dipicu oleh faktor makroekonomi menjadi salah satu pemicu utama pergerakan harga saat ini.

Menurut Stephane Ouellette, salah satu pendiri FRNT Financial, stabilitas makro yang lebih lanjut akan menjadi angin segar bagi harga kripto. Jika kondisi ekonomi terus membaik, maka pasar kripto dapat kembali ke jalur pemulihan yang lebih stabil.

Faktor Makro dan Pemulihan Harga Kripto

Salah satu faktor yang memberikan dorongan bagi harga kripto adalah KTT kripto yang baru saja diselenggarakan oleh Donald Trump di Gedung Putih. Keputusan pemerintah untuk mencadangkan aset kripto dan menurunkan beberapa tuntutan hukum terhadap perusahaan kripto besar juga memberikan kepercayaan bagi investor.

Selain itu, investor juga mulai berfokus pada kondisi ekonomi makro, seperti inflasi dan tarif impor. Angka inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi telah membantu meredakan kekhawatiran terhadap ekonomi AS dan mendukung pemulihan harga kripto.

Menurut James Davies, CEO dari platform perdagangan Crypto Valley Exchange, pemulihan harga kripto saat ini sangat terkait dengan faktor makro global. Jika inflasi terus menurun dan kebijakan moneter semakin akomodatif, maka pasar kripto memiliki peluang besar untuk terus menguat.

 

Secara keseluruhan, pasar kripto masih menghadapi berbagai tantangan, namun juga memiliki banyak peluang. Dengan strategi investasi yang tepat dan pemantauan terhadap kondisi makroekonomi, investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan keuntungan maksimal. (dda)