Nilai Tukar Rupiah ke Dollar AS Menguat Rp16.815, Pengamat Ungkap Potensi Rupiah

Nilai tukar rupiah ke dollar as menguat

Rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal sesi perdagangan hari Jumat, 25 April 2025. Mengacu pada data Bloomberg, rupiah naik 0,34% atau sekitar 57,5 poin ke posisi Rp16.815 per dolar AS.

Kenaikan ini terjadi meskipun indeks dolar AS juga bergerak naik sebesar 0,22% ke angka 99,59. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun dolar AS menguat secara global, rupiah tetap mampu menahan tekanan.

Tak hanya rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga mencatatkan tren positif. Dolar Taiwan naik tipis 0,09%, peso Filipina meningkat 0,28%, dan rupee India menguat 0,18%.

Namun, tidak semua mata uang di kawasan Asia menikmati penguatan yang sama. Yen Jepang terdepresiasi 0,15%, sedangkan dolar Singapura tercatat melemah 0,14%.

Kondisi serupa juga terjadi pada won Korea Selatan yang melemah 0,2%, serta yuan China yang turun 0,11% terhadap dolar AS. Hal ini memperlihatkan bahwa pergerakan nilai tukar di Asia masih sangat dinamis dan terpengaruh banyak faktor eksternal.

Sehari sebelumnya, tepatnya Kamis 24 April 2025, rupiah sempat mengalami pelemahan ringan. Mata uang ini ditutup turun 0,01% atau 1 poin ke posisi Rp16.872,5 per dolar AS.

Menurut pengamat pasar valuta asing Ibrahim Assuaibi, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini. Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp16.870 hingga Rp16.930 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan bahwa sejumlah sentimen global dan domestik sedang memengaruhi arah pergerakan rupiah. Dari sisi eksternal, pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait rencana pengurangan tarif dagang terhadap China sempat memberikan angin segar ke pasar.

Namun, kurangnya kejelasan dari pernyataan tersebut justru membuat pelaku pasar masih ragu. Apalagi, komentar dari beberapa pejabat AS lainnya cenderung pesimistis terhadap prospek ekonomi AS dan jalannya negosiasi dagang.

Ketidakpastian global ini membuat investor cenderung berhati-hati dalam mengambil posisi, termasuk di pasar valuta asing. Ketidakstabilan ini berdampak langsung pada pergerakan mata uang seperti rupiah.

Dari dalam negeri, laporan dari International Monetary Fund (IMF) turut memberi pengaruh. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dan 2026 berada di level 4,7%.

Proyeksi ini turun dibandingkan estimasi sebelumnya pada Januari 2025 yang mencapai 5,1%. Revisi ini menjadi perhatian pelaku pasar karena mencerminkan tantangan ekonomi yang perlu dihadapi Indonesia dalam dua tahun ke depan.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, proyeksi Indonesia masih tergolong kompetitif. Pertumbuhan ekonomi Malaysia diproyeksikan mencapai 4,1% pada tahun 2025, lalu melambat menjadi 3,8% pada 2026.

Sementara Vietnam diproyeksikan tumbuh lebih tinggi, yakni 5,2% pada 2025, namun menurun menjadi 4% di tahun berikutnya. Artinya, meskipun pertumbuhan melambat, kondisi Indonesia relatif lebih stabil dibandingkan beberapa negara Asia lainnya.

Bank Indonesia juga telah merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun 2025. Lembaga ini memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sedikit di bawah titik tengah dari kisaran 4,7% hingga 5,5%.

Proyeksi Bank Indonesia tersebut mencerminkan sikap optimistis yang masih dijaga dengan kewaspadaan terhadap risiko global. Stabilitas nilai tukar rupiah tetap menjadi fokus utama dalam menjaga kepercayaan investor dan mendorong pemulihan ekonomi.

Meski rupiah menguat, pelaku pasar tetap perlu mencermati berbagai sentimen yang memengaruhi dinamika pasar keuangan global. Sentimen seperti kebijakan suku bunga The Fed, perkembangan geopolitik, hingga data ekonomi AS akan terus menjadi penentu arah rupiah.

Di sisi lain, pemerintah dan otoritas keuangan domestik perlu menjaga stabilitas fundamental ekonomi agar rupiah tetap berada di jalur yang sehat. Kolaborasi fiskal dan moneter menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah.

Bagi investor dan pelaku bisnis, memantau pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS menjadi langkah penting dalam mengambil keputusan. Nilai tukar rupiah bukan hanya mencerminkan kekuatan ekonomi, tetapi juga ekspektasi pasar terhadap kondisi di masa depan. (dda)