
Peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto menandai era baru dalam pengelolaan investasi BUMN.
Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, akhirnya buka suara terkait masa depan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah badan investasi tersebut resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (24/2/2025).
Dalam pernyataannya, Rosan menegaskan bahwa Danantara akan berkolaborasi erat dengan Kementerian BUMN untuk memastikan optimalisasi pengelolaan aset negara tetap berjalan dengan baik.
Menurut Rosan, keberadaan Danantara tidak serta-merta menggantikan peran Kementerian BUMN. Justru, hubungan antara kedua lembaga ini akan semakin kuat, mengingat 99 persen kepemilikan saham Danantara berasal dari BUMN.
Sementara itu, satu persen sisanya berbentuk saham seri A atau saham Merah Putih yang tetap berada di bawah kendali Kementerian BUMN.
Sinergi Antara Danantara dan Kementerian BUMN
Rosan menekankan bahwa Danantara akan terus menjalin kerja sama erat dengan Kementerian BUMN dalam perencanaan dan implementasi berbagai program, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan aset-aset strategis tetap berjalan secara optimal dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
“Kita akan berkolaborasi bersama terutama dalam hal peningkatan optimalisasi dari BUMN itu sendiri.
Kementerian BUMN telah lama menangani berbagai badan usaha pelat merah, sehingga memiliki pemahaman yang mendalam terkait operasional dan strategi pengelolaan aset negara,” ujar Rosan usai peluncuran Danantara di Istana Kepresidenan Jakarta.
Untuk mendukung kolaborasi ini, Rosan juga telah mengkomunikasikan perannya kepada Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, serta Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria.
Menurutnya, sinergi yang terjalin antara Danantara dan Kementerian BUMN akan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan investasi besar di berbagai sektor strategis.
Target Aset dan Investasi Awal Danantara
Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga menjelaskan target aset yang akan dikelola Danantara.
Pemerintah menargetkan total aset yang berada di bawah kendali Danantara mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.000 triliun. Angka ini mencakup keseluruhan aset yang dimiliki oleh berbagai BUMN di Indonesia.
Sementara itu, untuk tahap awal, investasi yang dikelola Danantara ditetapkan sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 326 triliun. Dana ini bersumber dari efisiensi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Alokasi dana tersebut akan difokuskan pada proyek-proyek strategis yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional.
Fokus Investasi Danantara di Berbagai Sektor
Rosan menjelaskan bahwa dana investasi awal sebesar 20 miliar dolar AS ini akan diarahkan untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan energi baru terbarukan.
“Investasi yang akan kami kelola bersama-sama melalui Pak Pandu akan difokuskan pada proyek-proyek yang memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Ini mencakup hilirisasi industri, renewable energy, energi baru terbarukan, sektor pangan, serta berbagai sektor lain yang memiliki potensi strategis untuk masa depan,” jelasnya.
Sektor hilirisasi industri menjadi salah satu prioritas utama investasi Danantara. Pemerintah ingin memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia dapat diolah di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar.
Selain itu, sektor energi terbarukan juga menjadi fokus utama, mengingat Indonesia tengah berupaya untuk melakukan transisi energi guna mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Selain itu, Danantara juga akan berperan dalam mendukung sektor pangan, yang merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan investasi yang lebih besar di bidang pertanian dan agribisnis, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan.
Dukungan Kementerian BUMN dan Pemerintah

Peluncuran Danantara menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan meningkatkan investasi di sektor-sektor prioritas.
Meskipun Danantara memiliki peran besar dalam pengelolaan investasi strategis, Rosan memastikan bahwa Kementerian BUMN tetap memiliki peran yang signifikan dalam supervisi dan koordinasi.
Dalam prosesnya, Kementerian BUMN akan tetap bertanggung jawab terhadap kebijakan strategis dan pengawasan aset negara yang dikelola oleh Danantara.
Selain itu, pemerintah juga telah menginstruksikan berbagai lembaga terkait untuk memberikan dukungan penuh terhadap implementasi kebijakan Danantara, termasuk Kementerian Investasi, Kementerian Keuangan, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta jajarannya juga diperintahkan untuk melakukan pengamanan dalam pelaksanaan berbagai proyek investasi yang kami jalankan.
Ini untuk memastikan bahwa seluruh program berjalan dengan aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” tambah Rosan.
Peluncuran Danantara menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan meningkatkan investasi di sektor-sektor prioritas.
Dengan dukungan kuat dari Kementerian BUMN serta berbagai lembaga terkait, Danantara diharapkan dapat menjadi motor penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam jangka panjang, peran Danantara tidak hanya terbatas pada pengelolaan investasi, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem bisnis yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang terukur serta kerja sama yang erat antara berbagai pihak, Danantara memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia menuju era baru dalam pengelolaan aset negara dan investasi nasional.(vip)