Categories: Berita Bisnis & Ekonomi Internasional Nasional

Merosot! Perang Dagang Bikin Harta Elon Musk dan Mark Zuckerberg Turun

Harta kekayaan sejumlah donatur yang pernah mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam masa kampanye kini mengalami penurunan tajam.

Penurunan ini disebabkan oleh serangkaian kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump, salah satunya adalah kebijakan pengenaan tarif timbal balik terhadap sejumlah negara.

Terlebih lagi, perang dagang antara AS dan negara-negara besar seperti China semakin memperburuk kondisi ini.

Penurunan kekayaan ini terjadi sejak tiga bulan pertama masa kepemimpinan Trump, yang membuat sejumlah tokoh penting dunia teknologi mengalami kerugian besar.

Harta Elon Musk dan Kapitalisasi Tesla Anjlok Parah

Beberapa tokoh dunia teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai donatur besar untuk kampanye Trump, kini harus menghadapi kenyataan pahit.

Salah satunya adalah Elon Musk, CEO Tesla, yang mengalami penurunan tajam dalam harta kekayaannya.

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index yang dikutip dari CNN Business, kekayaan Elon Musk anjlok US$ 143 miliar atau setara dengan Rp 2.408 triliun sejak awal tahun 2025.

Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga saham Tesla yang mengalami penurunan signifikan sebesar 28% sejak awal tahun ini.

Kapitalisasi pasar Tesla juga ikut merosot US$ 376,6 miliar atau sekitar Rp 6.343 triliun yang menjadi imbas dari tarif Trump.

Kekayaan Zuckerberg dan Meta yang Tergerus

Selain Elon Musk, CEO Meta, Mark Zuckerberg, juga merasakan dampak dari kebijakan tarif dan ketegangan perang dagang ini.

Harta kekayaan Zuckerberg mengalami penurunan sebesar US$ 26,5 miliar atau setara dengan Rp 446 triliun sejak awal tahun 2025.

Salah satu faktor utama penurunan ini adalah turunnya harga saham Meta yang hampir 2,25% sepanjang tahun ini.

Penurunan tersebut turut menurunkan valuasi perusahaan Meta sebesar US$ 35,8 miliar atau sekitar Rp 795 triliun.

Zuckerberg, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu tokoh yang mendukung kebijakan Trump, kini harus merasakan dampak langsung dari kebijakan tarif yang diberlakukan.

Walaupun Meta masih memegang peranan penting dalam dunia teknologi, dampak perang dagang yang semakin memanas tidak dapat dihindari.

Harta kekayaan Elon Musk – Mark Zuckerberg kini mengalami penurunan tajam akibat tarif Trump

Jeff Bezos dan Amazon Juga Kena Imbas

Jeff Bezos, pendiri Amazon, juga tidak luput dari dampak perang dagang yang tengah berlangsung. Harta kekayaannya tergerus sebesar US$ 47,2 miliar atau setara dengan Rp 792 triliun.

Saham Amazon sendiri telah turun 13% year-to-date, sehingga menyebabkan total valuasi perusahaan Amazon turun sebesar US$ 316,8 miliar atau sekitar Rp 5.336 triliun.

Penurunan ini menunjukkan betapa besarnya dampak kebijakan tarif dan ketegangan perdagangan internasional terhadap perusahaan-perusahaan besar.

Google dan Sundar Pichai Ikut Merasakan Dampaknya

CEO Google, Sundar Pichai, juga menjadi bagian dari daftar perusahaan yang terkena dampak perang dagang ini.

Google merupakan salah satu perusahaan yang mendonasikan US$ 1 juta (sekitar Rp 16,8 miliar) untuk mendukung dana pelantikan Trump.

Selain itu, Perusahaan Google juga menyiarkan acara tersebut secara langsung melalui platform YouTube.

Namun, harga saham Google kini telah anjlok 16,2%, dan valuasi perusahaan turun sebesar US$ 386,7 miliar atau sekitar Rp 6.513 triliun sejak awal tahun ini.

Penurunan harga saham Google ini tidak lepas dari kebijakan tarif yang diberlakukan Trump, yang menyebabkan ketidakpastian di pasar global.

Meskipun Google tetap menjadi raksasa di dunia digital, dampak perang dagang yang semakin memanas turut mempengaruhi performa saham perusahaan tersebut.

Apple dan Tim Cook Menghadapi Tantangan Berat

Apple, juga tidak luput dari dampak kebijakan tarif Trump. Tim Cook, bertemu dengan Trump untuk membahas kebijakan tarif dan peraturan teknologi Eropa.

Apple juga mengumumkan investasi besar di fasilitas AS senilai US$ 500 miliar (sekitar Rp 8.442 triliun) selama empat tahun ke depan.

Namun, kebijakan tarif Trump, terutama yang mempengaruhi produk-produk Apple yang diproduksi di luar negeri seperti Tiongkok, Vietnam, dan India, menambah beban bagi perusahaan ini.

Harga saham Apple turun 18,5% sejak awal tahun ini, dan nilai pasar Apple berkurang sebesar US$ 684 miliar atau sekitar Rp 11.521 triliun.

Hal ini menunjukkan betapa besar dampak kebijakan perang dagang terhadap perusahaan yang memiliki pasar global yang luas seperti Apple.

Perang Tarif AS vs China Makin Panas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan kekayaan sejumlah CEO ini adalah perang tarif antara AS dan China yang semakin memanas.

Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump terhadap sejumlah negara, terutama China, berdampak langsung pada perusahaan-perusahaan besar.

Misalnya, Tesla yang menghadapi penurunan harga saham karena ketidakpastian dalam pasokan dan permintaan, serta Meta yang bergantung pada pasar global untuk pendapatan iklan.

Selain itu, Amazon yang memiliki jaringan distribusi global juga terkena dampak dari kebijakan ini, yang membuat biaya operasional perusahaan meningkat.

Begitu pula dengan Apple dan Google yang harus menghadapi kenyataan bahwa produk mereka yang diproduksi di luar negeri kini menghadapi tarif yang lebih tinggi.

Penurunan kekayaan yang dialami oleh Elon Musk, Mark Zuckerberg, hingga Tim Cook menunjukkan betapa besar dampak yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan ekonomi tersebut.

Meski mereka adalah sebagian dari orang terkaya di dunia, kebijakan tarif dan ketegangan perdagangan internasional tetap mempengaruhi keberlanjutan kekayaan mereka.

Dengan ketidakpastian ekonomi global yang terus berlangsung, tantangan bagi para CEO ini semakin besar.

Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah membawa dampak negatif.

Sementara itu, perang dagang yang makin memanas antara AS dan China, ditambah dengan kebijakan tarif yang semakin memberatkan perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Hal ini kan terus menjadi faktor penting dalam menentukan arah ekonomi global dan nasib kekayaan orang-orang terkaya dunia. (WAN)