Presiden Prancis Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron
KLIKBERITA24.COM - Presiden Prancis Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron akan bertandang ke Indonesia pada malam hari tanggal 27 Mei. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda bilateral penting yang akan berlangsung selama dua hari, yakni pada 28 hingga 29 Mei, dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai tuan rumah.
Pertemuan antara kedua kepala negara ini tak hanya berlangsung dalam ruang diplomasi formal. Prabowo dan Macron dijadwalkan untuk melanjutkan interaksi mereka di lokasi yang menjadi ikon budaya dunia, yaitu Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Momentum ini dianggap sebagai upaya memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Prancis, termasuk dalam aspek kerja sama kebudayaan, pariwisata, dan teknologi keberlanjutan. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan bahwa keinginan untuk mengunjungi Candi Borobudur datang langsung dari pihak Prancis.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada Senin, 26 Mei, ia menjelaskan bahwa kunjungan ini memiliki makna simbolis bagi Presiden Macron. “Ada permintaan dari pemerintah Perancis, Presiden Macron ingin mengunjungi salah satu keajaiban dunia yang ada di Indonesia, yaitu Candi Borobudur,” ungkap Hasan
Presiden Prabowo akan Menyambut Langsung Kedatangan Presiden Prancis
Dalam menyambut kunjungan tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah penyediaan kursi tangga elektrik atau stairlift.
Fasilitas ini dipersiapkan untuk memastikan kenyamanan kedua presiden selama menjelajahi kompleks candi yang memiliki banyak tingkatan dan tangga curam. Stairlift dinilai penting guna menghemat waktu serta tenaga dalam proses pendakian menuju tingkat atas Borobudur, terutama mengingat struktur bangunan candi yang terdiri dari beberapa teras bertingkat.
Hasan menuturkan bahwa alat tersebut akan digunakan untuk membawa Prabowo dan Macron dari lantai lima hingga ke lantai tujuh atau delapan. “Dari lantai 5 ke lantai 8 atau sampai lantai 7 itu nanti pakai stairlift supaya waktunya lebih efisien,” ujar Hasan.
Selain stairlift, pemerintah juga memasang jalur akses tambahan sebagai bagian dari dukungan logistik dan mobilitas selama kunjungan berlangsung. Seluruh proses ini diawasi langsung oleh Kementerian Kebudayaan untuk memastikan bahwa struktur asli dari Candi Borobudur tetap terjaga.
Hasan memastikan bahwa semua instalasi bersifat sementara dan tidak meninggalkan dampak permanen pada situs warisan dunia tersebut. “Tidak ada paku, tidak ada bor. Jadi hanya ditaruh dan didudukan. Jadi nanti ketika itu selesai, bisa dibongkar dengan mudah,” jelasnya.
Upaya pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan aksesibilitas pada kunjungan ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam menjamu tamu negara dengan penuh penghormatan tanpa mengorbankan warisan sejarah. Di sisi lain, pemanfaatan teknologi seperti stairlift dalam acara kenegaraan juga memberi sinyal bahwa Indonesia terbuka terhadap integrasi inovasi di sektor pariwisata dan konservasi budaya.
Selain sebagai forum pertukaran pandangan politik dan kerja sama strategis, momen kunjungan ini dipandang sebagai bagian dari promosi destinasi wisata unggulan Indonesia. Candi Borobudur, sebagai salah satu tujuan pariwisata spiritual dan budaya, kembali mendapatkan sorotan global berkat kehadiran dua pemimpin dunia.
Dalam konteks ini, pariwisata bukan hanya tentang jumlah kunjungan, tetapi juga menjadi alat diplomasi dan representasi kebudayaan yang sangat efektif. Dengan agenda bilateral yang dipadukan bersama sentuhan budaya dan teknologi, kunjungan Macron ke Candi Borobudur bersama Prabowo menjadi salah satu penanda penting arah hubungan Indonesia-Prancis ke depan.
Selain itu, penggunaan fasilitas seperti stairlift juga bisa menjadi simbol bagaimana pariwisata Indonesia semakin inklusif dan ramah terhadap semua pengunjung, termasuk dalam kunjungan resmi kenegaraan. Langkah-langkah ini tidak hanya mencerminkan kesiapan Indonesia dalam diplomasi tingkat tinggi, tetapi juga memperkuat posisi destinasi wisata nasional dalam peta global, terutama dalam segmen wisata sejarah yang didukung oleh infrastruktur modern dan terukur.
Kehadiran Presiden Prancis secara langsung di Borobudur menjadi bentuk pengakuan atas nilai budaya dan pentingnya kolaborasi dua negara dalam menjawab tantangan dunia modern dengan tetap berakar pada warisan masa lalu. (ctr)