Kripto Dilirik untuk Investasi Jangka Panjang, Ini Alasan dan Tipsnya

Investasi jangka panjang

KLIKBERITA24.COM - Aset kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) kini mulai menunjukkan tajinya sebagai instrumen investasi jangka panjang yang layak dipertimbangkan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pandangan ini disampaikan oleh CEO dan Founder PT Solusi Finansialku Indonesia, Melvin Mumpuni, yang melihat adanya pergeseran persepsi terhadap kripto dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Melvin, salah satu indikator penting dari transformasi narasi kripto adalah disetujuinya Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot oleh regulator di Amerika Serikat. Persetujuan ini mendorong masuknya institusi-institusi keuangan besar ke dalam pasar kripto, yang sebelumnya masih ragu karena minimnya regulasi yang jelas.

“Sekarang kita melihat Bitcoin mulai diperlakukan seperti alternative asset, yakni aset alternatif yang tidak selalu memiliki hubungan langsung dengan pergerakan pasar saham,” jelas Melvin dalam wawancara bersama Kontan pada Jumat (23/5/2025).

Fenomena ini membuka peluang bagi Bitcoin untuk menjadi bagian dari strategi diversifikasi portofolio, terutama bagi investor yang ingin melindungi nilai asetnya dari volatilitas pasar saham. Dalam kondisi di mana pasar saham Amerika Serikat sedang tertekan oleh kekhawatiran suku bunga tinggi dan isu ekonomi makro, justru terjadi peningkatan minat terhadap Bitcoin.

Kripto

Bitcoin kini dianggap sebagai aset alternatif yang menarik bagi investor institusi.

Melvin mencatat bahwa tren ini tidak lepas dari optimisme pasar terhadap adopsi institusional yang semakin nyata. Perusahaan investasi kelas dunia seperti BlackRock, Fidelity, dan ARK telah masuk ke pasar ETF Bitcoin spot. Menurutnya, ini merupakan sinyal kuat bahwa kripto bukan lagi dianggap sebagai aset spekulatif semata, tapi juga punya potensi sebagai aset jangka panjang, khususnya untuk investor skala besar.

Meski begitu, Melvin menekankan bahwa kripto masih tergolong sebagai aset dengan volatilitas tinggi dan belum benar-benar stabil secara fundamental. Oleh karena itu, ia menyarankan agar investor ritel tidak gegabah dalam menempatkan modalnya ke dalam kripto.

“Saya menyarankan agar porsi Bitcoin tidak melebihi 10 persen dari total portofolio investasi. Kripto lebih cocok sebagai bagian dari strategi diversifikasi, bukan sebagai aset inti,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi sebelum masuk ke dunia kripto. Menurut Melvin, calon investor harus memahami bahwa tidak semua aset kripto memiliki fundamental yang kuat. Ia menganjurkan fokus pada koin utama seperti Bitcoin dan Ethereum, karena keduanya memiliki ekosistem yang sudah mapan dan adopsi yang luas di berbagai sektor.

“Bitcoin dan Ethereum bisa jadi pilihan utama karena mereka punya ekosistem yang kokoh dan proyek yang terus dikembangkan. Hindari terjebak pada altcoin yang hanya ikut-ikutan tren dan tidak punya use case yang jelas,” tegasnya.

Di sisi lain, Melvin mengakui bahwa teknologi blockchain yang menopang aset kripto menyimpan potensi besar untuk berbagai sektor industri. Selain keuangan, blockchain mulai diterapkan dalam bidang logistik, rantai pasok, hingga gaming. Namun, ia mengingatkan agar investor tetap kritis dan tidak mudah terbujuk janji manis dari proyek-proyek baru yang belum terbukti.

“Blockchain memang teknologi yang revolusioner, tetapi bukan berarti semua proyek yang memakai embel-embel blockchain itu legit. Kita harus bisa membedakan mana yang benar-benar punya manfaat nyata dan mana yang cuma aji mumpung,” ungkap Melvin.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kripto kini mulai mendapat tempat sebagai pilihan investasi jangka panjang yang layak, asal digunakan dengan bijak. Melvin pun menyarankan agar investor yang tertarik pada aset digital ini tidak hanya mengejar cuan sesaat, tapi juga membangun strategi yang berkelanjutan dan dilandasi pemahaman yang matang.

Jika dikelola dengan cara yang tepat dan proporsional, kripto bisa menjadi pelengkap yang kuat dalam portofolio investasi masa depan, terutama di era digital yang terus berkembang pesat.(vip)