Kerja Sama Boeing-Garuda Dibuka Lagi, Danantara Siapkan Skema Investasi Baru

Kerja Sama Boeing-Garuda Dibuka Lagi, Danantara Siapkan Skema Investasi Baru
Kolaborasi antara produsen pesawat terkemuka Boeing dan maskapai nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kembali menjadi pembahasan penting setelah sempat tertunda akibat dampak pandemi COVID-19.
Kesempatan ini membuka pintu untuk melanjutkan kerja sama yang sebelumnya sempat terhenti, seiring dengan pertemuan antara Rosan Perkasa Roeslani, CEO Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara), dan Penny Burrt, President Boeing Southeast Asia dan Head of Government Relations Boeing.
Pertemuan ini bertujuan untuk menyegarkan kembali jalur komunikasi antara kedua pihak dan membuka peluang bagi kolaborasi lebih lanjut.
Rosan Roeslani menyampaikan bahwa Boeing menunjukkan kesiapan yang kuat untuk melanjutkan kemitraan dengan Garuda Indonesia.
Kerja sama antara kedua perusahaan ini, menurutnya, bukanlah hal yang baru. Sebelumnya sudah ada komitmen yang telah dirancang, namun terkendala oleh situasi pandemi.
Ia menegaskan bahwa fokus diskusi saat ini bukan lagi pada investasi langsung, melainkan pada kelanjutan dari kerja sama strategis yang telah ada, dengan kemungkinan penyesuaian atau revisi terhadap skema yang telah disusun sebelumnya.
“Ini menyangkut kesiapan Boeing untuk kembali bekerja sama dengan GIAA. Dulu memang ada komitmen, namun terhenti akibat COVID-19. Saat ini, kami sedang mengkajinya kembali,” jelas Rosan saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa (20/5).
Proses kajian ini tengah berlangsung, dengan tim internal GIAA dan Danantara melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan operasional maskapai setelah pandemi.

Ekspansi Garuda Indonesia
Ini termasuk mengkaji kembali potensi pengadaan pesawat baru yang bisa mendukung pertumbuhan dan ekspansi Garuda Indonesia pascapandemi.
Menurut Rosan, kolaborasi antara Boeing dan Garuda Indonesia tidak hanya menyangkut aspek pengadaan pesawat saja, melainkan juga tentang menciptakan ekosistem industri dirgantara yang berkelanjutan dan kompetitif di pasar global.
Penting bagi kedua pihak untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan, yang bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi Garuda Indonesia, tetapi juga bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia secara keseluruhan.
Sebelumnya, dalam pernyataannya, Presiden Prabowo Subianto melalui Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, menyampaikan bahwa Garuda Indonesia berencana untuk melakukan pemesanan hingga 100 unit pesawat dari Boeing dan Airbus pada akhir tahun 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi maskapai untuk modernisasi dan ekspansi armadanya, dalam rangka meningkatkan layanan dan daya saing di pasar penerbangan domestik maupun internasional.
Pertemuan dengan pihak Boeing juga mencakup berbagai aspek lain yang lebih menyeluruh, seperti aspek teknis, finansial, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan rantai pasok.
Hal ini menunjukkan pendekatan yang lebih holistik dan berorientasi pada pembangunan sinergi jangka panjang antara maskapai nasional dengan produsen pesawat internasional, guna mendukung perkembangan industri penerbangan di Indonesia.
Dengan melanjutkan kerja sama strategis ini, Garuda Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri penerbangan regional maupun global.
Di sisi lain, Boeing juga akan semakin memperluas pangsa pasar di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, yang memiliki potensi besar dalam industri penerbangan.
Pembangunan ekosistem yang berkelanjutan dan kompetitif di sektor dirgantara menjadi salah satu prioritas utama dari kolaborasi ini.
Dengan demikian, baik Garuda Indonesia maupun Boeing berharap dapat saling mendukung dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk masalah keberlanjutan lingkungan dan persaingan industri yang semakin ketat.
Kedepannya, diskusi lebih lanjut antara Boeing dan Garuda Indonesia diperkirakan akan mencakup rincian lebih lanjut mengenai pesanan pesawat, serta berbagai bentuk kerja sama lainnya yang dapat memperkuat keduanya dalam menghadapi masa depan industri penerbangan.
Ke depannya, kerjasama ini berpotensi tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan ekonomi Indonesia yang lebih luas, dengan memperkuat sektor transportasi udara nasional yang vital.
Dengan berbagai pembahasan yang masih terus berlangsung, diharapkan bahwa kedua pihak dapat segera mencapai kesepakatan yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, yang nantinya akan membawa dampak positif bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia di masa depan.
Semoga melalui kelanjutan kerja sama ini, Garuda Indonesia dapat meningkatkan kapasitas armadanya dan berperan lebih besar dalam industri penerbangan global.(amp)