Jumbo: Film Animasi Indonesia yang Sukses dengan Penonton Terbanyak

Sutradara dari Film Jumbo
KLIKBERITA24.COM - Film animasi Jumbo tak hanya memikat lewat jalan ceritanya yang mengharukan, tetapi juga berkat jerih payah ratusan insan kreatif di balik layar yang telah bekerja tanpa lelah.
Sosok Ryan Adriandhy menjadi nahkoda di balik produksi Jumbo. Sebagai sutradara, ia mengarahkan proyek ambisius ini dengan semangat tinggi selama lima tahun penuh.
Di Balik Layar Jumbo
Ia tidak sendiri. Ryan ditemani oleh tim penulis dan animator dari berbagai studio animasi di Indonesia yang turut menyumbangkan ide, tenaga, dan keahlian demi menghasilkan karya animasi yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh hati penonton dari segala kalangan usia.
Lebih dari 420 animator terlibat dalam proyek ini, mulai dari tahap pengembangan cerita, desain karakter, hingga pengerjaan animasi akhir.
Jumlah ini menunjukkan betapa kompleksnya proses produksi film animasi dibandingkan film live action. Setiap adegan harus dibangun dari awal, mulai dari latar, objek, hingga ekspresi karakter.
Hal ini tentu membutuhkan kerja sama tim dan manajemen proyek yang sangat terorganisir.
Para pengisi suara juga punya andil besar dalam menghidupkan karakter Jumbo. Prince Poetiray dan Bunga Citra Lestari, dua nama besar di industri hiburan tanah air, mengisi suara karakter utama dengan penuh penghayatan.
Kehadiran mereka memberikan warna dan kedalaman emosional yang kuat pada narasi film ini, membuat cerita Jumbo semakin hidup dan membekas di hati penonton.
Kesuksesan Jumbo tak lepas dari kerja kolaboratif para kreator yang ingin menghadirkan film keluarga yang ramah anak dan berkualitas tinggi.
Mereka membuktikan bahwa animasi buatan Indonesia mampu bersaing secara global jika dikerjakan dengan dedikasi dan standar tinggi. Jumbo menjadi bukti bahwa kreativitas anak bangsa dapat menghasilkan sesuatu yang membanggakan.
Pembuatan Film Jumbo

Ryan Adriandhy Sutradara Film Animasi ‘Jumbo’
Produksi Jumbo dimulai pada April 2020 dan baru rampung lima tahun kemudian. Ini bukan pekerjaan mudah.
Pembuatan animasi membutuhkan 24 frame berbeda untuk setiap detik tayangan. Artinya, setiap detik harus melalui proses ilustrasi, pewarnaan, hingga penyuntingan suara agar tampak hidup di layar.
Pengerjaan tersebut melibatkan puluhan studio dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Caravan Studio di Jakarta, Atomictune dan ELHA Studio dari Yogyakarta, Uqi Studios dari Cilacap, hingga Afterlab dan Ayena Studio dari Bandung.
Setiap studio punya tugas dan keahlian masing-masing. Ada yang bertanggung jawab pada pengembangan visual, ada yang fokus pada desain karakter, sementara yang lain mengerjakan pemodelan 3D dan animasi akhir.
Menyatukan semua elemen tersebut menjadi satu film utuh jelas bukan pekerjaan ringan. Tapi berkat komitmen tinggi dari semua pihak, proses ini dapat diselesaikan dengan hasil akhir yang memuaskan.
Sang sutradara, Ryan Adriandhy, menekankan pentingnya riset selama proses produksi agar visual dan cerita Jumbo terasa relevan dan dekat dengan keluarga Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa detail kecil sekalipun harus diteliti agar film ini mampu menyampaikan pesan moral yang kuat, terutama kepada anak-anak.
Film Jumbo mengisahkan tentang Don, seorang anak yatim piatu berusia 10 tahun yang tubuhnya lebih besar dari anak-anak seusianya.
Don merasa terasing karena penampilannya dan menemukan pelarian lewat sebuah buku dongeng warisan orang tuanya.
Buku itu menjadi sumber imajinasi dan semangat untuk tampil dalam pertunjukan bakat yang ia harapkan bisa mengubah pandangan teman-temannya.
Konflik muncul saat buku tersebut dicuri oleh Atta, salah satu anak yang sering mengganggunya. Don pun bertekad merebut kembali buku itu.
Dalam perjalanannya, ia bertemu Meri, gadis dari dunia lain yang juga sedang mencari orang tuanya. Bersama-sama, mereka mengalami petualangan ajaib yang mengajarkan makna keberanian, persahabatan, dan keyakinan pada diri sendiri.
Film ini bukan hanya soal anak-anak yang mengalami perundungan, tapi juga menyampaikan pesan hangat tentang pentingnya dukungan keluarga dan sahabat.
Tema ini membuat Jumbo sangat relevan untuk ditonton bersama anak-anak, terutama karena mengandung nilai edukatif yang dibalut dalam visual penuh warna.
Dengan lebih dari 10 juta penonton hanya dalam 65 hari penayangan, Jumbo kini mencatatkan diri sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa.
Sebuah pencapaian luar biasa yang menjadi tonggak baru dalam sejarah perfilman nasional.
Kesuksesan Jumbo bukan sekadar angka. Ini adalah wujud dari kerja keras, dedikasi, dan semangat berkarya dari para seniman lokal yang percaya bahwa animasi Indonesia bisa mendunia.
Semoga capaian ini terus menginspirasi keluarga untuk mencintai serta mendukung karya anak bangsa yang berkualitas dan penuh makna. (ctr)