Jokowi Beri Tanggapan soal Pertemuan Megawati dan Presiden Prabowo

Tanggapan jokowi

Mantan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi akhirnya memberikan tanggapan terkait pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan dua tokoh politik nasional itu berlangsung pada Senin malam, 7 April 2025, di kediaman Megawati di kawasan Teuku Umar, Jakarta.

Menanggapi pertemuan yang ramai diperbincangkan publik dan media itu, Jokowi menyampaikan apresiasi serta harapan positif.

Menurut Presiden ke-7 Republik Indonesia tersebut, pertemuan antara Prabowo dan Megawati adalah langkah baik untuk menjaga keutuhan dan stabilitas politik nasional, terutama dalam masa transisi pemerintahan.

Pertemuan yang Dianggap Strategis

Pertemuan prabowo dan megawati

Pertemuan antara Megawati dan Prabowo juga menimbulkan spekulasi publik mengenai kemungkinan rekonsiliasi politik antara PDIP dan Partai Gerindra.

“Pertemuan Pak Prabowo dan Bu Mega sangat baik, untuk kebaikan negara,” ujar Jokowi saat memberikan pernyataan di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa, 8 April 2025.

Jokowi yang kini memasuki masa akhir jabatannya, juga menyebut bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk dari silaturahmi antartokoh bangsa di tengah suasana Lebaran yang penuh dengan semangat kebersamaan dan rekonsiliasi.

Ia menambahkan bahwa momen Lebaran memang menjadi waktu yang tepat untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi, baik antarwarga biasa maupun para pemimpin nasional.

“Ini masih dalam suasana Lebaran, silaturahim antarpemimpin, antartokoh dengan baik,” ucap Jokowi, dikutip dari Antara.

Sejak menjabat sebagai Presiden RI pada 2014 lalu, Jokowi memang dikenal sebagai sosok yang mendorong rekonsiliasi dan stabilitas nasional.

Dalam banyak kesempatan, ia juga berperan sebagai penengah dalam ketegangan politik antara berbagai pihak.

Maka tak heran jika tanggapannya terhadap pertemuan Prabowo dan Megawati mendapat perhatian khusus.

Pertemuan Penuh Makna di Teuku Umar

Seperti diberitakan sebelumnya, pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri digelar secara tertutup di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Rumah tersebut memang dikenal sebagai salah satu titik penting dalam peta kekuasaan politik Tanah Air, karena selama ini menjadi markas besar sekaligus pusat strategi politik PDIP.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka silaturahmi Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

“Pertemuan antara Pak Prabowo dan Ibu Megawati di kediaman Bu Megawati di Teuku Umar adalah pertemuan silaturahmi dalam rangka Hari Raya Idulfitri,” ujar Dasco seperti dipantau dari siaran Breaking News Kompas TV.

Meskipun hanya disebut sebagai silaturahmi, namun publik menduga pertemuan ini menyimpan makna politik yang cukup dalam.

Pasalnya, Prabowo dan Megawati pernah berada di sisi politik yang berseberangan, terutama dalam dua Pilpres sebelumnya.

Namun pada Pilpres 2024 lalu, dinamika politik berubah setelah putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo.

Bahas Masa Depan Indonesia

Saat ditanya mengenai isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut, Dasco mengaku tidak mengetahui secara rinci.

Namun ia memastikan bahwa pembahasan utama menyangkut masa depan bangsa dan tantangan global yang tengah dihadapi Indonesia.

“Saya nggak tahu persis, tetapi yang pasti membicarakan bagaimana masa depan Indonesia dan bagaimana kebersamaan untuk membangun Indonesia ke depan,” jelas Dasco.

Ia menambahkan bahwa pembicaraan antara Prabowo dan Megawati dilakukan secara empat mata.

Keduanya, menurut Dasco, saling bertukar pikiran mengenai pengalaman memimpin negara dan bagaimana menghadapi berbagai tantangan yang ada.

“Sebenarnya lebih ke bagaimana menghadapi situasi global yang pada saat ini juga banyak menempa negara-negara lain. Kedua tokoh saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman,” kata Dasco.

Ia juga menyinggung pengalaman Megawati sebagai Presiden ke-5 RI, yang menurutnya sangat relevan dengan tantangan zaman saat ini.

“Apalagi Bu Mega kan berpengalaman memimpin Indonesia di waktu yang lalu, juga menghadapi saat-saat krisis. Jadi ada banyak hal yang bisa didiskusikan bersama,” tambahnya.

Rekonsiliasi Politik?

Pertemuan antara Megawati dan Prabowo juga menimbulkan spekulasi publik mengenai kemungkinan rekonsiliasi politik antara PDIP dan Partai Gerindra.

Sejumlah pihak menilai bahwa jika kedua kekuatan politik ini bersatu, maka stabilitas nasional akan semakin kokoh menjelang pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo.

Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak mengenai kerja sama politik atau koalisi di parlemen.

Namun, kehangatan pertemuan tersebut dinilai sebagai sinyal positif bagi keberlanjutan dialog antarpartai, yang penting untuk menjaga kohesi sosial dan politik nasional.

Jokowi dan Posisi Tengah

Sebagai Presiden yang sudah lengser dari jabatannya, Jokowi tampak berusaha menjaga posisi netral dan mendukung semua upaya yang memperkuat persatuan.

Meski pernah menjadi kader PDIP dan kini memiliki anak sebagai bagian dari pemerintahan terpilih, Jokowi tetap menekankan pentingnya komunikasi lintas tokoh dan lintas partai.

Dengan pernyataan yang menyejukkan, Jokowi seolah ingin memastikan bahwa transisi kekuasaan ke pemerintahan Prabowo berjalan tanpa gejolak, sekaligus menjaga hubungan baik dengan semua pihak.

“Silaturahmi seperti ini sangat penting. Saya menyambut baik, semoga membawa kebaikan bagi Indonesia,” pungkasnya.(vip)