Rina Nose ungkap rahasia sukses menjaga tubuhnya yang ramping dengan diet intermittent fasting.
KLIKBERITA24.COM - Pada dasarnya, memiliki tubuh yang ramping dan sehat tentu menjadi keinginan banyak wanita. Sosok selebritas tanah air, Rina Nose, berhasil mewujudkan hal tersebut melalui penerapan metode diet intermittent fasting atau pola makan dengan pengaturan waktu tertentu.
Dalam keterangannya, Rina mengungkapkan bahwa dirinya tak memiliki pantangan khusus dalam hal jenis makanan.
Namun, ia menerapkan disiplin ketat terkait jam makan harian. Setiap hari, ia hanya mengizinkan dirinya makan dalam rentang pukul satu siang hingga tujuh malam.
Di luar waktu tersebut, ia sama sekali tidak mengonsumsi makanan. Rina hanya fokus menjaga asupan cairan tubuh dengan rutin minum air putih.
“Pokoknya makan tiap hari dimulai dari jam satu sampai jam tujuh. Nggak (makan) apapun (juga). Kalau nasi masih, sayur, makanan yang kayak gini kan dimasak semua,” ujar Rina Nose.
Ia juga menambahkan bahwa dalam pola makannya, makanan tinggi protein menjadi pilihan utamanya. Menurutnya, hal tersebut membantu tubuh tetap kenyang lebih lama dan mengurangi keinginan untuk mengonsumsi cemilan.
Metode diet intermittent fasting sendiri belakangan menjadi tren gaya hidup sehat yang banyak diterapkan publik figur maupun masyarakat umum.
Selain membantu menurunkan berat badan, metode ini dipercaya mendukung metabolisme tubuh secara lebih optimal.
Selama periode makan dalam metode intermittent fasting, memang penting untuk memilih asupan bergizi dan bernutrisi tinggi. Makanan yang seimbang akan membantu mempertahankan berat badan ideal dan memberi energi yang cukup sepanjang hari.
Mengatur jam makan harian merupakan cara diet intermittent fasting paling ampuh, meski tanpa pantangan makanan.
Dalam praktiknya, makanan seperti buah segar (apel, beri, jeruk, atau pisang) dan sayuran hijau seperti brokoli, mentimun, serta kembang kol sangat dianjurkan. Sementara, untuk karbohidrat kompleks, pilihan terbaik adalah quinoa, beras merah, atau gandum utuh.
Tidak kalah penting, asupan lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat juga berperan dalam menunjang keberhasilan diet.
Sumber protein seperti telur, ikan, unggas, serta kacang-kacangan turut menjadi bagian penting dalam setiap porsi makan sehat.
Minuman tanpa kalori seperti air putih, teh tawar, dan kopi tanpa gula juga disarankan bahkan saat sedang berpuasa.
Jenis minuman ini membantu menekan nafsu makan dan menjaga hidrasi tubuh, yang sangat penting selama menjalani diet intermittent fasting.
Sebaliknya, makanan olahan seperti camilan kemasan, makanan cepat saji, minuman manis, hingga produk beku sebaiknya dibatasi. Konsumsi jenis makanan tersebut dapat mengurangi manfaat dari pola diet yang dijalani.
Menurut dokter spesialis gizi, dr Raissa E Djuanda SpGK, metode diet intermittent fasting memang memiliki banyak potensi positif.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian, intermittent fasting tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan lainnya.
“Intermittent fasting juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Itu juga membantu merangsang autophagy yang membantu membersihkan sel-sel rusak,” papar dr Raissa.
Ia juga menyarankan agar masyarakat memperhatikan komposisi makanan dalam setiap porsi yang dikonsumsi. Idealnya, makanan terdiri atas 55%-65% karbohidrat termasuk sayuran, 20%-30% lemak, dan 15%-35% protein.
dr Raissa juga mengacu pada panduan dari Kementerian Kesehatan melalui prinsip “Isi Piringku”. Dalam pedoman ini, 50% piring terdiri dari buah dan sayur, dengan proporsi 2/3 sayur dan 1/3 buah, sedangkan sisanya berisi sumber karbohidrat dan protein, di mana 2/3 karbohidrat dan 1/3 protein.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa tidak semua orang cocok dengan metode diet ini. Jika tidak dilakukan dengan tepat, intermittent fasting bisa menimbulkan efek samping seperti penurunan energi, pusing, hingga gangguan pencernaan.
Beberapa kelompok yang sebaiknya tidak menjalani metode diet intermittent fasting antara lain ibu hamil dan menyusui, anak-anak, serta individu dengan kondisi medis tertentu.
Untuk itu, sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai program diet apapun.
Dengan penerapan disiplin dan pemilihan asupan yang tepat, diet intermittent fasting bisa menjadi solusi efektif untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kualitas kesehatan jangka panjang. Namun, memahami batasan dan risiko tetap menjadi kunci utama dalam menjalaninya. (fam)