Jam Diet Intermittent Fasting
KLIKBERITA24.COM - Intermittent fasting (IF) semakin mendapat perhatian luas sebagai salah satu metode diet yang dinilai efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh.
Berbeda dari pola diet konvensional yang menekankan pembatasan jenis makanan tertentu, IF bekerja dengan membatasi waktu makan pada jam-jam tertentu dalam sehari atau dalam rentang hari tertentu dalam seminggu.
Sejumlah penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa metode ini mampu menurunkan berat badan secara bertahap, sekaligus memicu berbagai respons positif dalam tubuh.
Penerapan intermittent fasting tidak hanya berkutat pada satu pendekatan saja. Seiring perkembangannya, terdapat beberapa metode populer yang umum diterapkan.
Masing-masing metode memiliki pola jendela makan yang berbeda, namun tetap bertujuan untuk menciptakan defisit kalori dan memaksimalkan efisiensi metabolisme.
Salah satu metode paling populer adalah jendela makan 16/8, yang dikenal juga sebagai Leangains protocol.
Pada metode ini, waktu makan dibatasi hanya selama delapan jam dalam sehari, sedangkan sisa 16 jam lainnya digunakan untuk berpuasa.
Penerapan Waktu Makan Saat Intermittent Fasting Diet
Contohnya, waktu makan dapat dimulai pukul satu siang dan berakhir pukul sembilan malam. Di luar rentang tersebut, tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan atau minuman berkalori kecuali air putih.
Metode ini menjadi pilihan banyak orang karena tergolong sederhana, mudah diikuti, dan berkelanjutan.
Metode lain yang juga cukup populer adalah Eat-Stop-Eat, yakni berpuasa selama 24 jam sebanyak satu hingga dua kali dalam seminggu.
Dalam praktiknya, ini berarti seseorang tidak mengonsumsi apapun mulai dari makan malam hari ini hingga makan malam keesokan harinya.
Meskipun tampak ekstrem, metode ini efektif menekan kalori mingguan jika diterapkan dengan benar dan penuh kesadaran.
Sedangkan pada metode diet 5:2, pola makan diatur dengan mengonsumsi 500–600 kalori dalam dua hari non-berturut-turut dalam satu minggu.
Sementara lima hari lainnya dijalani dengan pola makan normal seperti biasa. Ketiga metode ini memiliki kesamaan utama, yaitu mengurangi asupan kalori harian secara signifikan, yang pada akhirnya berdampak langsung terhadap penurunan berat badan.
Namun perlu digarisbawahi, meskipun terdapat jendela makan, bukan berarti semua makanan bisa dikonsumsi secara bebas.
Mengatur jenis makanan dan porsinya tetap menjadi bagian penting dalam menjaga efektivitas IF. Banyak pelaku diet ini menganggap bahwa metode 16/8 adalah yang paling mudah dijalani dan memberikan hasil yang konsisten dalam jangka panjang.
Bagi yang ingin mulai menjalani pola makan ini, ada beberapa panduan penting yang perlu diketahui terlebih dahulu. Selain itu, tidak semua orang bisa atau disarankan untuk melakukan intermittent fasting.
Beberapa kelompok, seperti anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun, wanita hamil atau menyusui, serta penderita diabetes tipe 1 yang menggunakan insulin, tidak dianjurkan menjalankan diet ini tanpa pengawasan medis.
Bagi individu dengan riwayat gangguan makan, diet ini juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan.
Selama periode puasa, sejumlah perubahan biologis terjadi dalam tubuh yang mendukung keberhasilan penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan.
Salah satunya adalah peningkatan kadar hormon pertumbuhan manusia (HGH) hingga lima kali lipat. Peningkatan hormon ini berfungsi untuk membantu pembakaran lemak sekaligus mendukung pertumbuhan otot.
Selain itu, sensitivitas insulin juga meningkat secara signifikan, sedangkan kadar insulin dalam tubuh menurun.
Penurunan kadar insulin ini sangat penting karena membantu tubuh mengakses lemak yang tersimpan dengan lebih mudah.
Tak hanya itu, saat tubuh dalam keadaan puasa, sel-sel tubuh akan memulai proses perbaikan diri, termasuk proses autophagy sebuah mekanisme di mana sel-sel mencerna dan menghilangkan protein rusak atau tidak berfungsi.
Perubahan lainnya juga terjadi pada tingkat genetik, di mana beberapa gen yang berkaitan dengan umur panjang dan perlindungan terhadap penyakit kronis akan aktif.
Seluruh proses tersebut menunjukkan bahwa intermittent fasting bukan hanya soal menurunkan berat badan, tetapi juga menyangkut perbaikan kesehatan metabolik secara keseluruhan.
Sebagai tambahan, bagi yang tengah mencari dukungan profesional untuk menjalani pola diet sehat, program Weight Loss Halofit hadir sebagai alternatif.
Dirancang secara komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, program ini menawarkan pendekatan yang berkelanjutan untuk mencapai berat badan ideal secara sehat dan aman.
Dengan fleksibilitas dalam metode dan sejumlah manfaat yang menyertainya, intermittent fasting dapat menjadi pilihan pola makan modern yang menjanjikan.
Namun, pemahaman yang baik dan komitmen untuk menjalani dengan disiplin tetap menjadi kunci keberhasilan dalam diet ini. (ctr)