
Momen Erick Thohir bersalaman dengan p Presiden Federasi Sepakbola Qatar di AFC Congress 2025
Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, mengusulkan agar pemungutan suara tuan rumah Piala Asia edisi 2031 dan 2035 digelar secara bersamaan. Gagasan ini disampaikan dalam Kongres ke-35 AFC yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (12/4).
Sheikh Salman menyatakan bahwa tingginya minat dari negara-negara Asia untuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut menjadi alasan utama di balik usulan ini. Ia menilai bahwa proses pemungutan suara serentak bisa menjadi langkah efisien dalam menghadapi antusiasme tinggi dari anggota konfederasi.
Dalam proses bidding kali ini, terdapat tujuh calon tuan rumah yang telah secara resmi menyatakan ketertarikannya untuk menggelar Piala Asia 2031. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah turnamen, menandai besarnya gairah negara-negara Asia terhadap ajang empat tahunan tersebut.
Salah satu negara yang ikut dalam persaingan menjadi tuan rumah Piala Asia 2031 adalah Indonesia. Indonesia akan berhadapan dengan sejumlah negara kuat lainnya seperti Australia, India, Korea Selatan, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.
Selain itu, terdapat juga proposal bersama dari tiga negara Asia Tengah, yakni Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan, yang berencana mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama. Ketiganya belum pernah menjadi penyelenggara Piala Asia, menjadikan mereka sebagai kandidat baru dalam sejarah kompetisi ini.
“Sheikh Salman mengungkapkan kegembiraannya atas tingginya respons yang masuk dari anggota AFC terkait bidding Piala Asia 2031. Ini menunjukkan bahwa sepak bola Asia terus tumbuh dan menarik perhatian luas di kawasan,” demikian pernyataannya seperti dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan bahwa jumlah peserta bidding yang tinggi merupakan sinyal positif untuk masa depan sepak bola di Asia. Sheikh Salman juga memberikan apresiasi kepada semua asosiasi anggota yang sudah menyampaikan niat mereka secara resmi kepada AFC.
Bidding untuk tuan rumah Piala Asia memang selalu menjadi ajang bergengsi di kalangan negara Asia. Selain menjadi pusat perhatian dunia, status sebagai tuan rumah juga dapat meningkatkan infrastruktur dan popularitas sepak bola di negara tersebut.

AFC Congress 2025
Indonesia terakhir kali dipercaya menjadi tuan rumah Piala Asia pada tahun 2007. Saat itu, Indonesia tidak menjadi tuan rumah tunggal, melainkan berbagi peran dengan tiga negara Asia Tenggara lainnya yaitu Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Turnamen edisi 2007 menjadi tonggak penting dalam sejarah sepak bola Asia Tenggara, karena pertama kalinya empat negara menjadi tuan rumah bersama. Bagi Indonesia, momen tersebut juga menjadi pengalaman berharga dalam mengelola kompetisi berskala besar.
Sementara itu, beberapa negara pesaing dalam proses bidding tahun ini sudah memiliki pengalaman menjadi tuan rumah. Kuwait pernah menggelar Piala Asia pada tahun 1980, sementara Uni Emirat Arab menjadi tuan rumah pada edisi 1996.
Berbeda dengan mereka, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan sama sekali belum pernah menjadi tuan rumah Piala Asia. Jika kolaborasi tiga negara ini disetujui, maka turnamen mendatang akan kembali mencatat sejarah baru dengan model tuan rumah bersama dari Asia Tengah.
Australia juga bukan pendatang baru dalam kancah sepak bola Asia. Meski baru bergabung dengan AFC pada 2006, Australia sudah pernah menjadi tuan rumah Piala Asia pada tahun 2015 dan sukses mengangkat trofi juara di kandang sendiri.
Korea Selatan dan India, sebagai negara dengan tradisi sepak bola yang cukup kuat, tentu memiliki ambisi besar dalam proses bidding ini. Selain prestasi, mereka juga memiliki infrastruktur dan basis penggemar yang luas sebagai modal utama untuk menggelar ajang besar.
Piala Asia 2027 sendiri telah dijadwalkan akan berlangsung di Arab Saudi. Penunjukan ini menandai pertama kalinya Arab Saudi menjadi tuan rumah turnamen, meski mereka sudah beberapa kali tampil sebagai juara.
Bagi Indonesia, partisipasi dalam proses bidding Piala Asia 2031 mencerminkan komitmen dalam memperkuat citra sepak bola nasional di level internasional. Langkah ini sejalan dengan kemajuan yang dicapai Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Timnas Indonesia saat ini sedang menjalani tren positif usai berhasil melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Keberhasilan ini sekaligus membuka peluang Garuda tampil di Piala Asia 2027 mendatang yang digelar di Arab Saudi.
Jika Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Asia 2031, maka hal itu bisa menjadi dorongan besar bagi perkembangan sepak bola nasional. Turnamen ini bisa dimanfaatkan untuk membangun stadion baru, meningkatkan kualitas liga domestik, hingga menarik investasi asing di sektor olahraga.
Namun, tantangan besar juga menanti dalam persaingan dengan negara-negara lain yang memiliki pengalaman dan fasilitas lebih lengkap. AFC tentu akan mempertimbangkan banyak aspek dalam memilih tuan rumah, termasuk kesiapan infrastruktur, keamanan, dan dukungan pemerintah.
Sebagai negara berkembang dengan populasi besar dan basis fans fanatik, Indonesia memiliki nilai lebih dalam aspek pemasaran dan atmosfer pertandingan. Kehadiran suporter lokal yang antusias juga bisa menjadi nilai jual dalam presentasi bidding ke AFC.
Di sisi lain, gabungan Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan membawa konsep unik sebagai tuan rumah lintas negara di wilayah Asia Tengah. Format ini bisa membuka peluang bagi AFC untuk memperluas cakupan dan representasi geografis turnamen.
Dalam beberapa tahun terakhir, AFC memang terus mendorong pemerataan kesempatan bagi negara-negara anggotanya untuk terlibat dalam penyelenggaraan event besar. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan sepak bola yang lebih inklusif dan menyeluruh di seluruh kawasan.
Pemungutan suara untuk menentukan tuan rumah biasanya melibatkan seluruh anggota AFC dalam kongres resmi. Jika usulan Sheikh Salman disetujui, maka voting untuk edisi 2031 dan 2035 akan dilangsungkan bersamaan, mempercepat proses seleksi dan perencanaan jangka panjang.
Model voting ganda ini juga dapat memberikan kepastian lebih awal bagi calon tuan rumah untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Dengan waktu persiapan yang lebih panjang, penyelenggara bisa fokus membangun infrastruktur dan memastikan kelancaran turnamen.
Bagi Indonesia, momentum ini merupakan peluang berharga yang perlu dioptimalkan sebaik mungkin. Keterlibatan pemerintah, federasi, dan masyarakat luas menjadi kunci keberhasilan dalam meraih status tuan rumah Piala Asia 2031.
Dengan reputasi sebagai salah satu negara dengan fanbase sepak bola terbesar di Asia, Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang meriah dan penuh warna. Piala Asia bukan hanya ajang olahraga, tapi juga peluang ekonomi dan promosi budaya ke mata dunia.
Semua negara yang bersaing tentu memiliki kelebihan masing-masing. Namun hanya yang paling siap, visioner, dan solid dalam presentasinya yang akan mendapat kepercayaan dari AFC untuk menggelar Piala Asia mendatang. (Okt)