IHSG Naik Tipis, Investor Asing Justru Lepas 10 Saham Ini

IHSG menguat tipis 0,24% ke level 6.831,95 pada Senin, 5 Mei 2025, meskipun aktivitas perdagangan tergolong sepi dengan nilai transaksi rendah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini melanjutkan tren positifnya pada awal pekan kedua Mei 2025. Pada penutupan perdagangan saham Senin, 5 Mei 2025, IHSG mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,24% ke level 6.831,95.
Meskipun sedang mengalami penguatan, aktivitas perdagangan terbilang sangat sepi. Total nilai transaksi hanya mencapai Rp10,52 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 21,42 juta saham dalam 1,18 juta kali transaksi.
Dari pergerakan harga saham, tercatat 346 emiten mengalami peningkatan, 257 saham mengalami penurunan, dan 201 lainnya tidak mengalami perubahan. Kondisi ini mencerminkan pasar yang cenderung hati-hati meskipun indeks utama menunjukkan penguatan.
Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp83,87 miliar di seluruh pasar. Pada pasar reguler, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp87,25 miliar, sedangkan di pasar negosiasi dan tunai tercatat penjualan bersih senilai Rp3,39 miliar.
Daftar Saham yang Mengalami Tekanan Jual dari Investor Asing
Menariknya, meskipun IHSG menguat, terdapat sejumlah saham yang justru mengalami tekanan jual dari investor asing. Berikut adalah daftar 10 saham dengan nilai jual bersih asing terbesar pada perdagangan Senin, 5 Mei 2025:
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN): Saham CUAN mencatatkan net sell asing sebesar Rp76,95 miliar. Tekanan jual ini kemungkinan dipengaruhi oleh aksi profit taking menyusul kenaikan harga sebelumnya.
- PT Astra International Tbk. (ASII): ASII mengalami penjualan bersih oleh investor asing senilai Rp67,12 miliar. Sebagai saham blue chip, pergerakan ASII sering menjadi indikator sentimen pasar.
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO): Saham teknologi ini mencatatkan net sell asing sebesar Rp48,89 miliar. Fluktuasi harga GOTO kerap menarik perhatian investor jangka pendek.
- PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA): MBMA mengalami tekanan jual asing sebesar Rp46,09 miliar. Sektor energi terbarukan yang dijalani MBMA masih dihadapkan pada tantangan fluktuasi pasar.
- PT United Tractors Tbk. (UNTR): UNTR mencatatkan penjualan bersih asing senilai Rp33,82 miliar. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang alat berat, performa perusahaannya sangat berkorelasi dengan pembangunan infrastruktur nasional.
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO): Saham ADRO mencatatkan penjualan bersih oleh investor asing senilai Rp28,90 miliar. Fluktuasi harga batu bara global dapat mempengaruhi minat investor terhadap saham ini.
- PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA): MAPA mencatatkan penjualan bersih asing sebesar Rp27,29 miliar. Perubahan tren konsumsi ritel bisa menjadi faktor yang memengaruhi keputusan investor.
- PT Industri Jamu dan Farmasi: Sido Muncul Tbk. (SIDO)SIDO mengalami net sell asing sebesar Rp26,00 miliar. Meskipun sektor farmasi cenderung defensif, dinamika pasar tetap memengaruhi pergerakan sahamnya.
- PT Bumi Resources Tbk. (BUMI): BUMI mencatatkan penjualan bersih asing sebesar Rp21,82 miliar. Sebagai perusahaan tambang, harga komoditas global sangat memengaruhi kinerja saham ini.
- PT Mayora Indah Tbk. (MYOR): Saham MYOR mengalami net sell asing sebesar Rp20,49 miliar. Pergeseran pola konsumsi masyarakat bisa memengaruhi prospek perusahaan di industri makanan dan minuman ini
Fenomena aksi jual bersih oleh investor asing pada saham-saham tersebut mengindikasikan adanya rotasi portofolio atau langkah realisasi cuan. Meskipun IHSG menguat, investor tetap selektif dalam memilih saham untuk investasi.
Para pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan ekonomi makro dan sektor-sektor terkait. Analisis fundamental dan teknikal yang mendalam akan membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.
Dengan memahami dinamika pasar dan faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan saham, investor dapat mengoptimalkan portofolio mereka di tengah fluktuasi pasar yang terjadi. (dda)