IHSG Anjlok Gara-gara Kebijakan Pemerintah? Bos BEI Berikan Penjelasan

Sebagai respons terhadap anjloknya IHSG, Presiden Prabowo Subianto melakukan langkah yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas bagi pasar saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penurunan yang signifikan pada sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Maret 2025.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penurunan hingga 395,866 poin atau melemah sebesar 6,12% sehingga berada pada level 6.076.

Penurunan yang tajam ini menyebabkan suspensi perdagangan oleh BEI yang dilakukan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah lebih dari 5% pada pukul 11.19 WIB.

Seiring dengan penurunan ini, banyak pihak yang mengaitkan kejatuhan IHSG dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak mendukung pasar modal Indonesia.

Sejumlah lembaga pemeringkat internasional juga menurunkan rating Indonesia, yang dinilai turut memperburuk kondisi pasar saham.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, memberikan penjelasan terkait isu ini, dan memastikan bahwa penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak secara langsung disebabkan oleh kebijakan pemerintah.

Sebaliknya, ia menjelaskan bahwa faktor utama di balik penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini lebih kepada dinamika perekonomian global.

Faktor Eksternal Menjadi Penyebab Utama Penurunan IHSG

Menurut Iman Rachman, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sudah terjadi sebelumnya, terutama  kondisi perekonomian global.

Ia menegaskan bahwa penurunan IHSG tidak terjadi hanya karena kebijakan domestik, melainkan lebih pada faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi investor terhadap pasar saham Indonesia.

“Kalau kita lihat, menurut saya ini sudah terjadi sejak minggu lalu. Sebagaimana kita lihat, dan juga beberapa hal yang terjadi saat ini. Kita wait and see,” ujar Iman di Gedung BEI

Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah Ketidakpastian ekonomi global yang meliputi fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan moneter negara-negara besar.

Serta ketegangan politik internasional dapat memengaruhi sentimen investor yang akhirnya berujung pada aksi jual di pasar saham Indonesia.

Selain itu, penurunan IHSG juga disebabkan oleh adanya jual bersih atau net sell oleh investor asing. Iman Rachman menyatakan bahwa pergerakan IHSG dipengaruhi oleh banyak faktor.

Meskipun secara fundamental banyak perusahaan dalam kondisi yang baik, namun persepsi pasar terkait situasi global dan domestik dapat menyebabkan pergerakan IHSG yang fluktuatif.

Statistik Pergerakan IHSG pada Sesi Pertama

Statistik pergerakan ihsg pada sesi pertama

Statistik Pergerakan IHSG pada Sesi Pertama

Pada sesi pertama perdagangan tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat berada di level 6.458 pada pembukaan perdagangan.

Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis, bergerak di zona merah dengan rentang terendah di level 6.146 dan tertinggi di level 6.465.

Pada penutupan sesi pertama, volume transaksi tercatat mencapai 16,61 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 10,30 triliun.

Terjadi 893.608 kali frekuensi transaksi saham, dengan rincian sebanyak 67 saham menguat, 616 saham melemah, dan 166 saham stagnan.

Selain itu, pada periode 10-14 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami penurunan sebesar 1,81%, yang menunjukkan bahwa tren penurunan telah terjadi selama beberapa waktu.

Penurunan ini seiring dengan aksi jual bersih oleh investor asing, yang tercatat mencapai Rp 1,77 triliun pada Jumat (14/3/2025). Total net sell sepanjang tahun 2025 tercatat sebesar Rp 26,04 triliun.

Respons Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Menanggapi penurunan IHSG yang signifikan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengunjungi BEI untuk memantau pergerakan pasar setelah adanya suspensi perdagangan.

Dasco menjelaskan bahwa turunnya IHSG bukanlah kejadian yang pertama kalinya. Sebelumnya, pasar saham Indonesia juga mengalami penurunan signifikan pada masa pandemi COVID-19.

“Jadi menyikapi pembekuan otomatis dari akibat koreksi dari Indeks Harga Saham Gabungan 5% yang memang otomatis, dan bukan baru kali ini saja terjadi” ungkap Dasco di Gedung BEI, Jakarta.

Dasco juga menegaskan bahwa pihak DPR akan terus mendukung stabilitas pasar modal Indonesia. Ia mengajak para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi situasi ini.

Pemerintah dan lembaga terkait akan berupaya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengembalikan stabilitas pasar saham.

“Kami pada hari ini melakukan kunjungan untuk support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang, bahwa kemudian kami akan mendukung pemerintah untuk mengembalikan pasar supaya stabil,” tutup Dasco.

Penurunan IHSG yang terjadi pada tanggal 18 Maret 2025 merupakan hasil dari akumulasi berbagai faktor yang melibatkan baik aspek domestik maupun global.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan bahwa pergerakan IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, aksi jual investor asing, serta ketidakpastian yang melanda pasar dunia.

Pemerintah dan DPR berkomitmen untuk mendukung stabilitas pasar modal dan memastikan bahwa pasar kembali tenang.

Para pelaku pasar saham di Indonesia diimbau untuk tetap menjaga kewaspadaan dan tidak panik, karena fluktuasi pasar adalah hal yang biasa dalam dunia investasi.

Pemerintah bersama lembaga terkait akan terus mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa pasar saham Indonesia tetap stabil. (WAN)