Ibunda Kimberly Ryder Adu Mulut dengan Edward Akbar, Kecewa Soal Nafkah Anak Rp6 Juta

Momen panas ibunda kimberly ryder labrak dan semprot edward akbar di depan awak media

KLIKBERITA24.COM - Momen menegangkan mewarnai proses penandatanganan perjanjian pembagian aset antara Kimberly Ryder dan Edward Akbar.

Ketegangan memuncak ketika Irvina Zainal, ibunda Kimberly, meluapkan emosinya kepada sang mantan menantu, terutama terkait tanggung jawab Edward dalam memberikan nafkah anak pasca-perceraian.

Seperti diketahui, Kimberly dan Edward telah menyepakati penyelesaian harta bersama mereka secara damai. Pertemuan untuk menandatangani kesepakatan harta gono-gini berlangsung di kantor notaris kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Juli 2025.

Namun, di balik proses hukum yang berjalan tertib, suasana menjadi panas ketika Irvina menyampaikan langsung kekesalannya kepada Edward.

Ia mempertanyakan kontribusi Edward sebagai ayah terhadap dua cucunya, terutama dalam hal finansial pasca perceraian.

Suasana yang tegang mulai terasa saat Irvina terlihat menunjuk-nunjuk Edward di dalam ruang notaris. Aksi tersebut menjadi sorotan, meskipun Edward mencoba meredam suasana saat dimintai keterangan oleh awak media.

“Ya enggak lah, itu cuma pembicaraan biasa,” kata Edward dengan nada datar usai menjalani mediasi.

Situasi kemudian semakin memanas ketika Irvina tiba-tiba menyela wawancara Edward dan melabraknya secara terbuka. Dengan suara tinggi, ia mempertanyakan rasa bangga Edward atas jumlah nafkah anak yang diberikan.

“Jangan kamu begitu! Jangan kamu bangga dengan pemberian pada anakmu sejumlah Rp6 juta, apakah kamu bangga dengan hasil Rp6 juta pada anakmu?” ucap Irvina dengan penuh emosi.

Ibunda kimberly mengaku kecewa, lantaran edward akbar hanya memberi nafkah anak rp6 juta

Ibunda Kimberly mengaku kecewa, lantaran Edward Akbar hanya memberi nafkah anak Rp6 juta.

Mendapat serangan emosional, Edward tetap tenang dan tidak terpancing. Ia mengaku tidak bangga, namun menegaskan komitmennya untuk tetap memberikan nafkah kepada anak-anaknya.

Meski begitu, Irvina terus menyuarakan ketidakpuasan. Ia mengungkit kembali kondisi selama lima tahun pernikahan Kimberly dengan Edward.

Menurutnya, selama itu Kimberly hanya menerima nafkah Rp2 juta dari Edward. Pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Edward.

“Tidak Rp2 juta saja bu, tapi saya diam saja,” ujar Edward singkat.

Melihat suasana semakin tidak kondusif, Edward memutuskan untuk segera meninggalkan lokasi. Namun, sebelum pergi, ia sempat menyampaikan satu kalimat terakhir kepada Irvina.

“Sudah Bu, ibu bicara sama kamera aja,” tuturnya sembari berlalu.

Ucapan Edward tersebut justru memicu reaksi lanjutan dari Irvina. Ia kembali berteriak, menuntut agar Edward bertindak lebih bertanggung jawab sebagai pria dewasa dan ayah dari dua anak.

“Heh! Kalau sebagai laki, tanggung jawab yang baik!” seru Irvina lantang.

Kritik Irvina tak berhenti di situ. Ia juga menyentil besaran nafkah anak sebesar Rp6 juta per bulan yang dinilainya tak mencukupi kebutuhan pendidikan cucu-cucunya yang mencapai puluhan juta rupiah per tahun.

“Dia berpikir bangga, Rp6 juta itu dia bilang untuk ngaji dan makan, terus nanti pendidikannya kemana? Cucu saya mesti hanya mengaji untuk jadi ustazah? Atau menjadi kiai?” kata Irvina geram.

Ia menambahkan bahwa biaya pendidikan cucunya mencapai Rp60 juta per tahun. Artinya, kebutuhan bulanan untuk dua anak sudah melebihi Rp5 juta, sedangkan Edward hanya memberikan Rp6 juta untuk semuanya.

Tak hanya urusan pendidikan, Irvina juga menyinggung soal kepemilikan mobil. Menurutnya, selama ini Edward menggunakan mobil BMW yang dibeli dan dirawat oleh Kimberly tanpa kontribusi finansial.

“Terus mobil, itu udah tahu BMW anak saya yang beli, anak saya yang servis, anak saya yang beli bensin, dia yang modal apa? Mokondo!” ujarnya dengan nada tinggi.

Sementara itu, dalam kesepakatan yang sudah ditandatangani di depan notaris, keduanya sepakat untuk menjual mobil tersebut.

Hasil penjualan akan dibagi dengan porsi 60 persen untuk Kimberly dan 40 persen untuk Edward, yang dialokasikan untuk kebutuhan anak-anak mereka.

Adapun aset lainnya berupa rumah di Bali dibagi secara proporsional. Kimberly mendapatkan rumah seluas 400 meter persegi, sedangkan Edward menerima tanah seluas 200 meter persegi yang tidak diperbolehkan untuk dijual. (fam)