Harga emas mencapai rekor tertingginya mencapai US$3.400 per ons
Harga emas kembali mencapai rekor baru, melampaui level US$3.400 per ons. Kenaikan ini terjadi seiring pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian global akibat konflik dagang antara Amerika Serikat dan China.
Data pasar menunjukkan, emas di pasar spot naik tajam sebesar 2,7% menjadi US$3.417,62 per ons. Angka ini merupakan level tertinggi sepanjang masa, bahkan sempat menyentuh US$3.430,18 dalam sesi sebelumnya.
Bukan hanya pasar spot, harga emas berjangka di AS turut mencatat kenaikan yang signifikan. Kontrak berjangka tersebut naik 2,9% dan diperdagangkan di kisaran US$3.425,30 per ons.
Melemahnya nilai dolar AS menjadi salah satu faktor utama pendorong kenaikan harga logam mulia ini. Mata uang Negeri Paman Sam merosot ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
Penurunan ini dipicu komentar kontroversial Presiden Donald Trump terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Komentar tersebut mengganggu kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi AS.
Ketika dolar melemah, emas menjadi lebih menarik bagi investor global yang memegang mata uang lain. Ini mendorong permintaan terhadap emas batangan sebagai instrumen investasi yang lebih aman.
Sementara itu, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat. Pemerintah China menuding AS menyalahgunakan kebijakan tarif untuk menekan kepentingan ekonomi negara lain.
Beijing juga memperingatkan negara-negara mitra dagang agar lebih waspada terhadap tekanan AS dalam kerja sama ekonomi bilateral. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi global dalam jangka menengah.
Ketika ketegangan global meningkat, investor cenderung mengalihkan dana ke aset safe haven seperti emas. Logam mulia ini dikenal memiliki nilai lindung yang kuat terhadap gejolak pasar dan ketidakpastian kebijakan.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menyatakan bahwa lonjakan harga emas merupakan reaksi wajar terhadap meningkatnya permintaan aset safe haven. Ia menilai, kondisi pasar saat ini mendukung tren bullish yang berkelanjutan untuk emas.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa koreksi harga dan aksi ambil untung bisa saja terjadi dalam waktu dekat. Meski begitu, Meger tetap yakin tren dasarnya masih mengarah ke kenaikan jangka panjang.
Kinerja emas sejak awal tahun 2025 terbilang mengesankan. Harga logam mulia ini telah naik lebih dari US$700 hanya dalam beberapa bulan.
Emas bahkan sempat menembus level US$3.300 pada pertengahan April lalu. Dalam hitungan hari, harga kembali melonjak hingga US$100 karena dorongan momentum pasar.
Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, mencatat bahwa pergerakan harga emas saat ini tergolong sangat agresif. Menurutnya, lonjakan harian yang signifikan bisa menjadi sinyal bahwa pasar sedang mendekati fase jenuh dalam jangka pendek.
Wyckoff menambahkan, puncak tren jangka pendek kemungkinan semakin dekat jika dilihat dari sisi waktu. Meski begitu, bukan berarti harga emas tak memiliki potensi untuk terus meningkat dalam jangka panjang.
Dari sudut pandang investasi, emas tetap menjadi aset strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain likuid, emas juga berfungsi sebagai pelindung nilai saat inflasi atau risiko geopolitik meningkat.
Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak investor global berbondong-bondong memburu emas sebagai aset aman. Permintaan yang terus tumbuh tentu menjadi faktor pendorong harga yang tidak bisa diabaikan.
Bagi investor ritel, situasi ini bisa menjadi momentum untuk melakukan diversifikasi portofolio. Memasukkan emas dalam komposisi aset bisa membantu menjaga kestabilan nilai investasi dalam jangka panjang.
Namun, penting untuk diingat bahwa investasi emas tetap menghadapi risiko fluktuasi harga. Penting untuk tetap memantau perkembangan pasar dan menetapkan strategi yang tepat sebelum mengambil keputusan.
Secara keseluruhan, tren kenaikan harga emas saat ini didorong oleh kombinasi berbagai faktor. Mulai dari pelemahan dolar, gejolak geopolitik, hingga dorongan teknikal dari pasar itu sendiri.
Apabila ketidakpastian global terus berlangsung, bukan hal yang mustahil jika harga emas kembali mencetak rekor tertinggi berikutnya. Para analis bahkan memperkirakan logam mulia ini bisa melampaui batas psikologis berikutnya dalam waktu dekat. (dda)