Categories: Bisnis & Ekonomi

GOTO Cetak EBITDA Positif di Awal 2025, Analis Sebut Sinyal Positif Menuju Laba

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan penurunan signifikan pada rugi bersih sepanjang kuartal I/2025. Nilainya turun hingga 61% menjadi Rp367 miliar, dibandingkan rugi Rp937 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Capaian ini menandai langkah awal yang solid bagi perusahaan teknologi tersebut di tahun 2025. Penurunan kerugian ini turut memperkuat keyakinan pasar terhadap potensi keuntungan GOTO dalam waktu dekat.

Pertumbuhan pendapatan menjadi salah satu faktor utama membaiknya performa keuangan GOTO. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp4,23 triliun.

Jumlah tersebut meningkat 4% dari Rp4,07 triliun pada kuartal I/2024. Kenaikan ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang dijalankan GOTO mulai memberikan hasil nyata.

Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyampaikan bahwa perusahaan memulai 2025 dengan momentum yang kuat. Ia menyebutkan GOTO berhasil mencetak rekor baru dan meraih kinerja kuartalan yang solid.

Menurut Patrick, hasil ini mencerminkan eksekusi strategi yang disiplin dan kekuatan dari model ekosistem GOTO. Fokus mereka kini adalah memperkuat basis pelanggan premium dengan daya beli tinggi dan tingkat keterlibatan yang stabil.

GOTO juga terus mengembangkan penawaran produk di semua segmen layanan. Inovasi berkelanjutan dan investasi pada teknologi menjadi kunci untuk memperbaiki pengalaman pengguna dan memperluas jangkauan pasar.

Langkah-langkah ini mendukung peningkatan profitabilitas sekaligus menempatkan GOTO pada jalur pertumbuhan jangka panjang. Di tengah tantangan makroekonomi, GOTO tetap menunjukkan ketahanan bisnis yang menjanjikan.

Direktur Keuangan GOTO, Simon Ho, menambahkan bahwa perusahaan tetap tumbuh meski kuartal pertama bertepatan dengan Ramadan. Biasanya, bulan tersebut menjadi periode melambatnya pertumbuhan di level Grup.

Meski begitu, GOTO mencatat peningkatan signifikan pada lini bisnis pinjamannya. Portofolio pinjaman konsumen naik 108% secara tahunan, menjadikannya motor penggerak utama pertumbuhan.

Di segmen layanan on-demand, GOTO membukukan peningkatan margin selama tiga kuartal secara beruntun. Gross Transaction Value (GTV) juga tumbuh 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Simon, performa ini menunjukkan kekuatan fundamental GOTO dan kemampuan mereka dalam menghadapi kondisi ekonomi yang fluktuatif. Pada kuartal pertama 2025, adjusted EBITDA GOTO tercatat sebesar Rp393 miliar.

Capaian tersebut sangat kontras dibandingkan kerugian EBITDA sebesar Rp101 miliar pada kuartal I/2024. Ini menandakan bahwa GOTO telah memasuki fase profitabilitas yang lebih kokoh.

Kinerja EBITDA ini didorong oleh kombinasi pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya. Selain itu, GOTO juga menerima imbalan jasa e-commerce dari Tokopedia sebesar Rp217 miliar.

Dengan dasar tersebut, manajemen GOTO tetap optimistis terhadap target keuangan sepanjang tahun ini. Mereka menargetkan EBITDA disesuaikan sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun pada akhir 2025.

Walau demikian, performa GOTO masih belum sepenuhnya sesuai ekspektasi analis. Sejumlah analis memperkirakan hasil yang lebih baik untuk kuartal ini.

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, GOTO diperkirakan hanya membukukan rugi bersih sebesar Rp38,7 miliar. Sementara itu, pendapatan perusahaan pada kuartal I/2025 diperkirakan turun 3,36% YoY menjadi Rp3,94 triliun.

Meski begitu, prospek jangka panjang GOTO dinilai tetap menjanjikan, khususnya dalam bidang teknologi finansial dan layanan on-demand. Dua sektor ini dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong keuntungan masa depan.

Analis Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, menyoroti potensi besar dari segmen fintech GOTO. Ia menyebut pinjaman buy-now-pay-later, terutama dari pembeli TikTok Shop, menjadi penopang margin tinggi.

Nathan memperkirakan fintech GOTO akan berkontribusi minimal 20% terhadap EBITDA sepanjang tahun. Ini menjadi fondasi penting menuju profitabilitas berkelanjutan.

Selain itu, layanan on-demand dinilai akan terus menjadi mesin pertumbuhan utama. GOTO berupaya ekspansi ke pengiriman makanan premium serta memperluas pasar iklan digital.

Namun, perusahaan juga diperkirakan mengalokasikan dana sekitar Rp300 miliar untuk pembayaran bonus Hari Raya. Hal ini mencerminkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan karyawan, meski berdampak pada beban biaya.

Secara keseluruhan, arah bisnis GOTO mulai menunjukkan kemajuan nyata menuju profit. Kombinasi strategi efisien, ekspansi produk, serta fokus pada pelanggan berkualitas membuka peluang pertumbuhan yang sehat.

Meski belum sepenuhnya lepas dari tekanan pasar, GOTO telah mencatat banyak perbaikan struktural yang layak diapresiasi. Para investor kini menantikan konsistensi GOTO dalam menjaga tren positif ini hingga akhir tahun. (dda)