Dukung Talenta Lokal, Direktur PSIM Pastikan Pemain Asli Jogja Masuk Skuad Liga 1 2025/2026

Psim jogja

PSIM Jogja memastikan bahwa pemain lokal asli DIY tetap mendapat tempat di skuad utama mereka untuk Liga 1 musim 2025/2026. Kabar ini menjadi angin segar bagi para talenta muda asal Yogyakarta yang bercita-cita meniti karier di level profesional.

Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Direktur Utama PSIM, Liana Tasno. Menurutnya, tim kebanggaan masyarakat Jogja tak ingin lepas dari akar identitas daerah mereka, termasuk dalam hal komposisi pemain.

Keterlibatan pemain lokal DIY dalam skuad PSIM untuk Liga 1 2025 menunjukkan bahwa klub tidak hanya fokus mengejar prestasi, tetapi juga berkomitmen pada pengembangan bakat daerah. Liana menilai PSIM harus menjadi wadah tumbuhnya pemain sepakbola berbakat asal Jogja.

Senada dengan itu, Manajer PSIM, Razzi Taruna, juga menegaskan pentingnya mempertahankan pemain asli Jogja. Ia menegaskan bahwa tim teknis yang ia susun tidak akan melupakan kontribusi anak-anak daerah.

“Pasti pemain asli Jogja akan diutamakan,” ucap Razzi saat ditemui jurnalis pada Jumat, 18 April 2025. Ia menegaskan bahwa PSIM tetap berupaya memberi peluang kepada pemain lokal DIY untuk unjuk kemampuan di level tertinggi nasional.

PSIM tetap akan tampil dengan ciri khas permainan mereka yang dikenal sebagai gentleman football. Gaya ini mengandalkan kombinasi pemain muda enerjik dan pemain berpengalaman dalam satu harmoni tim.

Menurut Razzi, karakter permainan PSIM tidak akan banyak berubah dari musim sebelumnya. Ia yakin gaya khas tersebut justru membuka jalan bagi lebih banyak pemain muda Jogja untuk mendapatkan menit bermain.

Musim lalu, PSIM berhasil menjadi juara Liga 2 dengan mengandalkan kekuatan pemain lokal. Beberapa nama yang mencuri perhatian antara lain Savio Sheva, Yudha Alkanza, Fikri Maarif, dan Sunni Hisbullah.

Dari keempat pemain tersebut, Fikri Maarif menjadi yang paling muda dan berposisi sebagai penjaga gawang. Meski usianya masih belia, Fikri tampil penuh percaya diri sepanjang musim kompetisi.

Di sisi lain, Sunni Hisbullah tampil sebagai figur senior yang memiliki peran penting dalam skuad PSIM Jogja. Ia dipercaya sebagai kapten tim dan menjadi pilar penting sejak babak delapan besar hingga partai final.

Performa mereka menjadi bukti nyata bahwa pemain lokal mampu bersaing di level tinggi. Keempat nama tersebut patut diberi kesempatan kembali membela PSIM di Liga 1 2025 mendatang.

Durasi kompetisi Liga 1 yang panjang memungkinkan banyak rotasi pemain dilakukan. Situasi ini akan memberi peluang bagi pemain-pemain lokal Jogja untuk kembali berperan penting dalam perjalanan tim.

Di sisi lain, harapan akan munculnya wajah-wajah baru dari DIY juga tak kalah besar. Regenerasi pemain menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang PSIM Jogja.

Penempatan Erwan Hendarwanto sebagai pelatih tim muda PSIM merupakan langkah nyata dalam upaya pembinaan. Ia dikenal punya rekam jejak bagus dalam mencetak talenta lokal berbakat.

Erwan akan berupaya keras agar pemain-pemain muda DIY bisa naik level ke tim utama. Jika berhasil, PSIM akan makin kuat dengan kekuatan lokal yang tumbuh dari akar pembinaan sendiri.

Keberlanjutan pemain lokal di skuad PSIM menjadi semangat untuk menjaga identitas Jogja di kancah nasional. Kombinasi pemain senior, muda, dan lokal menjadi fondasi penting menuju kompetisi Liga 1 yang lebih kompetitif.

Dengan strategi yang konsisten ini, PSIM Jogja tak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga mewariskan kebanggaan bagi sepakbola Yogyakarta. Para supporter PSIM sangat berharap kehadiran pemain lokal DIY bisa terus jadi bagian utama dari perjuangan Laskar Mataram di liga Indonesia. (Okt)