Dugaan Korupsi Pertamina: Kejagung Periksa Fitra Eri, Ini Penjelasannya!

Fitra Eri

Pada tanggal 5 Maret 2025, Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa Fitra Eri Purwotomo, seorang influencer otomotif ternama, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina serta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) periode 2018–2023.

Pemeriksaan ini menjadi sorotan publik karena Fitra Eri dikenal sebagai figur di dunia otomotif yang jauh dari isu korupsi.

Profil Singkat Fitra Eri

Fitra Eri merupakan jurnalis otomotif, pembalap profesional, dan influencer dengan pengaruh besar di media sosial.

Ia dikenal luas berkat ulasan kendaraan, tips berkendara, serta informasi terkait industri otomotif yang ia bagikan melalui kanal YouTube dan platform lainnya.

Profil Fitra Eri

Profil dari Fitra Eri

Keahliannya di bidang otomotif membuatnya kerap dilibatkan dalam berbagai acara otomotif dan diskusi industri kendaraan bermotor.

Latar Belakang Kasus Dugaan Korupsi Pertamina

Kejagung tengah mengusut dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan PT Pertamina, subholding-nya, dan KKKS selama periode 2018–2023.

Kasus ini mencuat setelah ditemukan indikasi penyimpangan dalam pengelolaan minyak mentah yang berpotensi merugikan negara dalam jumlah yang sangat besar.

Dugaan korupsi ini berfokus pada tata kelola impor minyak mentah dan produk kilang yang diduga melibatkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan prosedur dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Kejagung menduga adanya penggelembungan harga serta pengaturan transaksi yang merugikan keuangan negara.

Pemeriksaan Fitra Eri sebagai Saksi

Pada 5 Maret 2025, Fitra Eri diperiksa oleh penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) bersama tujuh saksi lainnya.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan terkait kasus tersebut.

Namun, yang menarik perhatian adalah posisi Fitra Eri dalam kasus ini. Sebagai influencer otomotif, keterkaitannya dengan kasus ini tidak langsung berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis di Pertamina.

Dalam keterangannya, Fitra Eri mengungkapkan bahwa pertanyaan yang diajukan kepadanya bersifat teknis umum terkait pengaruh bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan bermotor.

Ia menekankan bahwa tidak ada pertanyaan yang menyangkut langsung dengan dugaan korupsi yang diselidiki.

Siapa Saja Tersangka dalam Kasus Ini?

Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka. Enam di antaranya merupakan petinggi anak usaha atau subholding Pertamina, yaitu:

  1. Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
  2. Yoki Firnandi, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping
  3. Sani Dinar Saifuddin, Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional
  4. Agus Purwono, VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional
  5. Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga
  6. Edward Corne, VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga

Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari pihak swasta, yaitu:

  1. Muhammad Kerry Andrianto Riza, beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa
  2. Dimas Werhaspati, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim
  3. Gading Ramadhan Joedo, Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak

Kejagung menaksir dugaan kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp193,7 triliun. Angka yang sangat fantastis ini menambah urgensi dalam penyelidikan dan penindakan hukum terhadap mereka yang terlibat.

Mengapa Fitra Eri Diperiksa?

Pemeriksaan saksi, termasuk Fitra Eri, merupakan bagian dari upaya penyidik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan memperkuat bukti dalam kasus ini.

Meskipun Fitra Eri tidak terlibat langsung dalam dugaan tindak pidana korupsi, keterangannya sebagai ahli di bidang otomotif dapat memberikan perspektif teknis terkait pengaruh BBM pada kendaraan bermotor.

Hal ini mungkin berkaitan dengan aspek teknis dalam penyelidikan terkait kualitas minyak mentah dan dampaknya pada produk akhir yang didistribusikan Pertamina.

Selain itu, dalam dunia otomotif, beberapa influencer kerap berkolaborasi dengan perusahaan bahan bakar dan pelumas untuk keperluan promosi atau pengujian produk.

Namun, hingga saat ini belum ada indikasi bahwa keterlibatan Fitra Eri melampaui batas kerja samanya sebagai influencer otomotif.

Reaksi Publik dan Industri Otomotif

Berita mengenai pemeriksaan Fitra Eri sebagai saksi dalam kasus ini mengejutkan banyak pihak, terutama komunitas otomotif dan para pengikutnya di media sosial.

Sebagai figur publik yang dikenal karena integritas dan profesionalismenya, keterlibatannya sebagai saksi diharapkan dapat membantu proses penyelidikan dengan memberikan informasi teknis yang akurat.

Di sisi lain, kasus ini menjadi pengingat bahwa industri otomotif dan energi saling berkaitan, terutama dalam aspek distribusi dan konsumsi bahan bakar.

Penggunaan minyak mentah yang diimpor dan diolah oleh Pertamina memiliki dampak besar pada performa kendaraan dan ekonomi secara keseluruhan.

Langkah Selanjutnya dalam Proses Hukum

Kejagung akan melanjutkan proses penyidikan dengan memeriksa saksi-saksi lainnya dan mengumpulkan bukti tambahan untuk memperkuat kasus ini.

Pemeriksaan terhadap para tersangka dan saksi ahli akan terus dilakukan guna memastikan bahwa seluruh aspek kasus terungkap dengan jelas.

Sementara itu, Fitra Eri dipastikan hanya berstatus sebagai saksi dalam kasus ini. Hingga saat ini, belum ada indikasi bahwa ia terlibat dalam pengambilan keputusan yang berujung pada dugaan korupsi di Pertamina.

Pemeriksaan Fitra Eri sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina menyoroti kompleksitas penyelidikan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli di bidang terkait.

Peran saksi ahli seperti Fitra Eri penting untuk memberikan pemahaman teknis yang dapat mendukung proses penegakan hukum.

Kasus ini juga menggarisbawahi komitmen Kejagung dalam mengusut tuntas dugaan korupsi yang merugikan negara.

Publik kini menantikan perkembangan selanjutnya dalam upaya pengungkapan skandal besar ini serta langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (ctr)