Categories: Kesehatan

Diet IF untuk Penderita Asam Lambung: Cara Aman Atur Pola Makan Sehari-hari

KLIKBERITA24.COM - Kalau kamu sering mengalami gejala maag atau asam lambung naik, penting banget mulai memperhatikan pola makan sehari-hari.

Diet yang tepat bukan hanya bisa meredakan keluhan, tapi juga mencegah agar gejalanya tidak kambuh di kemudian hari.

Naiknya asam lambung ke kerongkongan atau acid reflux biasanya terjadi karena melemahnya otot pemisah antara lambung dan esofagus (lower esophageal sphincter/LES).

Saat otot ini melemah, asam lambung bisa naik ke atas dan menimbulkan sensasi terbakar di dada, mulut terasa pahit, hingga bau napas tak sedap.

Seiring bertambahnya usia, fungsi otot dalam tubuh cenderung menurun, termasuk otot LES. Ini salah satu alasan kenapa kondisi ini makin sering terjadi pada orang dewasa. Tapi faktor usia bukan satu-satunya penyebab.

Gaya hidup dan pola makan juga punya pengaruh besar. Makan tidak teratur, seperti hanya sekali dalam sehari, sering makan berat di malam hari, atau terlalu sering mengonsumsi minuman seperti teh peppermint, bisa memperparah gejala.

Beberapa kasus juga berkaitan dengan kondisi medis seperti hernia hiatus yang dapat meningkatkan risiko refluks.

Pola makan dan pemilihan jenis makanan jelas memainkan peran penting. Bahkan, cara kamu mengunyah makanan juga bisa berdampak.

Mengatur diet secara tepat akan sangat membantu mengendalikan gejala sekaligus menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Salah satu pendekatan yang mulai banyak dipertimbangkan adalah pola makan intermittent fasting (diet IF), namun dengan penyesuaian khusus untuk penderita asam lambung.

Sayuran rendah asam seperti bayam dan kentang bantu meredakan gejala asam lambung dan cocok untuk diet IF.

IF dikenal sebagai metode makan dengan jendela waktu tertentu, misalnya makan dalam 8 jam dan puasa selama 16 jam. Bagi penderita asam lambung, pola ini harus dimodifikasi agar tetap menjaga kestabilan asam di perut.

Misalnya, tetap makan dalam jendela waktu yang sesuai namun dengan porsi kecil dan tidak melewatkan waktu makan terlalu lama. Jika jeda makan terlalu panjang, lambung bisa terisi asam tanpa makanan, yang justru memperparah gejala.

Jadi, pastikan IF dijalankan dengan tetap memperhatikan kebutuhan tubuh dan tidak memaksakan jeda makan yang ekstrem.

Selain itu, penting untuk makan dalam porsi kecil namun sering. Hindari makan dalam jumlah besar sekaligus karena hal ini dapat menambah tekanan pada lambung. Idealnya, makan 4 sampai 5 kali sehari dalam porsi kecil dan beri jeda minimal tiga jam sebelum tidur.

Kamu juga perlu menghindari makanan yang dikenal sebagai pemicu utama asam lambung. Makanan asam seperti tomat dan jeruk, makanan pedas, tinggi lemak, cokelat, kopi, soda, dan alkohol sebaiknya dikurangi atau dihindari.

Makanan yang menyebabkan perut kembung seperti minuman berkarbonasi dan karbohidrat olahan juga bisa memperburuk kondisi.

Karena pemicu setiap orang bisa berbeda, penting untuk mencatat makanan apa saja yang menyebabkan gejala. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan pola makan sesuai kebutuhan pribadi.

Sebaliknya, pilih makanan yang lebih ramah bagi lambung. Sayuran seperti buncis, bayam, kentang, dan kale adalah contoh yang bagus.

Makanan ini rendah asam dan tinggi serat. Untuk buah, pilih yang tidak asam seperti pisang, pir, apel, dan melon. Serat dari oatmeal, beras merah, dan psyllium juga bagus untuk pencernaan dan membantu menjaga fungsi lambung tetap normal.

Rempah seperti jahe bisa menjadi solusi alami yang baik. Kandungan antiinflamasi pada jahe mampu meredakan iritasi lambung.

Jahe segar dapat diseduh menjadi teh hangat atau ditambahkan ke dalam masakan. Saat menyeduh jahe, tutup wadah rebusannya agar kandungan aktifnya tidak menguap. Tapi tetap waspadai reaksi tubuh dan mulai dari jumlah kecil.

Untuk protein, pilih yang rendah lemak. Putih telur, ikan, atau ayam tanpa kulit lebih aman dibanding daging merah berlemak atau makanan yang digoreng.

Cara memasak juga penting: lebih baik rebus, kukus, atau panggang daripada digoreng. Hindari makanan olahan berlebihan karena bisa memperparah kondisi lambung.

Gaya hidup sehat juga harus dijaga. Menurunkan berat badan, berhenti merokok, serta mengelola stres berperan penting dalam menekan gejala. Gunakan pakaian longgar, terutama di area perut agar tidak memberi tekanan berlebih.

Jika kamu sering mengalami refluks saat malam hari, coba naikkan posisi kepala saat tidur. Bisa dengan bantal berbentuk wedge atau meninggikan tempat tidur 20–28 cm. Ini membantu mencegah asam lambung naik ke tenggorokan saat tidur.

Hindari berbaring setelah makan dan beri jeda satu hingga dua jam sebelum melakukan aktivitas fisik berat.

Jika gejala muncul terus-menerus selama lebih dari tiga minggu atau disertai keluhan seperti mual berkepanjangan, kesulitan menelan, atau penurunan berat badan drastis, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Diet sehat, termasuk jika ingin menerapkan intermittent fasting, harus dilakukan secara cermat. Fokus utamanya tetap menjaga keseimbangan nutrisi dan kenyamanan lambung, bukan mengejar hasil cepat. (vip)