Diet IF Menurut Dokter: Durasi Ideal dan 5 Tanda Kamu Harus Berhenti

Diet if menurut dokter durasi ideal dan 5 tanda kamu harus berhenti

KLIKBERITA24.COM - Intermittent fasting atau dikenal juga sebagai puasa bergantian kini semakin banyak dijadikan pilihan oleh masyarakat yang ingin menurunkan berat badan atau menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Pola makan ini menawarkan sejumlah manfaat, mulai dari menurunkan kolesterol jahat, menstabilkan tekanan darah, hingga memperbaiki metabolisme.

Namun, di balik popularitasnya, penting untuk memahami bahwa tidak semua orang cocok dengan metode ini.

Menurut dr. Marya Haryono, seorang dokter spesialis gizi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, reaksi tubuh terhadap diet intermittent fasting bisa sangat bervariasi antara satu individu dengan yang lain.

Ia menjelaskan bahwa jika seseorang merasa tidak nyaman secara fisik saat menjalani IF, seperti mengalami pusing, lemas, sulit fokus, atau bahkan mengalami mual, maka sebaiknya metode tersebut tidak dipaksakan.

Tanda-Tanda Kamu Harus Menghentikan Diet IF

Diet if

Tanda-Tanda Kamu Harus Menghentikan Diet IF

“Jika intermittent fasting membuat seseorang merasa tidak nyaman, maka perlu ada penyesuaian,” ujar dr. Marya dengan tegas.

Ia mengingatkan bahwa kondisi seperti fluktuasi gula darah yang tiba-tiba turun juga dapat menandakan bahwa tubuh tidak sanggup beradaptasi dengan sistem puasa yang sedang dijalani.

Durasi Ideal Intermittent Fasting Menurut Dokter

Durasi ideal untuk membentuk kebiasaan dalam menjalani diet intermittent fasting, lanjut dr. Marya, biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 21 hari.

Namun demikian, apabila dalam beberapa hari pertama seseorang sudah menunjukkan reaksi negatif, maka tidak perlu menunggu sampai tiga minggu untuk menyadari bahwa pola ini tidak cocok.

Menurutnya, keberhasilan diet bukan sekadar soal menurunkan berat badan, melainkan juga tentang menjaga tubuh tetap sehat dan berenergi.

“Yang terpenting adalah kesehatan tubuh secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada penurunan berat badan,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa memaksakan tubuh untuk mengikuti pola puasa tanpa memperhatikan respons kesehatan hanya akan memperburuk kondisi jangka panjang.

Tidak Semua Orang Cocok dengan Intermittent Fasting

Lebih lanjut, dr. Marya mengungkapkan bahwa tidak semua orang cocok untuk menjalani diet ini, terutama mereka yang mengalami gangguan hormon, masalah pencernaan, atau stres berlebih.

Bahkan, beberapa pasien melaporkan mengalami efek samping seperti rambut rontok, menstruasi tidak teratur, atau gangguan tidur akibat perubahan drastis pada pola makan.

Kenali Gaya Hidup dan Kondisi Tubuh Sebelum Menjalani IF

Pola makan dengan gizi seimbang memang telah terbukti efektif dalam menjaga berat badan ideal serta memperkuat sistem imun.

Intermittent fasting hanya menjadi salah satu dari sekian banyak metode yang bisa dicoba.

Namun tidak ada satu pun metode diet yang cocok untuk semua orang, sehingga memahami kondisi tubuh dan gaya hidup menjadi kunci utama.

Dr. Marya juga mengingatkan bahwa banyak orang terlalu fokus pada angka di timbangan, sehingga mengabaikan pentingnya kenyamanan tubuh.

Padahal, menurutnya, diet yang sehat adalah diet yang bisa dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang tanpa menimbulkan efek samping.

Waspadai Gejala yang Menandakan IF Tidak Cocok

Jika seseorang merasakan gejala seperti kelelahan berlebihan, suasana hati yang mudah berubah, atau nafsu makan meningkat secara tidak terkendali selama menjalani IF, hal tersebut bisa menjadi sinyal dari tubuh bahwa sistem ini tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mendengarkan respons tubuh sendiri sebelum melanjutkan atau bahkan memulai diet intermittent fasting.

Keputusan untuk berhenti bukan berarti gagal, melainkan bentuk tanggung jawab terhadap tubuh sendiri.

Manfaat Intermittent Fasting Tetap Ada, Tapi Tidak untuk Semua

Intermittent fasting memang bisa memberikan manfaat signifikan bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki kondisi metabolik tertentu.

Namun, bagi sebagian lainnya, justru bisa memicu ketidakseimbangan yang merugikan.

Dengan mendalami pemahaman seputar durasi ideal intermittent fasting dan memperhatikan tanda-tanda yang muncul dari tubuh, seseorang akan lebih mudah menyesuaikan diri dan memilih metode yang paling sesuai.

Tujuan akhirnya tetap sama: menjaga kesehatan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Maka, sebelum melanjutkan program intermittent fasting, pastikan bahwa tubuh Anda benar-benar mampu mengikutinya.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter terpercaya jika mengalami tanda-tanda yang mengganggu.

Diet sehat bukan hanya tentang cepat kurus, tetapi tentang bagaimana tubuh bisa tetap kuat dan seimbang dalam jangka panjang.(taa)