Diabetes Saat Hamil Bisa Picu Risiko Autisme dan ADHD Bagi Bayi, Ini Penjelasan Ahli

Diabetes Saat Hamil Bisa Picu Risiko Autisme dan ADHD Bagi Bayi
Sebuah studi terbaru mengungkap hubungan potensial antara diabetes selama kehamilan dan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf seperti autisme dan ADHD pada anak. Penelitian ini menjadi perhatian serius di dunia medis karena menyangkut masa depan generasi yang akan datang.
Penelitian tersebut merupakan hasil meta-analisis besar yang dilakukan oleh akademisi dari Tiongkok. Hasilnya mencakup lebih dari 202 studi dan melibatkan lebih dari 56 juta kehamilan dari berbagai negara.
Para ilmuwan menyusun hasil dari dua jenis diabetes yang dialami wanita selama masa kehamilan. Mereka membandingkan efek dari diabetes gestasional dan diabetes pra-gestasional terhadap perkembangan anak.
Berikut penjabaran poin penting dari hasil penelitian tersebut:
Diabetes Gestasional dan Pra-Gestational: Apa Bedanya?
Dari total 202 studi yang dianalisis, 110 fokus pada diabetes gestasional, yaitu kondisi yang muncul saat kehamilan dan umumnya hilang setelah melahirkan. Sementara itu, 80 studi lainnya meneliti diabetes pra-gestasional, yang dialami wanita sebelum masa kehamilan.
Diabetes gestasional sering tidak menunjukkan gejala namun berpotensi berbahaya bila tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini biasanya terdeteksi melalui tes glukosa saat pemeriksaan trimester kedua kehamilan.
Sementara itu, diabetes pra-gestasional terdiri dari 2 tipe yaitu diabetes tipe 1 serta tipe 2, yang sudah diderita oleh ibu hamil sebelum kehamilan berlangsung. Risiko komplikasi dan dampaknya terhadap janin pun lebih tinggi dibandingkan dengan diabetes gestasional.
Perbedaan ini menjadi penting karena menunjukkan bahwa waktu munculnya diabetes sangat mempengaruhi perkembangan saraf pada janin. Dengan demikian, pemantauan sejak sebelum hamil juga menjadi hal yang krusial.
Risiko Autisme dan ADHD Bagi Bayi yang Dilahirkan Oleh Ibu Diabetes

Risiko diabetes saat hamil
Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu dengan diabetes selama masa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan saraf. Angka peningkatannya mencapai 28% lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari ibu tanpa diabetes.
Risiko terkena autisme meningkat sebesar 25%, sementara risiko ADHD naik hingga 30%. Selain itu, kemungkinan anak mengalami disabilitas intelektual juga meningkat hingga 32%.
Angka ini tentunya menjadi sinyal bahaya yang tidak bisa diabaikan oleh para calon ibu. Perkembangan otak janin sangat rentan terhadap kondisi metabolik ibu selama kehamilan.
Risiko lain juga ditemukan dalam bentuk gangguan komunikasi, gangguan motorik, hingga masalah belajar pada anak. Semua ini merupakan gangguan perkembangan saraf yang bisa berdampak jangka panjang pada kehidupan anak.
Risiko Lebih Besar pada Diabetes Pra-Kehamilan
Penelitian ini juga mengungkap bahwa risiko gangguan saraf jauh lebih besar terjadi pada ibu yang mengalami diabetes sebelum hamil. Anak dari ibu dengan diabetes pra-gestasional 39% lebih berisiko mengalami satu atau lebih dari gangguan saraf tersebut.
Dibandingkan dengan diabetes gestasional, risiko gangguan perkembangan lebih kompleks dan berat. Hal ini karena janin telah terpapar kondisi gula darah tinggi sejak awal masa pembentukan organ.
Anak-anak dari ibu dengan diabetes sebelum hamil juga 20% lebih berisiko mengalami gangguan komunikasi. Sementara itu, risiko gangguan motorik meningkat sebesar 17% dan gangguan belajar sebesar 16%.
Pentingnya Pemantauan Gula Darah Selama Kehamilan
Para peneliti menekankan bahwa pemantauan gula darah selama kehamilan adalah hal mutlak. Pengawasan ketat terhadap kadar glukosa bisa menjadi kunci dalam mencegah gangguan perkembangan pada anak.
Pemantauan ini dapat dilakukan melalui tes laboratorium secara berkala selama kehamilan. Hal ini terutama penting pada trimester kedua dan ketiga saat risiko komplikasi meningkat.
Pengaturan pola makan sehat dan menghindari makanan tinggi gula juga bisa membantu menjaga stabilitas gula darah. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan pagi juga disarankan untuk menjaga metabolisme tubuh tetap optimal.
Dengan pendekatan menyeluruh, risiko gangguan saraf pada anak bisa diminimalkan meskipun ibu memiliki riwayat diabetes. Ini juga penting untuk menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan.
Penelitian Ini Berskala Global dan Diterbitkan di Jurnal Terkemuka
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology, salah satu jurnal ilmiah paling bergengsi di bidang kesehatan. Temuan ini menjadi kontribusi penting dalam pengembangan ilmu obstetri dan neurologi anak.
Menurut para peneliti, ini adalah tinjauan sistematis dan meta-analisis komprehensif pertama yang menyelidiki pengaruh berbagai jenis diabetes terhadap gangguan perkembangan anak. Artinya, hasilnya menjadi dasar ilmiah yang kuat untuk dijadikan pedoman kesehatan ibu dan anak.
Meski hasilnya signifikan, para ahli mengingatkan bahwa temuan ini tetap harus ditafsirkan secara hati-hati. Dibutuhkan lebih banyak penelitian lanjutan untuk menelusuri mekanisme pasti hubungan antara gula darah dan perkembangan otak janin.
Namun demikian, studi ini memberi sinyal kuat bahwa upaya pencegahan harus dimulai sedini mungkin. Ini penting demi generasi yang lebih sehat secara mental dan fisik.
Data Global Diabetes Gestasional
Federasi Diabetes Internasional melaporkan bahwa pada tahun 2021 terdapat sekitar 17 juta kelahiran dari wanita yang menderita diabetes gestasional. Jumlah ini setara dengan 13% dari total kelahiran di seluruh dunia.
Angka ini memperlihatkan bahwa diabetes gestasional adalah masalah global yang tidak bisa dianggap remeh. Negara berkembang bahkan menghadapi beban yang lebih berat karena keterbatasan akses kesehatan ibu.
Penyuluhan dan edukasi terhadap wanita usia subur menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Deteksi dini, pemantauan gula darah, dan perubahan gaya hidup harus dimulai sebelum dan selama masa kehamilan.
Dengan kesadaran yang lebih tinggi, angka kejadian gangguan perkembangan saraf pada anak bisa ditekan. Ini sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan masyarakat jangka panjang.
Diabetes selama kehamilan bukan hanya berdampak pada ibu, tapi juga memberi risiko serius terhadap perkembangan saraf anak. Studi berskala besar membuktikan bahwa risiko autisme, ADHD, hingga disabilitas intelektual meningkat signifikan.
Pemantauan gula darah secara ketat, pengaturan pola makan sehat, dan olahraga teratur sangat disarankan bagi ibu hamil. Konsultasi rutin dengan dokter juga penting untuk mencegah komplikasi sejak dini.
Pendidikan dan pencegahan menjadi kunci untuk melindungi generasi masa depan. Dengan pengetahuan dan pengelolaan yang tepat, risiko bisa ditekan dan masa depan anak tetap cerah. (Okt)