Chicco Jerikho ungkap sulitnya perankan karakter Guru Isa di film Perang Kota
Aktor Chicco Jerikho berbicara tentang berbagai tantangan yang dihadapinya dalam memerankan karakter Guru Isa dalam film Perang Kota. Film ini diangkat oleh Mouly Surya dari novel klasik Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, yang mengambil latar Indonesia pada tahun 1946, masa penuh pergolakan setelah kemerdekaan.
“Prosesnya sangat sulit karena film ini mengambil setting waktu yang sangat berbeda. Karakter Isa sangat kompleks, memiliki banyak lapisan,” ungkap Chicco saat menghadiri gala premiere Perang Kota di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin malam, 21 April 2025.
Tantangan ini semakin besar karena ia harus menggambarkan seorang tokoh dengan karakter yang tidak hanya berperang secara fisik, tetapi juga menghadapi konflik batin yang mendalam. Guru Isa dalam Perang Kota bukanlah sosok pendidik pada umumnya.
Di film ini, ia digambarkan sebagai pribadi yang menjalani hidup di tengah turbulensi sejarah Indonesia setelah merdeka. Isa harus berjuang untuk kemerdekaan negaranya, serta menghadapi kesulitan dalam kehidupan pribadinya. “Isa berjuang untuk kemerdekaan.
Dia juga berjuang dengan trauma masa lalu yang mempengaruhi kehidupan pribadinya. Selain itu, dia harus mempertahankan keluarganya di tengah kesulitan zaman,” lanjut Chicco.
Tidak hanya tantangan emosional yang dihadapi, tetapi Chicco juga harus menghadapi berbagai latihan fisik dan teknis. Salah satu yang paling menantang adalah belajar memainkan biola untuk menggambarkan karakter Guru Isa yang merupakan seorang guru biola.
“Main biola itu sangat sulit untuk saya. Sebelumnya saya hanya terbiasa bermain gitar, jadi berlatih biola benar-benar menyita waktu dan tenaga. Tapi, saya sangat menikmati tantangan ini,” kata Chicco.
Demi memahami karakter Guru Isa secara mendalam, Chicco membawa pulang biola dan rutin berlatih setiap hari. “Saya perlu memainkan biola setiap hari supaya bisa menyatu dengan peran ini. Isa adalah seorang guru biola, jadi alat musik itu harus terasa menyatu dengan diri saya,” ujarnya.
Chicco bahkan meluangkan banyak waktu untuk belajar dasar-dasar biola, dari notasi dasar seperti Do Re Mi, hingga mempelajari teknik bermain biola yang lebih kompleks. Selain belajar biola, Chicco juga menjalani proses pelatihan intensif selama dua bulan yang melibatkan workshop fisik, adegan perkelahian, serta dialek yang harus dikuasainya.
“Saya ikut workshop fisik, fighting, musik, dan dialek. Saya juga harus mempelajari logat Minang dan bahasa Belanda untuk peran ini,” jelas Chicco.
Pelatihan ini sangat intensif, dengan beberapa sesi workshop dilakukan setiap hari, termasuk latihan fisik dan latihan untuk menguasai logat dan bahasa yang digunakan oleh karakter Isa dalam film. Sebagai tambahan tantangan, dalam Perang Kota, Chicco harus memegang senjata kuno, sebuah pengalaman baru baginya.
“Saya memang pernah memegang senjata di film sebelumnya, tapi pengalaman kali ini terasa lain. Senjata yang digunakan Isa lebih tua, jadi ada aspek keselamatan yang harus lebih diperhatikan,” katanya.
Pengalaman ini sangat berbeda dengan film-film sebelumnya yang pernah ia bintangi, karena senjata yang digunakan dalam film ini memiliki desain yang lebih tradisional dan cara penggunaannya pun lebih rumit. Meski berlatar belakang era yang jauh berbeda, Chicco merasa ada kesamaan pribadi dengan karakter Guru Isa.
“Kami berdua adalah seorang suami dan ayah, yang berjuang demi keluarga,” ujar Chicco. Hal ini memberikan kedekatan emosional yang membuatnya lebih mudah untuk mendalami peran tersebut.
Proses riset yang dilakukannya pun menjadi salah satu cara untuk memahami lebih dalam tentang karakter Isa dan konteks sejarah yang ada pada zaman tersebut. Chicco juga banyak membaca literatur dari era 1940-an untuk lebih mendalami konteks sejarah yang ada dalam cerita.
“”Dari riset ini, saya memperoleh banyak pengetahuan sejarah,” tambahnya. Dengan riset ini, Chicco berharap bisa memberikan kedalaman pada peran Guru Isa dan memberikan gambaran yang lebih nyata tentang perjuangan di masa tersebut.
Perang Kota mengisahkan perjuangan Guru Isa, seorang pejuang yang ditugaskan untuk menghabisi pejabat tinggi kolonial Belanda demi kemerdekaan Indonesia. Dalam misinya, ia ditemani oleh muridnya, Hazil (Jerome Kurnia), yang diam-diam menaruh hati pada istri Isa, Fathima (Ariel Tatum).
Bersama-sama mereka menjalani misi yang penuh dengan konflik dan pengorbanan, yang tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga menguji emosi dan prinsip hidup mereka. Film ini, yang mengangkat tema perjuangan di masa pasca-kemerdekaan, menyajikan cerita yang penuh dengan konflik batin dan pengorbanan. (dda)