Manchester United depak Leicester City dan melaju ke babak 16 besar Piala FA 2025
Manchester United berhasil melaju ke babak kelima Piala FA 2025 setelah mengalahkan Leicester City dengan skor 2-1 di Old Trafford tadi malam. Kemenangan ini diraih berkat gol dramatis Harry Maguire di menit ke-93, yang sekaligus memupus harapan Leicester untuk melanjutkan kiprahnya di ajang tersebut.
Pertandingan berlangsung sengit sejak awal, dengan kedua tim menunjukkan determinasi tinggi untuk meraih kemenangan. Leicester City berhasil memimpin lebih dulu melalui gol sundulan Bobby De Cordova-Reid pada menit ke-42, memanfaatkan situasi kemelut di depan gawang United.
Manchester United yang tampil kurang meyakinkan di babak pertama, melakukan perubahan strategi setelah jeda. Masuknya Alejandro Garnacho memberikan dampak positif, dengan permainan yang lebih agresif dan terorganisir.
Usaha keras United membuahkan hasil pada menit ke-68 ketika Joshua Zirkzee, yang baru saja masuk sebagai pemain pengganti, berhasil menyamakan kedudukan. Gol ini memberikan semangat tambahan bagi tim tuan rumah untuk terus menekan pertahanan Leicester.
Hasil piala FA 2025 Manchester United vs Leicester City
Saat pertandingan tampak akan berakhir imbang dan menuju perpanjangan waktu, Harry Maguire muncul sebagai pahlawan. Memanfaatkan umpan dari tendangan bebas Bruno Fernandes, Maguire menyundul bola ke gawang Leicester pada menit ke-93, memastikan kemenangan bagi Manchester United.
Namun, gol tersebut menimbulkan kontroversi karena dalam tayangan ulang, Maguire tampak berada dalam posisi offside. Absennya teknologi VAR hingga babak kelima Piala FA membuat keputusan tersebut tidak dapat ditinjau ulang, sehingga gol tetap disahkan oleh wasit.
Manajer Leicester City, Ruud van Nistelrooy, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. Ia menilai timnya layak mendapatkan kesempatan untuk bermain di perpanjangan waktu, mengingat performa solid yang ditunjukkan sepanjang pertandingan.
Di sisi lain, manajer Manchester United, Ruben Amorim, mengakui bahwa timnya diuntungkan oleh keputusan tersebut. Ia juga menyoroti penampilan kurang maksimal anak asuhnya di babak pertama dan menekankan perlunya peningkatan performa di pertandingan selanjutnya.
Kemenangan ini menjadi angin segar bagi Manchester United yang sebelumnya mengalami periode kurang konsisten di kandang. Dengan hasil ini, mereka berharap dapat membangun momentum positif untuk menghadapi tantangan di kompetisi mendatang.
Sementara itu, bagi Leicester City, kekalahan ini menjadi pukulan berat. Mereka harus mengalihkan fokus ke kompetisi domestik lainnya dan memastikan bahwa performa mereka tetap stabil untuk sisa musim ini.
Performa impresif dari pemain pengganti seperti Garnacho dan Zirkzee menunjukkan kedalaman skuad Manchester United. Hal ini memberikan opsi lebih bagi Amorim dalam merotasi pemain dan menjaga kebugaran tim di tengah jadwal padat.
Namun, kontroversi terkait gol Maguire menyoroti pentingnya penggunaan teknologi VAR di semua babak kompetisi. Hal ini untuk memastikan keadilan dan menghindari keputusan yang merugikan salah satu pihak.
Para pengamat sepak bola, termasuk mantan pemain Roy Keane, mengkritik performa Manchester United di babak pertama yang dianggap kurang berenergi dan tidak menunjukkan determinasi yang diperlukan. Keane menekankan bahwa tim sebesar United seharusnya tampil dominan sejak awal pertandingan.
Di sisi lain, pujian diberikan kepada Leicester City yang mampu memberikan perlawanan sengit meskipun bermain di kandang lawan. Mereka menunjukkan organisasi permainan yang baik dan hampir saja memaksakan pertandingan ke perpanjangan waktu.
Kemenangan ini juga menandai pertemuan ketiga antara kedua tim di Old Trafford musim ini, dengan Manchester United memenangkan semua laga tersebut. Catatan ini menjadi sejarah tersendiri bagi kedua klub.
Harry Maguire, yang sebelumnya sering menjadi sorotan karena performa yang inkonsisten, kali ini menjadi pahlawan bagi timnya. Golnya di menit akhir membuktikan bahwa ia masih memiliki kontribusi penting bagi Manchester United.
Namun, Maguire juga harus menghadapi kritik terkait posisinya yang dianggap offside saat mencetak gol. Situasi ini menambah tekanan baginya untuk terus meningkatkan performa dan membuktikan kemampuannya.
Bagi Ruben Amorim, kemenangan ini memberikan sedikit kelegaan, namun ia menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan peningkatan performa tim, terutama menjelang fase krusial musim ini.
Sementara itu, Ruud van Nistelrooy harus mengangkat moral timnya setelah kekalahan yang mengecewakan ini. Ia perlu memastikan bahwa para pemainnya tetap fokus dan termotivasi untuk menghadapi pertandingan selanjutnya.
Pertandingan ini juga menjadi pengingat bagi otoritas sepak bola akan pentingnya teknologi dalam membantu pengambilan keputusan. Dengan adanya VAR, kontroversi seperti ini dapat diminimalisir, sehingga keadilan dalam pertandingan lebih terjamin.
Para pendukung Manchester United tentu berharap kemenangan dramatis ini menjadi titik balik bagi tim kesayangan mereka. Mereka ingin melihat performa yang lebih konsisten dan dominan di sisa musim ini.
Di lain pihak, fans Leicester City mungkin merasa kecewa, namun mereka dapat bangga dengan performa tim yang mampu memberikan perlawanan sengit. Harapan mereka adalah tim dapat bangkit dan meraih hasil positif di pertandingan mendatang.
Secara keseluruhan, pertandingan ini menunjukkan betapa kompetitifnya sepak bola Inggris, di mana hasil pertandingan bisa ditentukan hingga detik terakhir. Inilah yang membuat Piala FA selalu dinantikan oleh para pecinta sepak bola di seluruh dunia.
– Manchester United 2–1 Leicester City
– Leicester City: Bobby De Cordova-Reid (menit ke-42)
– Manchester United: Joshua Zirkzee (menit ke-68), Harry Maguire (menit ke-93)