Cara Memulai Investasi Saham untuk Pemula ala Lo Kheng Hong

Lo kheng hong

Lo Kheng Hong, sosok yang dijuluki Warren Buffett dari Indonesia, membagikan kiat-kiat penting untuk para pemula yang ingin sukses berinvestasi saham.

Investor legendaris ini memulai perjalanan investasinya sejak usia 30 tahun, ketika masih bekerja sebagai staf tata usaha di sebuah bank.

Meski memulai dari nol, ketekunan dan kedisiplinan Lo Kheng Hong dalam menyisihkan penghasilannya untuk membeli saham akhirnya membuahkan hasil.

Kini, ia dikenal sebagai salah satu investor individu paling sukses dan disegani di Indonesia.

Berbekal pengalaman puluhan tahun di dunia investasi, Lo Kheng Hong membagikan enam prinsip utama yang menurutnya wajib dipahami oleh siapa pun yang ingin terjun ke pasar saham, terutama bagi para pemula.

Lo kheng hong

Lo Kheng Hong berbagi tips investasi saham untuk pemula: Fokus pada laporan keuangan dan manajemen perusahaan yang jujur.

1. Jangan Panik Saat Pasar Bergejolak

Menurut Lo, salah satu kunci sukses dalam berinvestasi saham adalah tetap tenang saat pasar sedang gonjang-ganjing.

Ia menekankan bahwa momen penurunan harga saham justru adalah peluang emas bagi investor cerdas.

“Dana asing kabur, harga saham blue chip turun banyak. Artinya sedang terjadi hujan emas di Bursa Efek Indonesia.

Ambillah ember yang besar untuk menampung hujan emas di sana,” ujar Lo Kheng Hong dalam wawancara bersama Katadata.co.id.

Lo menegaskan bahwa saham perusahaan dengan laba besar dan dividen tinggi adalah “emas” yang harus dimanfaatkan saat harga sedang turun.

2. Rajin Membaca Laporan Keuangan

Lo Kheng Hong menekankan pentingnya membiasakan diri membaca laporan keuangan perusahaan.

Menurutnya, laporan tahunan, laporan keuangan kuartalan, hingga susunan direksi, komisaris, dan pemegang saham mayoritas wajib diperhatikan sebelum membeli saham.

Investor dapat mengakses laporan ini melalui situs resmi perusahaan atau laman Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.

Cukup ketikkan kode saham perusahaan yang ingin ditelusuri, lalu pilih menu “Laporan Keuangan dan Tahunan” untuk mengunduh datanya.

Dengan memahami laporan keuangan, investor dapat menilai kesehatan keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan tersebut.

3. Tinjau Rekam Jejak Manajemen Perusahaan

Selain data keuangan, kualitas kepemimpinan dalam sebuah perusahaan juga harus menjadi perhatian utama.

Lo menyarankan investor untuk meneliti reputasi direksi, komisaris, serta pemegang saham mayoritas.

Ia hanya mau berinvestasi di perusahaan yang dipimpin oleh orang-orang jujur, profesional, dan bersih dari rekam jejak pidana.

“Kalau mereka bukan orang baik, suka mengambil uang perusahaan untuk memperkaya diri sendiri, tentu saya tidak mau beli,” kata Lo, dikutip dari Antara.

Integritas manajemen menjadi faktor vital yang memengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan.

4. Bersabar Adalah Kunci

Investasi saham bukanlah jalan instan menuju kekayaan. Lo Kheng Hong menegaskan, investor harus punya kesabaran tinggi untuk menunggu nilai saham bertumbuh seiring waktu.

Ia mengingatkan, dulu dirinya juga pernah mengalami kerugian saat baru belajar investasi.

Salah satunya, saat ia membeli saham saat Initial Public Offering (IPO) dengan harapan cepat cuan, namun justru mengalami kerugian karena tidak sabar.

“Saham butuh waktu untuk bertumbuh. Jangan berharap keuntungan instan,” pesan Lo.

5. Terus Belajar dari Buku-buku Investasi

Lo menyarankan agar para pemula memperkaya wawasan tentang investasi dengan membaca buku-buku saham, terutama karya-karya yang terinspirasi dari Warren Buffett.

Beberapa buku yang direkomendasikan adalah The Intelligent Investor karya Benjamin Graham dan The Warren Buffett Way karya Robert G. Hagstrom. Buku-buku ini mengajarkan prinsip dasar investasi berbasis nilai yang sudah terbukti berhasil.

Sebagai informasi, menurut Forbes, kekayaan bersih Warren Buffett saat ini mencapai USD 165,4 miliar (setara Rp2.776 triliun), menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia per April 2025.

6. Cerdas Memilih Waktu Beli dan Jual

Lo Kheng Hong juga membagikan prinsip sederhana namun powerful soal kapan waktu yang tepat membeli dan menjual saham.

Ia mengibaratkannya dengan istilah “BPJS” alias beli pagi jual sore, namun dalam konteks fundamental yang kuat.

Artinya, beli saham saat harga murah — biasanya ketika sentimen pasar sedang negatif — lalu jual saat harga sudah naik setelah fundamental perusahaan membaik.

Namun, prinsip ini tetap harus dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang fundamental perusahaan. Jangan asal ikut-ikutan beli atau jual tanpa alasan yang kuat.

Memulai investasi saham memang penuh tantangan, namun dengan prinsip yang tepat, peluang untuk sukses terbuka lebar.

Seperti yang dicontohkan Lo Kheng Hong, kunci utama adalah sabar, rajin belajar, disiplin, dan selalu fokus pada kualitas perusahaan, bukan sekadar tren pasar sesaat.

Bagi kamu yang baru mulai, jangan terburu-buru ingin cepat kaya. Jadikan perjalanan investasi ini sebagai proses belajar yang konsisten.

Siapa tahu, suatu hari nanti, kamu bisa mengikuti jejak Lo Kheng Hong sebagai investor saham sukses di Indonesia!(vip)